Pengerjaan Dituding Asal-asalan, Upah Buruh Nunggak
Warga keluhi kualitas proyek senderan pengaman abrasi di Pantai Perancak, Banjar Mekarsari, Desa Perancak, Kecamatan Jembrana.
Warga Protes Proyek Senderan Pantai Perancak
NEGARA, NusaBali
Warga menuding pengerjaan proyek itu asal-asalan karena secara kualitas sangat buruk. Sehingga ada ketakutan senderan pengaman abrasi itu tak tahan lama. Padahal dana proyek itu menghabiskan miliaran rupiah yang bersumber dari di bawah Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida.
Informasi di lapangan, proyek senderan itu sepanjang 450 meter. Bagian senderan di sisi barat, panjang sekitar 37 meter sudah diamuk ombak dan rawan jebol. Landasan paving serta pasangan batu armornya mengambang. Sebab bagian pasir bagian bawahnya sudah terkikis. “Saya berani taruhan, kalau tidak segera ditangani, pasti cepat jebol,” ujar Mangku Merta, 43, bersama sejumlah warga sekitar, Rabu (3/2).
Mangku Merta sudah sempat menyampaikan pengerjaan yang terkesan asal-asalan itu ke pihak penggarap. Dari penggarap yang dikenal bernama Pak Laba, sempat meminta agar dicarikan pekerja untuk memperbaiki. Warga setempat pun mencarikan tenaga kerja, tetapi tidak ada tindaklanjut. Padahal pekerja sebelumnya upahnya belum dibayar. “Buat apa kami perbaiki. Upah saya yang sebelumnya belum dibayar lagi Rp 2 juta. Malah gampang-gampangan nyuruh biar kami perbaiki,” imbuhnya.
Warga lainnya, I Ketut Lama Antara, 40, mengatakan, proyek itu bikin cemas. Jika jebol, maka puluhan warga pesisir yang berada di sekitar senderan akan tetap dihantui abrasi. Sementara Perbekel Desa Perancak, I Nyoman Wijana, mengatakan sempat memfasilitasi keluhan warga. Namun menemui kendala karena kesulitan koordinasi dengan pihak penggarap.
Dikatakan pengarap hanya nongol meminta bantuan pendampingan saat sosiliasi atau selama proses pengerjaan. Setelah proyekl selesai, penggarap tidak ada tanggungjawab terhadap pengerjaan proyek asal-asalan tersebut. “Kemarin sempat ada yang bilang segera memperbaiki. Jangankan datang, dihubungi per telepon tidak ada ngangkat,” keluh Wijana. 7 ode
1
Komentar