nusabali

Tenggak Cairan Pembasmi Rumput, Petani Tewas

  • www.nusabali.com-tenggak-cairan-pembasmi-rumput-petani-tewas

Tim medis saat memberikan penanganan pada korban I Putu Dana di IGD RSUD Bangli, Rabu (24/1).

Eks Pengurus Koperasi Gantung diri di Kamar


BANGLI, NusaBali
I Putu Dana, 37, asal Banjar Munduk Waru, Desa Buahan, Kecamatan Kintamani, Bangli nekat mengakhiri hidupnya dengan cara minum cairan pembasmi rumput pada Rabu (24/1) pukul 20.30 Wita. Diduga korban nekat bunuh diri karena masalah hutang.

Informasi yang terhimpun I Nyoman Nuada, 64, orang tua dari Putu Dana, dicari oleh menantunya Ni Komang Yarti, 35, sekitar pukul 18.45 Wita untuk mencari Putu Dana. Pasalnya, sudah satu malam ia tak kunjung pulang. Akhirnya kedua melakukan pencarian hingga ke hutan Munduk Waru, Desa Binyan, Kintamani.

Pencarian terus dilakukan sampai akahirnya Nuada dan Yarti menemukan Putu Dana dalam keadaan tidak sadarkan diri didekat sepeda motornya. Mendapati hal tersebut, Yarti segera menghubungi paman korban yakni I Wayan Armita,35. Tidak berselang lama Armita sampai di lokasi, kemudian pria yang juga seorang petani ini langsung menggendong Putu Dana untuk dinaikkan ke dalam mobil.

Putu Dana yang tidak sadarkan diri dengan lidah menjulur, langsung mendapat pertolongan dari tim medis RSUD Bangli. Namun Kamis (25/1) sekitar pukul 04.00 Wita, ia dinyatakan meninggal dunia.

Kasubag Humas Polres Bangli AKP Sulhadi mengatakan korban menenggak cairan pembasmi rumput karena depresi masalah hutang. "Keterangan dari pihak keluarga, yang bersangkutan punya hutang dan terus ditagih," ungkapnya singkat.

Sementara itu, aksi ulahpati lainnya terjadi di Banjar Pangi Kanginan, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung. Korban I Made Abdika, 54 nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.

Informasi, I Made Adbika yang merupakan mantan pengurus koperasi selama ini tinggal lama di Jalan Yeh Biu, Sesetan, Denpasar bersama keluarganya. Di rumahnya di Banjar Pangi Kanginan, Desa Pikat, ditempati oleh dua orang tukang. Pada Rabu (24/1) pagi, Adbika meninggalkan rumahnya di Denpasar, ternyata dia pulang kampung. Namun tidak menyampaikan kepada keluarganya.

Ketika hari sudah siang pihak keluarga ingin memastikan keberadaannya, namun setelah dihubungi via ponsel tak kunjung diangkat. Kejadian ini baru terungkap saat seorang tukang di rumahnya Komang Widiana, 38, asal Banjar Rangdu, Desa Poh Santen, Mendoyo, Jembrana, hendak membangunkan korban Kamis sekitar pukul 07.30 Wita.

Setelah di ketuk pintu kamarnya beberapa kali tidak ada respon dan di lihat dari kaca jendela ada tali tergantung. Karena saksi merasaka akhirnya memberi tahu teman sekerjanya dan salah satunya ada yang menghubungi kliangnya. Tak lama kemudian datang petugas dari Tim Medis Puskesmas Dawan 1, Polsek Dawan dan Polres Klungkung. Dari pemeriksaan medis tidak ditemukan adanya tanda kekerasan. *e, wan

Komentar