Hujan Deras, Jalan dan Jembatan Jebol
Jalan di Banjar Periyukti, Desa Wanasari, Tabanan, jebol mengakibatkan distribusi sayur petani setempat terhambat.
TABANAN, NusaBali
Jalan penghubung Banjar Periyukti dan Banjar Wanasari Tengah, Desa Wanasari, Kecamatan/Kabupaten Tabanan, jebol. Akibatnya kendaraan roda empat tidak bisa lewat, sehingga mengganggu distribusi sayur mayur produksi petani setempat.
Jalan jebol sepanjang 5 meter dan lebar 1 meter itu tepat ada di Banjar Periyukti, Desa Wanasari, Tabanan. Jalan ini pun bisa menghubungkan ke Desa Subamia, Kecamatan Tabanan dan tembus ke kota Tabanan dekat Terminal Pesiapan. Salah seorang warga setempat, I Wayan Sudastra, 59, mengatakan jalan jebol pada Selasa (23/1) pagi sekitar pukul 04.00 Wita. Ketika itu ada warga yang hendak mengangkut sayur menggunakan mobil tetapi tidak bisa melintas, karena didapati setengah badan jalan jebol. “Jalan jebol setengah, masih bisa dilalui oleh sepeda motor,” jelasnya.
Dijelaskannya, jebolnya jalan penghubung dua desa ini karena tanahnya labil, dan seharian diguyur hujan deras. Di samping itu juga dibawah jalan merupakan sungai Yeh Dulang. “Jadi di bawahnya itu ada gorong-gorong,” beber Sudastra. Menurutnya, imbas dari jebolnya jalan tersebut pemasaran sayur mayur hasil produksi warga Banjar Periyukti terganggu. Pasalnya saudagar sayur menjadi enggan mengambil sayur ke Banjar Periyukti. Memang ada jalan alternatif lewat Desa Denbantas atau Desa Dajan Peken, tembus Desa Subamia, namun terlalu jauh memutar sampai 4 kilometer. “Sekarang pemasaran sayur kami terganggu padahal saat ini sedang musim panen,” jelasnya.
Oleh karena itu, dia inginkan agar jalan yang jebol tersbeut segera tertangani supaya tidak putus total. Jika ambles keseluruhan maka aktivitas warga Banjar Periyukti dan desa tetangga terancam lumpuh. Memang ada jalan memutar ke Desa Subamia, tetapi jalan yang berada di Banjar Periyukti paling selatan rusak parah. Karenanya warga setempat enggan melintas di jalan rusak itu. Mayoritas warga memilih melintas di jalan yang jebol tersebut.
“Saya harapkan cepat tertangani dan bisa diperbaiki oleh pemerintah,” tandas Sudastra, seorang pensiunan polisi. Sementara itu, jembatan penghubung Banjar Kuwum Mambal dengan Banjar Kuwum Anyar, Desa Kuwum, Kecamatan Marga, Tabanan, juga jebol pada Senin (22/1) malam. Akibatnya jalan tersebut hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua.
Pantauan di lapangan jembatan tersebut jebol sepanjang 5 meter dengan lebar 3 meter, akibat terus menerus diguyur hujan deras. Saat ini sudah diberikan tanda larangan melintas bagi kendaraan roda empat.
Kelian Dinas Banjar Kuwum Anyar I Wayan Dedy Arthana mengaku telah bersurat ke pihak desa mengenai kondisi jembatan tersebut. Laporan tersebut akan diteruskan ke camat dan Dinas PU Tabanan. “Saya sudah bersurat terkait kondisi ini, semoga bisa segera ada penanganan,” kata Arthana.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tabanan I Made Yudiana mengatakan kedua permasalahan itu sudah terpantau oleh Dinas PU. Untuk perbaikan, tim teknis Dinas PU dan Bapelitbang masih akan mendiskusikan terutama soal pendanaannya. “Sekarang masih diskusi terkait hal tersebut,” ujarnya. *d
Jalan jebol sepanjang 5 meter dan lebar 1 meter itu tepat ada di Banjar Periyukti, Desa Wanasari, Tabanan. Jalan ini pun bisa menghubungkan ke Desa Subamia, Kecamatan Tabanan dan tembus ke kota Tabanan dekat Terminal Pesiapan. Salah seorang warga setempat, I Wayan Sudastra, 59, mengatakan jalan jebol pada Selasa (23/1) pagi sekitar pukul 04.00 Wita. Ketika itu ada warga yang hendak mengangkut sayur menggunakan mobil tetapi tidak bisa melintas, karena didapati setengah badan jalan jebol. “Jalan jebol setengah, masih bisa dilalui oleh sepeda motor,” jelasnya.
Dijelaskannya, jebolnya jalan penghubung dua desa ini karena tanahnya labil, dan seharian diguyur hujan deras. Di samping itu juga dibawah jalan merupakan sungai Yeh Dulang. “Jadi di bawahnya itu ada gorong-gorong,” beber Sudastra. Menurutnya, imbas dari jebolnya jalan tersebut pemasaran sayur mayur hasil produksi warga Banjar Periyukti terganggu. Pasalnya saudagar sayur menjadi enggan mengambil sayur ke Banjar Periyukti. Memang ada jalan alternatif lewat Desa Denbantas atau Desa Dajan Peken, tembus Desa Subamia, namun terlalu jauh memutar sampai 4 kilometer. “Sekarang pemasaran sayur kami terganggu padahal saat ini sedang musim panen,” jelasnya.
Oleh karena itu, dia inginkan agar jalan yang jebol tersbeut segera tertangani supaya tidak putus total. Jika ambles keseluruhan maka aktivitas warga Banjar Periyukti dan desa tetangga terancam lumpuh. Memang ada jalan memutar ke Desa Subamia, tetapi jalan yang berada di Banjar Periyukti paling selatan rusak parah. Karenanya warga setempat enggan melintas di jalan rusak itu. Mayoritas warga memilih melintas di jalan yang jebol tersebut.
“Saya harapkan cepat tertangani dan bisa diperbaiki oleh pemerintah,” tandas Sudastra, seorang pensiunan polisi. Sementara itu, jembatan penghubung Banjar Kuwum Mambal dengan Banjar Kuwum Anyar, Desa Kuwum, Kecamatan Marga, Tabanan, juga jebol pada Senin (22/1) malam. Akibatnya jalan tersebut hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua.
Pantauan di lapangan jembatan tersebut jebol sepanjang 5 meter dengan lebar 3 meter, akibat terus menerus diguyur hujan deras. Saat ini sudah diberikan tanda larangan melintas bagi kendaraan roda empat.
Kelian Dinas Banjar Kuwum Anyar I Wayan Dedy Arthana mengaku telah bersurat ke pihak desa mengenai kondisi jembatan tersebut. Laporan tersebut akan diteruskan ke camat dan Dinas PU Tabanan. “Saya sudah bersurat terkait kondisi ini, semoga bisa segera ada penanganan,” kata Arthana.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tabanan I Made Yudiana mengatakan kedua permasalahan itu sudah terpantau oleh Dinas PU. Untuk perbaikan, tim teknis Dinas PU dan Bapelitbang masih akan mendiskusikan terutama soal pendanaannya. “Sekarang masih diskusi terkait hal tersebut,” ujarnya. *d
1
Komentar