Pasokan Gabah ke Penggilingan Padi Menurun
Lonjakan harga beras yang masih bertahan sampai saat ini, terjadi dari pangkalnya.
SINGARAJA, NusaBali
Salah satu penyebab menurunnya pasokan gabah yang masuk ke penggilangan padi hingga mencapai 50 persen. Penurunan pasokan gabah ke penggilingan padi tahun ini adalah yang tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Seorang pengepul gabah di Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Buleleng Ketut Sukadani, mengatakan pasokan gabah yang masuk ke penggilingannya tahun awal tahun ini menurun drastis. Dipanen ketiga tahun 2017 itu ia hanya menerima kiriman gabah dari petani setengah dari jumlah biasanya.
“Kalau yang satu hektar biasanya masuk 5 ton gabah, sekarang hanya setengahnya saja,” kata dia.
Penurunan pasokan gabah di Buleleng dikatakan olehnya karena hasil panen petani padi di panen ketiga tidak bagus. Beberapa petani mengalami gagal panen. Selain itu cuaca yang kurang bersahabat belakangan ini juga membuat kadar air pada gabah sangat tinggi. Sehingga diperlukan proses pengeringan padi dengan mesin pengering gabah.
Sedangkan di Buleleng sendiri, tempat pengeringan gabah dengan mesin pengering sangat minim. Hal tersebut mengakibatkan banyak gabah dari Buleleng yang terkirim ke luar Bali. Krisis gabah itu juga disebut Sukadani menjadi penyebab melonjaknya harga beras. Ia sebagai pengepul setelah memproses gabahnya menjadi beras, untuk kualitas beras premium dijual dengan harga Rp 11-12 ribu kepada pedagang.
Harga itu pun disebut akan meningkat saat dijual kepada konsumen. Kini harga beras premium dipasaran masih berkisar Rp 12.000-12.500 per kilogramnya. Sementara itu dari pengalaman di tahun-tahun sebelumnya kondisi itu akan berlangsung hingga bulan Pebruari. Selanjutnya pasokan gabah akan meningkat di bulan Maret saat panen raya dan akan mengimbas pada kestabilan harga beras.
“Setiap tahun memang di awal begini, karena puncak musim hujan pasti saja ada yang gagal panen. Harga beras juga tiap tahun selalu naik. Tapi biasanya Maret pasokan gabah dan beras kembali normal. Biasanya Maret petani panen raya,” pungkas dia.*k23
Salah satu penyebab menurunnya pasokan gabah yang masuk ke penggilangan padi hingga mencapai 50 persen. Penurunan pasokan gabah ke penggilingan padi tahun ini adalah yang tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Seorang pengepul gabah di Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Buleleng Ketut Sukadani, mengatakan pasokan gabah yang masuk ke penggilingannya tahun awal tahun ini menurun drastis. Dipanen ketiga tahun 2017 itu ia hanya menerima kiriman gabah dari petani setengah dari jumlah biasanya.
“Kalau yang satu hektar biasanya masuk 5 ton gabah, sekarang hanya setengahnya saja,” kata dia.
Penurunan pasokan gabah di Buleleng dikatakan olehnya karena hasil panen petani padi di panen ketiga tidak bagus. Beberapa petani mengalami gagal panen. Selain itu cuaca yang kurang bersahabat belakangan ini juga membuat kadar air pada gabah sangat tinggi. Sehingga diperlukan proses pengeringan padi dengan mesin pengering gabah.
Sedangkan di Buleleng sendiri, tempat pengeringan gabah dengan mesin pengering sangat minim. Hal tersebut mengakibatkan banyak gabah dari Buleleng yang terkirim ke luar Bali. Krisis gabah itu juga disebut Sukadani menjadi penyebab melonjaknya harga beras. Ia sebagai pengepul setelah memproses gabahnya menjadi beras, untuk kualitas beras premium dijual dengan harga Rp 11-12 ribu kepada pedagang.
Harga itu pun disebut akan meningkat saat dijual kepada konsumen. Kini harga beras premium dipasaran masih berkisar Rp 12.000-12.500 per kilogramnya. Sementara itu dari pengalaman di tahun-tahun sebelumnya kondisi itu akan berlangsung hingga bulan Pebruari. Selanjutnya pasokan gabah akan meningkat di bulan Maret saat panen raya dan akan mengimbas pada kestabilan harga beras.
“Setiap tahun memang di awal begini, karena puncak musim hujan pasti saja ada yang gagal panen. Harga beras juga tiap tahun selalu naik. Tapi biasanya Maret pasokan gabah dan beras kembali normal. Biasanya Maret petani panen raya,” pungkas dia.*k23
1
Komentar