Bayi Eks Pelabuhan Buleleng Diserahkan ke Dinas Sosial
Polisi Cari Siapa yang Menghamili Siti
SINGARAJA, NusaBali
Bayi perempuan yang dilahirkan Siti Muntamah alias Siti Rima, 35, di sebuah toilet areal eks Pelabuhan Buleleng, Kamis (25/1) lalu, akhirnya diserahkan kepada Dinas Sosial Kabupaten Buleleng. Bayi mungil yang sampai kini masih dirawat di RSUD Buleleng diserahkan oleh keluarga ibunya kepada pemerintah lantaran keterbatasan ekonomi.
Penyerahan penanganan dan hak asuh bayi itu dilakukan oleh perwakilan keluarga Siti Rima yakni Susanti, dan Kholifah yang diterima Dinas Sosial Buleleng, diwakili Kasi Kesejahteraan Lansia Dinas Sosial, Niken Puji Astuti disaksikan Kapolsek Kota Singaraja, Kompol AA Wiranata Kusuma, Jumat (26/1) di Polsek Kota Singaraja.
Susanti sebagai pihak keluarga Siti Rima setelah mengetahui kakaknya melahirkan dan menelantarkan bayinya mengaku tidak sanggup jika mempertanggungjawabkan dan mengasuh bayi mungil yang dilahirkan dengan berat 2,6 kilogram dan panjang 48 sentimeter. Mengingat semua saudaranya sudah berkeluarga dan saat ini dalam kondisi ekonomi yang kekurangan.
“Kami serahkan kepada pemerintah, karena jika kami yang mengurus, terus terang saja kami tidak sanggup karena ekonomi yang pas-pasan dan kami kakak dan adik-adiknya juga sudah berkeluarga,” kata Susanti. Ia pun mengaku sangat prihatin dengan kondisi Siti Rima yang merupakan kakak keenamnya dari sepuluh bersaudara.
Susanti juga membenarkan bahwa kakaknya mengalami gangguan kejiwaan sehingga rela menelantarkan anak ketiganya setelah dilahirkan di toilet Eks Pelabuhan Buleleng. Siti Rima dinyatakan mengalami gangguan kejiwaan kurang lebih setahun lalu. Warga Kelurahan/Kecamatan Seririt Buleleng ini disebut sering kali mangkal di eks Pelabuhan Buleleng. Padahal pihak keluarganya juga sudah berulang kali membujuknya untuk pulang, namun selalu gagal.
Diduga Siti mulai mengalami gangguan kejiwaan sejak bercerai dengan suaminya setahun lalu. Sebelumnya ia pernah menikah dengan warga di kawasan Kota Singaraja dan memiliki dua orang anak. Sejak perceraian itulah Siti diamati keluarganya mulai bingung dan semakin menjadi seperti orang yang menderita gangguan kejiwaan.
Pihak keluarganya di Seririt pun sebelum ia melahirkan bayi sudah mengetahui Siti mengandung. Hanya saja ia selalu marah-marah jika ditanya siapa yang menghamilinya. Keluarganya pun dilarang untuk mencampuri urusan pribadinya.
Sebagai perwakilan Dinas Sosial, Niken Puji Astuti, mengatakan setelah hak asuh diserahkan kepada pemerintah, bayi perempuan ini untuk sementara waktu akan dirawat di RSUD Buleleng sampai kondisinya benar-benar stabil. Setelah dinyatakan boleh pulang, bayi itu akan diserahkan kepada Yayasan Mama Meta Magha yang beralamat di Jalan Gunung Agung, Denpasar yang selama ini bekerjasama dengan Dinsos Buleleng untuk penanganan bayi terlantar.
Pihak yayasan akan bertanggung jawab sepenuhnya terahadap keselamatan dan perawatan bayi cantik itu. Jika ke depannya ada warga yang ingin mengadopsi baru dibolehkan minimal setelah bayi berumur satu tahun. “Yang mengadopsi nanti juga akan kami seleksi karena rekomendasinya dari kami, harus memenuhi sejumlah syarat, minimal tidak punya anak dan mapan,” kata dia.
Kapolsek Kota Singaraja, Kompol AA Wiranata Kusuma sebagai pemediasi mengaku akan terus melakukan penyelidikan terkait siapa yang tidak bertanggungjawab menghamili Siti. “Kami tetap akan lakukan penelusuran secara manual, siapa yang menghamili ibu ini. karena kesehariannya sering berada di eks pelabuhan Buleleng,” kata dia.
Kompol Wiranata pun mengaku akan menempuh jalan tes DNA jika penyelidikan secara manualnya buntu. Pihaknya pun mengatakan Siti kini kembali ke eks Pelabuhan Buleleng setelah sempat di bawah ke rumah sakit dan di pulangkan ke Seririt. Ia kabur dari rumah dan kembali ke eks pelabuhan Buleleng. Bahkan saat dibawa ke rumah sakit pada Kamis (25/1) lalu ia menolak dan mengamuk saat akan diperiksa oleh dokter. Bahkan dokter yang akan memeriksanya juga menerima tendangan sebelum akhirnya kabur dari rumah sakit.
