Giliran Rai Mantra Mohon Restu kepada Tjokorda Pemecutan
Saling berebut dukungan tokoh puri antara dua pasangan Calon Gubernur (Cagub)-Calon Wakil Gubernur (Cawagub) yang akan tarung head to head di Pilgub Bali 2018, masih terus berlanjut.
DENPASAR,NusaBali
Kali ini, giliran IB Rai Dharmawijaya Mantra yang mohon restu kepada panglingsir Puri Pemecutan, Denpasar, Ida Tjokorda Pemecutan XI, Rabu (31/1). Manuver Rai Mantra dilakukan berselang tiga hari setelah Tjok Pemecutan yang notabene sesepuh Golkar hadiri acara deklarassi pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (KBS-Ace), Cagub-Cawagub Bali yang diusung PDIP-Hanura-PKPI-PAN-PKB-PPP.
Rai Mantra mendatangi Tjok Pemecutan di Puri Pemecutan, Jalan Thamrin Nomor 2 Denpasar Barat, Rabu pagi pukul 08.30 Wita. Cagub Bali yang diusung Golkar-Demokrat-Gerindra-NasDem-PBB-PKS ini datang dengan didampingi ajudannya. Sedangkan Tjok Pemecutan kemarin didampingi kader Beringin dari Puri Gerenceng, AA Ngurah Agung, yang kini Wakil Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Denpasar DPD I Golkar Bali.
Kedatangan Cagub yang masih menjabat Walikota Denpasar ke Puri Pemecutan kemarin tiada lain untuk memohon restu dan dukungan Tjok Pemecutan dalam tarung Pilgub Bali, 27 Juni 2018 mendatang. Dalam pertemuan selama 1,5 jam hingga pukul 10.00 Wita yang dikemas dalam dialog kemarin, dibahas banyak hal, termasuk persoalan politik yang makin rawan dengan masalah kondusivitas karena adanya Pilgub Bali 2018.
Tjok Pemecutan berpesan kepada Rai Mantra dan pendukungnya supaya menjaga kondusivitas di Bali. Usai pertemuan kemarin, Tjok Pemecutan mengatakan dirinya menerima kedatangan Rai Mantra, karena Puri Pemecutan adalah milik semua masyarakat di Denpasar, bahkan Bali. Siapa pun yang datang bertamu dengan itikad baik, akan diterimanya.
“Puri Pemecutan adalah milik semua lapisan masyarakat. Puri Pemecutan adalah tedung jagad di Denpasar. Siapapun datang, akan saya terima dengan senang hati, apakah dia itu pejabat atau bukan,” ujar Tjok Pemecutan yang notabene Dewan Pertimbangan Partai Golkar Bali.
Tjok Pemecutan menegaskan, Puri Pemecutan komitmen dengan napasnya menjaga budaya dan agama Hindu. “Saat Pilgub Bali 2013, Calon Gubernur Made Mangku Pastika saya terima di Puri Pemecutan. Beberapa waktu lalu, rombongan Dewan Kehormatan DPD RI yang datang ke Puri Pemecutan juga saya terima,” ungkap Tjok Pemecutan.
“Jauh sebelumnya, Pak Amien Rais (politisi PAN yang mantan Ketua MPR, Red), Bapak Abdurahman Wahid alias Gus Dur (mantan Presiden ke-4 RI), Prabowo Subianto (mantan Capres 2014 yang kini Ketua Umum DPP Gerindra), sampai relawan Jokowi juga saya terima di sini. Ya, karena posisi Puri Pemecutan itu milik semua lapisan masyarakat,” lanjut mantan Ketua DPRD Badung dan anggota MPR di era Orde Baru ini.
Dalam konteks Pilgub Bali 2018 dan tahun politik seperti sekarang, di mana Rai Mantra juga memohon restu dan dukungan, menurut Tjok Pemecutan, masyarakat Bali sekarang sudah semakin cerdas dan dewasa dalam memilih figur pemimpin. Dalam konteks politik, Tjok Pemecutan mengaku dirinya bukan bunglon politik. Masyarakat sudah cerdas dan melek dengan politik, apalagi dengan adanya media sosial di era digital.
“Namun, saya meminta masyarakat Bali harus jaga kondusivitas Bali. Jangan terkotak-kotak karena politik indentitas, politik soroh, dan kedaerahan. Jangan terjebak dengan saya soroh ini, saya asal Buleleng, saya asal Karangasem. Jangan... Nanti malah kita gesekan sesama nyama Bali,” pinta Tjok Pemecutan.
Tjok Pemecutan menyebutkan, Cagub Wayan Koster adalah sahabatnya sejak lama. Sementara ibunda Rai Mantra juga berasal dari Puri Pemecutan. “Saya sangat berkepentingan Pilgub Bali 2018 berlangsung damai, teduh. Jangan caci maki di media sosial. Padahal, para kandidat ini oang-orang terbaik Bali yang akan menjadi calon pemimpin ke depan,” tegas Raja Puri Pemecutan yang semasa walaka bernama AA Ngurah Manik Parasara ini.
