14 Koperasi Terancam Dibubarkan
Sebagian besar namanya ada, tapi setelah ditelusuri alamatnya ternyata sudah tidak ada, salah satunya beralih menjadi ruko.
Lebih dari Lima Kali Tak Gelar RAT
SEMARAPURA, NusaBali
Setelah membubarkan 14 koperasi sakit pada tahun 2017, Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Klungkung, kembali menemukan 14 koperasi sakit tahun 2018. Tanda sakitnya, tidak menggelar Rapat Akhir Tahun (RAT) lebih dari lima kali, bahkan ada yang kantornya beralih fungsi menjadi toko. Koperasi sakit ini pun terancam dihapus.
"Kami tengah memverifikasi koperasi yang sakit tersebut, satu dari 14 koperasi itu sudah membubarkan diri, kami juga sudah cek agar tidak ada persoalan utang-piutang," ujar Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Klungkung Wayan Ardiasa, saat menghadiri RAT Koperasi Pasar (Koppas Srinadi) ke-33, di Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya, Klungkung, Jumat (26/1) sore.
Kata dia, jumlah koperasi di Klungkung pada tahun 2017 mencapai 136 unit. Namum sudah dihapus 14 koperasi sehingga saat ini menjadi 122. Hanya saja 14 koperasi kini kembali ditemukan sakit, rata-rata tidak menggelar RAT di atas lima tahun. Bahkan sebagian besar namanya ada tapi setelah ditelusuri alamatnya ternyata sudah tidak ada, salah satunya beralih menjadi ruko (rumah dan toko). "Verifikasi sedang jalan," ujarnya. Pihaknya akan terus memberikan pembinaan kepada koperasi.
Lanjut dia, banyak koperasi di Klungkung, sehat dan berhasil mensejahterakan anggota dan masyarakat luas. Seperti halnya Koppas Srinadi kini menjadi koperasi terbesar di Bali. "Bila perlu nanti saya harapkan kepada koperasi-koperasi yang baru tumbuh agar bekerjasama dengan koperasi yang sudah maju (Koppas Srinadi)," ujarnya.
Ketua Koppas Srinadi Ngakan Made Nata mengatakan tujuan pelaksanaan RAT, sebagai pertanggungjawaban selaku pengurus terhadap kinerja laporan keuangan lembaga dan usaha selama tahun buku 2017 pada anggotanya. Dalam RAT ini juga pengurus akan mengajak anggota merancang rencana kerja dan proyeksi anggaran 2018. "Pencapaian SHU kami untuk 2017 Rp 2,9 miliar atau hampir Rp 3 milyar," ujarnya. Penyumbang SHU dari 9 unit usaha, terbanyak dari unit simpan pinjam dengan persentase 50 persen. "Jumlah anggota kami 12.600 lebih dan 300 karyawan," ujarnya.*wan
1
Komentar