Dikhawatiri, Logistik Pengungsian Rawan Raib
Sekitar 5.500 lebih pengungsi asal Karangasem di Klungkung pulang kampung sejak pengurangan radius bahaya Gunung Agung dari 8-10 km menjadi 6 km, Rabu (3/1) lalu.
SEMARAPURA, NusaBali
Sehingga kondisi posko yang ditinggalkan terutama di wilayah banjar menjadi lengang. Namun kebutuhan logistik masih ditinggalkan di lokasi pengungsian, apabila tidak segera dikembalikan bisa rawan raibsedikit-demi sedikit. Oleh karena itu, kepala lingkungan maupuan prajuru adat, ataupun pihak terkait yang menerima pengungsi, agar mengembalikan logistik tersebut ke posko pengungsi induk di GOR Swecapura.
Koordinator Umum Pengungsi di GOR Swecapura I Nengah Darmawan mengatakan, logistik di posko-posko yang sudah ditinggal pulang oleh pengungsi sudah dikembalikan ke GOR Swecapura. Namun pengembaliannya dilakukan secara bertahap mengingat pengungsi pulang kampung tidak secara bersamaan. “Biasanya setelah beberapa hari pengungsi pulang kampung di bawa ke sini logistiknya, petugas akan mendata lagi barang-barang tersebut untuk disalurkan kepada pengungsi yang masih bertahan,” ujarnya, Senin (29/1).
Apabila pengungsi yang bersangkutan kembali ke Klungkung akibat peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung, maka logistik tersebut akan kembali disalurkan. Pengembalian logistik ini tentu untuk menghindari terjadinya penumpukan, karena itu ada kedaluwarsanya. Di samping itu untuk menghindari adanya anggapan terjadi penggelapan logistik. “Di sini (Klungkung) semuanya tertib dan taat, tidak ada yang sampai berbuat demikian (penggelapan logistik),” katanya.
Pengembalian logistik pada Senin kemarin dilakukan jajaran DPC Partai Gerindra Klungkung, dipimpin Ketua DPC Gerindra Klungkung I Wayan Baru yang juga Ketua DPRD Klungkung. Sebelumnya di Sekretariat DPC Gerindra ditempati oleh 115 pengungsi dan sudah pulang awal Januari 2018.
“Saya sebagai penanggungjawab posko Garuda (Kantor DPC Partai Gerindra), langsung mengkawal ke sini, biar tidak dikemudian hari di posko Garuda dibilang menenggelamkan barang bantuan, terlebih ini tahun politik,” katanya. Dia mengimbau apabila di posko lainnya masih ada logistik yang menumpuk pasca ditinggal ke pengungsi lebih baik dikembalikan ke posko induk GOR Swecapura. Untuk bisa diberikan kepada warga pengungsi yang membutuhkan. “Kami mengembalikan beras sebanyak 80 karung, 38 kardus mie instan, sejumlah susu bayi, sabun, pasta gigi dan lainnya,” katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Klungkung I Putu Widiada mengatakan, pengungsi di Klungkung pada Senin, 29 Januari 2018, di Kecamatan Klungkung 1.903 jiwa, di GOR Swecapura 445 jiwa, di luar GOR tersebar di 13 desa/kelurahan. Di Kecamatan Dawan 76 jiwa pada 5 Desa, di Kecamatan Banjarangkan 1.190 jiwa pada 13 desa. “Pengungsi di Kabupaten Klungkung 3.614 jiwa, tersebar pada 31 desa/kelurahan,” ujarnya. Dari awal Januari 2017 sampai saat ini pengungsi yang sudah pulang kampung sekitar 5.500 jiwa.*wan
Sehingga kondisi posko yang ditinggalkan terutama di wilayah banjar menjadi lengang. Namun kebutuhan logistik masih ditinggalkan di lokasi pengungsian, apabila tidak segera dikembalikan bisa rawan raibsedikit-demi sedikit. Oleh karena itu, kepala lingkungan maupuan prajuru adat, ataupun pihak terkait yang menerima pengungsi, agar mengembalikan logistik tersebut ke posko pengungsi induk di GOR Swecapura.
Koordinator Umum Pengungsi di GOR Swecapura I Nengah Darmawan mengatakan, logistik di posko-posko yang sudah ditinggal pulang oleh pengungsi sudah dikembalikan ke GOR Swecapura. Namun pengembaliannya dilakukan secara bertahap mengingat pengungsi pulang kampung tidak secara bersamaan. “Biasanya setelah beberapa hari pengungsi pulang kampung di bawa ke sini logistiknya, petugas akan mendata lagi barang-barang tersebut untuk disalurkan kepada pengungsi yang masih bertahan,” ujarnya, Senin (29/1).
Apabila pengungsi yang bersangkutan kembali ke Klungkung akibat peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung, maka logistik tersebut akan kembali disalurkan. Pengembalian logistik ini tentu untuk menghindari terjadinya penumpukan, karena itu ada kedaluwarsanya. Di samping itu untuk menghindari adanya anggapan terjadi penggelapan logistik. “Di sini (Klungkung) semuanya tertib dan taat, tidak ada yang sampai berbuat demikian (penggelapan logistik),” katanya.
Pengembalian logistik pada Senin kemarin dilakukan jajaran DPC Partai Gerindra Klungkung, dipimpin Ketua DPC Gerindra Klungkung I Wayan Baru yang juga Ketua DPRD Klungkung. Sebelumnya di Sekretariat DPC Gerindra ditempati oleh 115 pengungsi dan sudah pulang awal Januari 2018.
“Saya sebagai penanggungjawab posko Garuda (Kantor DPC Partai Gerindra), langsung mengkawal ke sini, biar tidak dikemudian hari di posko Garuda dibilang menenggelamkan barang bantuan, terlebih ini tahun politik,” katanya. Dia mengimbau apabila di posko lainnya masih ada logistik yang menumpuk pasca ditinggal ke pengungsi lebih baik dikembalikan ke posko induk GOR Swecapura. Untuk bisa diberikan kepada warga pengungsi yang membutuhkan. “Kami mengembalikan beras sebanyak 80 karung, 38 kardus mie instan, sejumlah susu bayi, sabun, pasta gigi dan lainnya,” katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Klungkung I Putu Widiada mengatakan, pengungsi di Klungkung pada Senin, 29 Januari 2018, di Kecamatan Klungkung 1.903 jiwa, di GOR Swecapura 445 jiwa, di luar GOR tersebar di 13 desa/kelurahan. Di Kecamatan Dawan 76 jiwa pada 5 Desa, di Kecamatan Banjarangkan 1.190 jiwa pada 13 desa. “Pengungsi di Kabupaten Klungkung 3.614 jiwa, tersebar pada 31 desa/kelurahan,” ujarnya. Dari awal Januari 2017 sampai saat ini pengungsi yang sudah pulang kampung sekitar 5.500 jiwa.*wan
Komentar