Bupati Karangasem Rayakan Siwaratri Bersama Krama Subagan
Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri merayakan Siwaratri bersama krama Desa Pakraman Subagan di Banjar Gede, Desa Pakraman Subagan, Kecamatan Karangasem pada Soma Kliwon Uye, Senin (15/1) malam.
AMLAPURA, NusaBali
Di kesempatan itu, Bupati Mas Sumatri memotivasi semangat spiritual krama dan pentingnya mempererat persaudaraan di internal Desa Pakraman Subagan sesuai konsep Tri Hita Karana.
Upacara Siwaratri di Desa Pakraman Subagan dipuput Ida Pedanda Istri Jelantik dari Gria Kemenuh, Banjar Geria, Desa Pakraman Subagan. Sembahyang Siwaratri di Desa Pakraman Subagan turut dihadiri staf ahli Bupati Karangasem I Wayan Sutapa, Asisten III Setda Karangasem I Wayan Purna, Kepala Dinas Kebudayaan I Putu Arnawa, Direktur PDAM I Gusti Made Singarsi, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ni Made Santikawati, Kabag Kesra I Gede Basma, Kabag Humas dan Protokol I Gede Wastika Suta Dewa, Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah I Made Sujana Erawan, Sekretaris Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah Siki Ngurah, Lurah Subagan Ni Kadek Dwi Kartini dan tokoh masyarakat setempat.
Bupati Mas Sumatri mengajak krama memahami pentingnya mengimplementasikan Tri Hita Karana, hubungan umat dengan Ida Sang Hyang Widhi agar tetap terjaga, hubungan antar umat agar harmonis dan hubungan dengan alam agar tetap terjaga bersih dan rindang. “Rutin menggelar ritual, rukun manyama braya, lingkungan terjaga bersih, itulah harapan kita. Agar ke depan Desa Pakraman Subagan jadi contoh,” harap Bupati Mas Sumatri. Pada kesempatan itu, Bupati Mas Sumatri menyerahkan dana punia Rp 10 juta yang diterima Kelian Banjar Adat Gede I Gusti Putu Selat disusul dana punia dari Direktur PDAM Gusti Singarsi Rp 5 juta.
Penasihat Desa Pakraman Subagan, I Gusti Made Tusan, juga mengingatkankrama dalam merayakan Siwaratri tidak hanya sekadar begadang semalam suntuk. Terpenting membangun kesadaran diri, juga memupuk persatuan antar-krama yang mewilayahi 9 banjar adat. “Sesungguhnya Siwaratri adalah malam pelebur kegelapan dalam diri, menuju jalan terang,” jelas Gusti Tusan. Dikatakan, ada empat kegiatan pada Siwaratri yakni menggelar persembahyangan, monabrata (tanpa bicara 12 jam), jagra (tidak tidur semalam), dan upawasa (puasa 12 jam). *k16
Upacara Siwaratri di Desa Pakraman Subagan dipuput Ida Pedanda Istri Jelantik dari Gria Kemenuh, Banjar Geria, Desa Pakraman Subagan. Sembahyang Siwaratri di Desa Pakraman Subagan turut dihadiri staf ahli Bupati Karangasem I Wayan Sutapa, Asisten III Setda Karangasem I Wayan Purna, Kepala Dinas Kebudayaan I Putu Arnawa, Direktur PDAM I Gusti Made Singarsi, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ni Made Santikawati, Kabag Kesra I Gede Basma, Kabag Humas dan Protokol I Gede Wastika Suta Dewa, Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah I Made Sujana Erawan, Sekretaris Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah Siki Ngurah, Lurah Subagan Ni Kadek Dwi Kartini dan tokoh masyarakat setempat.
Bupati Mas Sumatri mengajak krama memahami pentingnya mengimplementasikan Tri Hita Karana, hubungan umat dengan Ida Sang Hyang Widhi agar tetap terjaga, hubungan antar umat agar harmonis dan hubungan dengan alam agar tetap terjaga bersih dan rindang. “Rutin menggelar ritual, rukun manyama braya, lingkungan terjaga bersih, itulah harapan kita. Agar ke depan Desa Pakraman Subagan jadi contoh,” harap Bupati Mas Sumatri. Pada kesempatan itu, Bupati Mas Sumatri menyerahkan dana punia Rp 10 juta yang diterima Kelian Banjar Adat Gede I Gusti Putu Selat disusul dana punia dari Direktur PDAM Gusti Singarsi Rp 5 juta.
Penasihat Desa Pakraman Subagan, I Gusti Made Tusan, juga mengingatkankrama dalam merayakan Siwaratri tidak hanya sekadar begadang semalam suntuk. Terpenting membangun kesadaran diri, juga memupuk persatuan antar-krama yang mewilayahi 9 banjar adat. “Sesungguhnya Siwaratri adalah malam pelebur kegelapan dalam diri, menuju jalan terang,” jelas Gusti Tusan. Dikatakan, ada empat kegiatan pada Siwaratri yakni menggelar persembahyangan, monabrata (tanpa bicara 12 jam), jagra (tidak tidur semalam), dan upawasa (puasa 12 jam). *k16
Komentar