KPPAD Soroti Muda-mudi Berpasangan
Manfaatkan Sucinya Malam Siwaratri
GIANYAR, NusaBali
Hujan yang mengguyur saat perayaan malam Siwaratri, Senin (15/1) malam, tak menghalangi antusias muda-mudi di Gianyar melakukan sembahyang keliling ke pura pura. Namun, cukup banyak muda-mudi yang keliru memanfaatkan malam suci perenungan dosa ini.
Hal itu disampaikan Komisioner Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPD) Bali Kadek Ariyasa, Selasa (16/1). Dia mengaku sengaja memantau lokasi-lokasi yang dijadikan ajang kumpul-kumpul. Bahkan tak jarang dia mengintip segelintir muda-mudi yang pacaran, padahal mereka berpakaian sembahyang. Ariyasa pun menyayangkan salah satu jenis kekeliruan perayaan malam Siwatari itu.
"Sembari sembahyang di Pura Taman Pule, Desa Mas, saya perhatikan gerak-gerik muda-mudi. Banyak yang konsentrasi saat sembahyang. Tapi banyak pula yang mojok di lapangan, layaknya pacaran," jelasnya, Selasa (16/1).
Menurutnya, muda-mudi yang seperti itu kurang mendapat pengawasan dari orangtua maupun masyarakat. Sehingga kesannya saat malam Siwaratri sering dijadikan alasan untuk begadang, kumpul-kumpul dan ngerumpi di area pura. "Mungkin juga ada beberapa anak yang sekedar pamit keluar rumah dengan alasan sembahyang Siwaratri bersama teman sekolah. Tapi nyatanya keluyuran entah kemana," ujarnya.
Ariyasa melihat tidak banyak masyarakat ataupun orang tua yang mau peduli atas kondisi ini. “Apakah para orangtua akan terus membiarkan anak-anak generasi penerus menjadikan hari suci agama sebagai ajang hal yang negatif?,” ujarnya.
Tidak hanya pacaran, beberapa di antaranya juga menjadikan kesempatan untuk naik sepeda motor lebih bebas. Sehingga mereka leluasa pergi ke pantai atau ke tempat-tempat yang diinginkan. Sebagai komisioner KPPAD bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Ariyasa berharap para orangtua, para guru, tokoh masyarakat adat dari tingkat desa sampai kabupaten kota agar menjadikan hal ini sebagai perhatian yang cukup serius. “Karena menyangkut masalah perlindungan anak termasuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak,” terangnya. Tidak itu saja, pihaknya berharap malam Siwaratri ini jangan sampai tercoreng dengan kegiatan anak-anak di luar persembahyangan dan melakukan tapa semedi.*nvi
Hal itu disampaikan Komisioner Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPD) Bali Kadek Ariyasa, Selasa (16/1). Dia mengaku sengaja memantau lokasi-lokasi yang dijadikan ajang kumpul-kumpul. Bahkan tak jarang dia mengintip segelintir muda-mudi yang pacaran, padahal mereka berpakaian sembahyang. Ariyasa pun menyayangkan salah satu jenis kekeliruan perayaan malam Siwatari itu.
"Sembari sembahyang di Pura Taman Pule, Desa Mas, saya perhatikan gerak-gerik muda-mudi. Banyak yang konsentrasi saat sembahyang. Tapi banyak pula yang mojok di lapangan, layaknya pacaran," jelasnya, Selasa (16/1).
Menurutnya, muda-mudi yang seperti itu kurang mendapat pengawasan dari orangtua maupun masyarakat. Sehingga kesannya saat malam Siwaratri sering dijadikan alasan untuk begadang, kumpul-kumpul dan ngerumpi di area pura. "Mungkin juga ada beberapa anak yang sekedar pamit keluar rumah dengan alasan sembahyang Siwaratri bersama teman sekolah. Tapi nyatanya keluyuran entah kemana," ujarnya.
Ariyasa melihat tidak banyak masyarakat ataupun orang tua yang mau peduli atas kondisi ini. “Apakah para orangtua akan terus membiarkan anak-anak generasi penerus menjadikan hari suci agama sebagai ajang hal yang negatif?,” ujarnya.
Tidak hanya pacaran, beberapa di antaranya juga menjadikan kesempatan untuk naik sepeda motor lebih bebas. Sehingga mereka leluasa pergi ke pantai atau ke tempat-tempat yang diinginkan. Sebagai komisioner KPPAD bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Ariyasa berharap para orangtua, para guru, tokoh masyarakat adat dari tingkat desa sampai kabupaten kota agar menjadikan hal ini sebagai perhatian yang cukup serius. “Karena menyangkut masalah perlindungan anak termasuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak,” terangnya. Tidak itu saja, pihaknya berharap malam Siwaratri ini jangan sampai tercoreng dengan kegiatan anak-anak di luar persembahyangan dan melakukan tapa semedi.*nvi
1
Komentar