Sementara itu Kasubag Humas RSUD Buleleng I Ketut Budiantara ditemui di rumah sakit mengatakan kondisi bayi mungil itu kini sudah mulai stabil. Sebelumnya memang sempat dirawat di ruang NICU karena suhu tubuhnya di bawah normal. Kini bayi malang itu dirawat di ruang perawatan Melati. “Sudah berangsur membaik dan bayinya cukup sehat. Pihak keluarga belum ada yang datang tapi malah banyak yang dari yayasan yang menjenguk,” ungkapnya singkat.*k23
Penyerahan penanganan dan hak asuh bayi itu dilakukan oleh perwakilan keluarga Siti Rima yakni Susanti, dan Kholifah yang diterima Dinas Sosial Buleleng, diwakili Kasi Kesejahteraan Lansia Dinas Sosial, Niken Puji Astuti disaksikan Kapolsek Kota Singaraja, Kompol AA Wiranata Kusuma, Jumat (26/1) di Polsek Kota Singaraja.
Susanti sebagai pihak keluarga Siti Rima setelah mengetahui kakaknya melahirkan dan menelantarkan bayinya mengaku tidak sanggup jika mempertanggungjawabkan dan mengasuh bayi mungil yang dilahirkan dengan berat 2,6 kilogram dan panjang 48 sentimeter. Mengingat semua saudaranya sudah berkeluarga dan saat ini dalam kondisi ekonomi yang kekurangan.
“Kami serahkan kepada pemerintah, karena jika kami yang mengurus, terus terang saja kami tidak sanggup karena ekonomi yang pas-pasan dan kami kakak dan adik-adiknya juga sudah berkeluarga,” kata Susanti. Ia pun mengaku sangat prihatin dengan kondisi Siti Rima yang merupakan kakak keenamnya dari sepuluh bersaudara.
Susanti juga membenarkan bahwa kakaknya mengalami gangguan kejiwaan sehingga rela menelantarkan anak ketiganya setelah dilahirkan di toilet Eks Pelabuhan Buleleng. Siti Rima dinyatakan mengalami gangguan kejiwaan kurang lebih setahun lalu. Warga Kelurahan/Kecamatan Seririt Buleleng ini disebut sering kali mangkal di eks Pelabuhan Buleleng. Padahal pihak keluarganya juga sudah berulang kali membujuknya untuk pulang, namun selalu gagal.
Diduga Siti mulai mengalami gangguan kejiwaan sejak bercerai dengan suaminya setahun lalu. Sebelumnya ia pernah menikah dengan warga di kawasan Kota Singaraja dan memiliki dua orang anak. Sejak perceraian itulah Siti diamati keluarganya mulai bingung dan semakin menjadi seperti orang yang menderita gangguan kejiwaan.
Pihak keluarganya di Seririt pun sebelum ia melahirkan bayi sudah mengetahui Siti mengandung. Hanya saja ia selalu marah-marah jika ditanya siapa yang menghamilinya. Keluarganya pun dilarang untuk mencampuri urusan pribadinya.
Sebagai perwakilan Dinas Sosial, Niken Puji Astuti, mengatakan setelah hak asuh diserahkan kepada pemerintah, bayi perempuan ini untuk sementara waktu akan dirawat di RSUD Buleleng sampai kondisinya benar-benar stabil. Setelah dinyatakan boleh pulang, bayi itu akan diserahkan kepada Yayasan Mama Meta Magha yang beralamat di Jalan Gunung Agung, Denpasar yang selama ini bekerjasama dengan Dinsos Buleleng untuk penanganan bayi terlantar.
Pihak yayasan akan bertanggung jawab sepenuhnya terahadap keselamatan dan perawatan bayi cantik itu. Jika ke depannya ada warga yang ingin mengadopsi baru dibolehkan minimal setelah bayi berumur satu tahun. “Yang mengadopsi nanti juga akan kami seleksi karena rekomendasinya dari kami, harus memenuhi sejumlah syarat, minimal tidak punya anak dan mapan,” kata dia.
Kapolsek Kota Singaraja, Kompol AA Wiranata Kusuma sebagai pemediasi mengaku akan terus melakukan penyelidikan terkait siapa yang tidak bertanggungjawab menghamili Siti. “Kami tetap akan lakukan penelusuran secara manual, siapa yang menghamili ibu ini. karena kesehariannya sering berada di eks pelabuhan Buleleng,” kata dia.
Kompol Wiranata pun mengaku akan menempuh jalan tes DNA jika penyelidikan secara manualnya buntu. Pihaknya pun mengatakan Siti kini kembali ke eks Pelabuhan Buleleng setelah sempat di bawah ke rumah sakit dan di pulangkan ke Seririt. Ia kabur dari rumah dan kembali ke eks pelabuhan Buleleng. Bahkan saat dibawa ke rumah sakit pada Kamis (25/1) lalu ia menolak dan mengamuk saat akan diperiksa oleh dokter. Bahkan dokter yang akan memeriksanya juga menerima tendangan sebelum akhirnya kabur dari rumah sakit.
Sementara itu Kasubag Humas RSUD Buleleng I Ketut Budiantara ditemui di rumah sakit mengatakan kondisi bayi mungil itu kini sudah mulai stabil. Sebelumnya memang sempat dirawat di ruang NICU karena suhu tubuhnya di bawah normal. Kini bayi malang itu dirawat di ruang perawatan Melati. “Sudah berangsur membaik dan bayinya cukup sehat. Pihak keluarga belum ada yang datang tapi malah banyak yang dari yayasan yang menjenguk,” ungkapnya singkat.*k23
1
Komentar