Napi Suciawan Kabur Masih Buron
Keberadaan narapidana (napi) Putu Suciawan yang kabur dari Rutan Kelas IIB Gianyar, hingga Minggu (21/1), jadi buron alias pencarian petugas.
GIANYAR , NusaBali
Petugas Rutan dibantu Polres Gianyar masih memburu napi kasus penipuan itu. Plh Kepala Rutan Gianyar Made Astra mengatakan Suciawan masih dalam pengejaran penuh dari petugas gabungan. Namun memang belum ada tanda-tanda tentang keberadaan napi asal Buleleng itu. “ Ya belum ada perkembangan, pengejaran masih terus dilakukan, “ ucapnya, Minggu (21/1).
Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan petugas Rutan dan Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) di Lombok dan Jawa. Namun hingga kini belum ada tanda-tanda napi dengan bekas luka di tangan kirinya itu, terpantau. “Koordinasi dengan petugas di luar Bali sudah inten dilakukan, termasuk penyebaran gambar DPO (daftar pencarian orang), tapi memang belum ada terdeteksi, “ katanya.
Ciri-ciri napi kabur itu, yakni tinggi badan 162 cm, berat 65 kg. Raut muka lonjong dengan rambut ikal. Ada bekas tato di lengan kirinya. Selain itu, telunjuk dan jari tengah napi berpendidikan SD ini tidak bisa digerakkan alias kaku. Disinggung terkait kedisiplinan penjagaan di internal Rutan Kelas II B, Made Astra mengaku setiap hari dilakukan penegasan SOP (standar operasi prosedur) terhadap para petugas, antara lain pengecekan lingkungan Rutan di Jalan Ngurah Rai, Kota Gianyar ini secara rutin. “ Ya sebelumnya kan juga ada tahanan yang kabur dengan membobol plafon, tapi dia sudah tertangkap kembali, “ katanya.
Aparat kepolisian juga turun membantu pengejaran napi kabur itu. Kasat Reskrim Polres Gianyar AKP Marzel Doni menegaskan jajarannya masih berupaya keras memburu keberadaan napi yang kabur sejak Rabu 7 September 2017 itu. "Anggota masih bergerak di lapangan, mohon doanya saja semoga cepat tertangkap," jelasnya.
Apakah Suciawan sudah keluar Bali? AKP Marzel Doni belum bisa memastikan hal tersebut. Namun sampai saat ini belum ada laporan yang menyebut Suciawan sudah menyeberang ke luar Bali. "Belum ada laporan, petugas di pelabuhan dan perbatasan lainnya juga terus siaga, " tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Suciawan kabur dari Rutan Kelas II B Gianyar, Kamis (7/9/2017), setelah mengecoh petugas Rutan. Awalnya, Suciawan dan napi Ketut Wirayuda mendapat izin keluar Rutan untuk membeli sound musik. Mereka dikawal petugas Rutan, dua napi ini berangkat menggunakan mobil dinas menuju toko alat musik di seputaran Renon, Denpasar.
Usai membeli peralatan itu, mereka ternyata tidak langsung balik ke Rutan Gianyar, melainkan menuju ke seputaran Ubud. Hal ini dilakukan atas permohonan Suciawan yang ingin menemui temannya. Permohonan ini dikabulkan petugas Rutan Gianyar. Setiba di Ubud, diduga Suciawan diizinkan keluar sendiri tanpa pengawalan. Sementara petugas rutan dan narapidana Ketut Wirayuda menunggu di mobil. Selang 20 menit Suciawan tak kunjung kembali. Suciawan menjalani hukuman sejak 19 Nopember 2016.*nvi
Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan petugas Rutan dan Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) di Lombok dan Jawa. Namun hingga kini belum ada tanda-tanda napi dengan bekas luka di tangan kirinya itu, terpantau. “Koordinasi dengan petugas di luar Bali sudah inten dilakukan, termasuk penyebaran gambar DPO (daftar pencarian orang), tapi memang belum ada terdeteksi, “ katanya.
Ciri-ciri napi kabur itu, yakni tinggi badan 162 cm, berat 65 kg. Raut muka lonjong dengan rambut ikal. Ada bekas tato di lengan kirinya. Selain itu, telunjuk dan jari tengah napi berpendidikan SD ini tidak bisa digerakkan alias kaku. Disinggung terkait kedisiplinan penjagaan di internal Rutan Kelas II B, Made Astra mengaku setiap hari dilakukan penegasan SOP (standar operasi prosedur) terhadap para petugas, antara lain pengecekan lingkungan Rutan di Jalan Ngurah Rai, Kota Gianyar ini secara rutin. “ Ya sebelumnya kan juga ada tahanan yang kabur dengan membobol plafon, tapi dia sudah tertangkap kembali, “ katanya.
Aparat kepolisian juga turun membantu pengejaran napi kabur itu. Kasat Reskrim Polres Gianyar AKP Marzel Doni menegaskan jajarannya masih berupaya keras memburu keberadaan napi yang kabur sejak Rabu 7 September 2017 itu. "Anggota masih bergerak di lapangan, mohon doanya saja semoga cepat tertangkap," jelasnya.
Apakah Suciawan sudah keluar Bali? AKP Marzel Doni belum bisa memastikan hal tersebut. Namun sampai saat ini belum ada laporan yang menyebut Suciawan sudah menyeberang ke luar Bali. "Belum ada laporan, petugas di pelabuhan dan perbatasan lainnya juga terus siaga, " tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Suciawan kabur dari Rutan Kelas II B Gianyar, Kamis (7/9/2017), setelah mengecoh petugas Rutan. Awalnya, Suciawan dan napi Ketut Wirayuda mendapat izin keluar Rutan untuk membeli sound musik. Mereka dikawal petugas Rutan, dua napi ini berangkat menggunakan mobil dinas menuju toko alat musik di seputaran Renon, Denpasar.
Usai membeli peralatan itu, mereka ternyata tidak langsung balik ke Rutan Gianyar, melainkan menuju ke seputaran Ubud. Hal ini dilakukan atas permohonan Suciawan yang ingin menemui temannya. Permohonan ini dikabulkan petugas Rutan Gianyar. Setiba di Ubud, diduga Suciawan diizinkan keluar sendiri tanpa pengawalan. Sementara petugas rutan dan narapidana Ketut Wirayuda menunggu di mobil. Selang 20 menit Suciawan tak kunjung kembali. Suciawan menjalani hukuman sejak 19 Nopember 2016.*nvi
1
Komentar