Korban Disekap di Hutan Gilimanuk
Kedua pelaku berkedok numpang mobil jasa angkutan pribadi dari Bandara Ngurah Rai ke Banyuwangi dengan ongkos Rp 550.000.
Begal Kakak Adik Beraksi di Bali
NEGARA, NusaBali
Dua pelaku begal yang masih bersaudara sepupu, Zainal Arifin, 36, dan Wahyu Susanto, 26, ditangkap polisi di Pelabuhan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, Senin (1/2) subuh. Mereka diringkus sesaat setelah merampas mobil jasa angkutan pribadi yang ditumpanginya dari Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung dengan menganiaya dan sekap sopirnya di tengah hutan kawasan Gilimanuk.
Pelaku Zainal Arifin (beralamat di Jalan Nan Tongga Nomor 11 Desa Paut Barat, Kecamatan Pariman Tengah, Sumatra Barat) dan Wahyu Susanto (beralamat di Kapas Madya 3-f Nomor 15 RT/RW 012/001, Kelurahan Kapas Madya Baru, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur) ditangkap di Pelabuhan Gilimanuk, Senin subuh sekitar pukul 05/15 Wita. Sedangkan mobil hasil rampasannya, Toyota All New Avansa nopol DK 1354 AV, sudah berada di dalam kapal yang akan menyeberangkannya ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
Penangkapan kedua pelaku bersaudara sepupu yang sudah beberapa tahun tinggal di Bali ini dilakukan polisi berkat inisiatif korban Eko Heri Purwanto, 44, pengemudi mobil Avanza DK 1354 AV yang 15 menit sebelumnya sempat pura-pura pingsan saat dianiaya dan disekap di kawasan hutan Lingkungan Penginuman, Kelurahan Gilimanuk. Sopir mobil jasa angkutan pribadi asal Jalan Pamogan Gang Anggrek XI/9 Denpasar Selatan inilah yang lapor polisi dan ikut mengejar pelaku ke Pelabuhan Gilimanuk.
Informasi di lapangan, aksi begal yang disertai menganiaya dan sekap korbannya ini berawal dari transaksi di bandara Internasional Ngurah Rai, Minggu (31/1) tengah malam sekitar pukul 24.00 Wita. Sebelum transaksi, pelaku Zainal Arifin dan Wahyu Susanto sudah merencanakan aksinya. Dua begal kakak adik sepupu ini sengaja mencari mangsa penyedia jasa angkutan mobil pribadi di Bandara Internasional Ngurah Rai.
Kedua pelaku malam itu datang ke Bandara Ngurah Rai dengan naik sepeda motor berboncengan, lalu mencari mangsa seolah-olah baru saja turun di bandra lengkap dengan membawa tas ransel. Mereka sudah melakukan persiapan dengan membawa tali plastik dan lakban ini segala, untuk dipoakai menyekap korban.
Nah, Senin dinihari sekitar pukul 02.00 Wita, kedua begal bersaudara sepupu ini memilih mobil Avansa DK 1354 AV sebagai mangsanya. Mereka stop mobil jasa angkutan pribadi yang dikemudikan Eko Heri Purwanto, lalu ditumpangi menuju Pelabuhan Gilimanuk. Kepada korban, mereka meminta agar diantar menyeberang sampai ke Banyuwangi, Jawa Timur dengan kesepakatan ongkos Rp 550.000. Sesuai kesepakatan, ongkos angkutan baru akan dibayar setelah sampai tujuan, Banyuwangi.
Tanpa curiga, koran Eko Heri Purwanto mengemudikan Avansa DK 1354 AV yang ditumpangi kedua pelaku menjuju Gilimanuk. Kedua pelaku tidak langsung melancarkan aksinya setelah berada di dalam mobil. Batulah setelah perjalanan sampai di di Desa Perancak, Kecamtan Jembrana sekitar pukul 04.00 Wita, keua pelaku memulai aksinya.
Ketika itu, kedua pelaku minta mobil dihentikan sejenak di sekitar persawahan kawasan Desa Perancak, dengan dalih untuk kencing. Pelaku Zainal Arifin saat itu berupaya mengalihkan perhatian korban Eko Heri. Sedangkan pelaku Wahyu Susanto lakukan tambahan persiapan dengan mengambil sebatang potongan kayu panjang 90 centimeter yang ditemukan di lokasi. Potongan kayu ini kemudian disembunyikan di bawah jok mobil bagian tengah.
Habis itu, perjalanan dilanjutkan kembali menuju Pelabuhan Gilimanuk. Namun, begitu sampai kawasan hutan Lingkungan Penginuman, Kelurahan Gilimanuk, Senin subuh sekitar pukul 05.00 Wita, kedua pelaku langsung beraksi. Diawali pelaku Zainal Arifin yang duduk di sebelah sopir, meminta agar korban menghentikan mobilnya, dengan dalih mabuk dan mau muntah. Begitu mobil menepi, kedua pelaku turun, sementara korban Eko Heri tetap berada di dalam mobilnya dengan kondisi mesin hidup.
Pelaku Wahyu Susanto awalnya berpura-pura keluar untuk menengok kakak sepupunya, Zainal Arifin, yang mengaku hendak muntah. Ternyata, kedua pelaku kakak adik keluar untuk siapkan rencana bertukar tempat duduk. Kemudian, pelaku Zainal Arifin yang duduk di jok tengah (belakang sopir atau korban), sedangkan Wahyu Susanto duduk di samping korban.
Nah, saat baru naik kembali ke modil sambil tukar tempat duduk itulah, pelaku Zainal Arifin langsung mencekik korban Eko Heri dari belakang. Korban sempat berusaha menekan klakson, namun upayanya langsung dihadang pelaku Wahyu Susanto yang duduk di sebelahnya. Bahkan, pelaku Wahyu Susanto juga melayangkan 5 kali pukulan ke wajah korban. Pada saat bersamaan, pelaku Zainal Arifin yang duduk di jok tengah juga mengambil potongan kayu seraya menghantamkannya 3 kali ke kepala korban.
Selanjutnya...
Komentar