105 Koperasi di KRB Kesulitan Gelar RAT
Sebanyak 105 koperasi di KRB (kawasan rawan bencana) kesulitan menggelar RAT (rapat anggota tahunan).
AMLAPURA, NusaBali
Penyebabnya, anggota koperasi dan pengurusnya mengungsi. Apalagi yang ada di KRB III, sebanyak 19 koperasi kantornya berpindah. Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Karangasem, I Gede Yudiantara, mengatakan, koperasi yang kesulitan RAT yakni 19 koperasi di KRB III, 63 koperasi di KRB II, dan 25 koperasi di KRB I. Hanya dua koperasi yang telah menggelar RAT berasal dari KRB I masing-masing Koperasi Minajaya di Desa Sukadana, Kecamatan Kubu dan Koperasi Wana Giri di Desa Tianyar Timur, Kecamatan Kubu. “Sehingga tersisa 105 koperasi yang belum bisa menggelar RAT berasal dari KRB,” kata Yudiantara, Senin (22/1).
Yudiantara tetap optimis, berupaya mengoptimalkan koperasi menggelar RAT hingga Maret 2018. “Kami telah memulai melaksanakan RAT, dari 283 koperasi aktif, 27 koperasi melaksanakan RAT,” terangnya. Disebutkan, di Karangasem semula ada 338 koperasi, termasuk 5 koperasi yang baru berdiri. Dari 338 koperasi itu, sebanyak 24 koperasi telah dibubarkan dan 31 koperasi tidak aktif. Tugas ke depan, selain membina koperasi yang tidak aktif agar bangkit lagi dan memotivasi koperasi yang aktif segera menggelar RAT. Sebab RAT sangat penting sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada anggota.
Terpisah, Ketua Dekopinda (Dewan Koperasi Indonesia Daerah) Karangasem, I Gede Ngurah Indrayana, mengaku optimis semua koperasi bisa RAT, walau sebagian berlokasi di KRB. Terbukti, Koperasi Minajaya di Desa Sukadana, Kecamatan Kubu telah RAT dengan aset dan SHU (sisa hasil usaha) mengalami kenaikan. Hanya saja, Koperasi Wana Giri di Desa Tianyar Timur, Kecamatan Kubu, saat RAT dilaksanakan terungkap aset dan SHU menurun. Sebelumnya SHU Rp 27 juta, turun jadi Rp 15 juta. “Bisa laksanakan RAT, walau dengan cara sederhana. Penyebabnya banyak anggota koperasi jadi buruh galian C, sedangkan aktivitas galian C banyak yang tutup. *k16
Yudiantara tetap optimis, berupaya mengoptimalkan koperasi menggelar RAT hingga Maret 2018. “Kami telah memulai melaksanakan RAT, dari 283 koperasi aktif, 27 koperasi melaksanakan RAT,” terangnya. Disebutkan, di Karangasem semula ada 338 koperasi, termasuk 5 koperasi yang baru berdiri. Dari 338 koperasi itu, sebanyak 24 koperasi telah dibubarkan dan 31 koperasi tidak aktif. Tugas ke depan, selain membina koperasi yang tidak aktif agar bangkit lagi dan memotivasi koperasi yang aktif segera menggelar RAT. Sebab RAT sangat penting sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada anggota.
Terpisah, Ketua Dekopinda (Dewan Koperasi Indonesia Daerah) Karangasem, I Gede Ngurah Indrayana, mengaku optimis semua koperasi bisa RAT, walau sebagian berlokasi di KRB. Terbukti, Koperasi Minajaya di Desa Sukadana, Kecamatan Kubu telah RAT dengan aset dan SHU (sisa hasil usaha) mengalami kenaikan. Hanya saja, Koperasi Wana Giri di Desa Tianyar Timur, Kecamatan Kubu, saat RAT dilaksanakan terungkap aset dan SHU menurun. Sebelumnya SHU Rp 27 juta, turun jadi Rp 15 juta. “Bisa laksanakan RAT, walau dengan cara sederhana. Penyebabnya banyak anggota koperasi jadi buruh galian C, sedangkan aktivitas galian C banyak yang tutup. *k16
1
Komentar