Jurus Rai Mantra mendatangi Tjok Pemecutan di Puri Pemecutan itu sendiri bagaikan manuver balasan. Pasalnya, tiga hari sebelumnya Tjok Pemecutan hadiri acara deklarasi KBS-Ace di Lapangan Mengwi, Desa/Kecamatan Mengwi, Badung, Minggu (28/1) sore.
Ditemui NusaBali di sela-sela acara deklarasi KBS-Ace sore itu, Tjok Pemecutan mengaku hadir karena diundang sebagai mantan Ketua DPRD Badung dan selaku tokoh masyarakat. “Saudara Giri Prasta (Ketua Tim Pemenangan KBS-Ace Provinsi Bali yang kini Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta, Red) dan saudara Wayan Koster mengundang saya,” ujar Tjok Pemecutan. “Namanya diundang, ya saya harus hadir. Apalagi, ini masyarakat Badung. Saya diundang sebagai mantan Ketua DPRD Badung dan sebagai tokoh masyarakat Badung juga.”
Sehari setelah menghadirkan Tjok Pemecutan saat deklarasi KBS-Ace, Wayan Koster alias KBS (Koster Bali Satu) kembali menemui sesepuh Golkar lainnya, I Gusti Ngurah Alit Yudha, di kediamannya di Puri Carangsari, Desa Carang-sari, Kecamnatan Petang, Badung, Senin (29/1). Saat masimakrama di kediaman IGN Alit Yudha di Puri Carangsari, KBS didampingi Ketua Tim Pemenangan KBS-Ace Provinsi Bali, Nyoman Giri Prasta. Sedangkan Alit Yudha, sesepuh Beringin yang mantan Ketua DPD I Golkar Bali 1999-2005, didampingi putrinya, I Gusti Agung Ayu Inda Trimafo Yudha---yang juga Srikandi Golkar.
Dalam pertemuan itu, KBS minta doa, dukungan, dan arahan kepada Alit Yudha, sehingga mampu meraih kemenangan dalam Pilgub Bali, 27 Juni 2018 mendatang. Dengan meraih menangan, KBS-Ace bisa ngayah secara sekala-niskala untuk masyarakat Bali secara keseluruhan.
Dalam Pilgub Bali 2018, KBS-Ace akan tarung head to head melawan pasangan Rai Mantra-I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta). KBS merupakan politisi PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang kini Ketua DPD PDIP Bali dan anggota Komisi X DPR RI Dapil Bali. Sementara Cok Ace adalah tokoh pariwisata asal Puri Agung Ubud yang mantan Bupati Gianyar 2008-2013 dan kini menjabat Ketua BPD PHRI Bali.
Sedangkan Rai Mantra adalah tokoh non kader asal Desa Sumkerta Kelod, Kecamatan Denpasar Timur, yang menjabat Walikota Denpasar (2008-2010, 2010-2015, 2016-2021). Sebaliknya, Ketut Sudikerta adalah politisi asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang kini Ketua DPD I Golkar Bali dan masih menjabat Wakil Gubernur Bali 2013-2018). *nat
Rai Mantra mendatangi Tjok Pemecutan di Puri Pemecutan, Jalan Thamrin Nomor 2 Denpasar Barat, Rabu pagi pukul 08.30 Wita. Cagub Bali yang diusung Golkar-Demokrat-Gerindra-NasDem-PBB-PKS ini datang dengan didampingi ajudannya. Sedangkan Tjok Pemecutan kemarin didampingi kader Beringin dari Puri Gerenceng, AA Ngurah Agung, yang kini Wakil Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Denpasar DPD I Golkar Bali.
Kedatangan Cagub yang masih menjabat Walikota Denpasar ke Puri Pemecutan kemarin tiada lain untuk memohon restu dan dukungan Tjok Pemecutan dalam tarung Pilgub Bali, 27 Juni 2018 mendatang. Dalam pertemuan selama 1,5 jam hingga pukul 10.00 Wita yang dikemas dalam dialog kemarin, dibahas banyak hal, termasuk persoalan politik yang makin rawan dengan masalah kondusivitas karena adanya Pilgub Bali 2018.
Tjok Pemecutan berpesan kepada Rai Mantra dan pendukungnya supaya menjaga kondusivitas di Bali. Usai pertemuan kemarin, Tjok Pemecutan mengatakan dirinya menerima kedatangan Rai Mantra, karena Puri Pemecutan adalah milik semua masyarakat di Denpasar, bahkan Bali. Siapa pun yang datang bertamu dengan itikad baik, akan diterimanya.
“Puri Pemecutan adalah milik semua lapisan masyarakat. Puri Pemecutan adalah tedung jagad di Denpasar. Siapapun datang, akan saya terima dengan senang hati, apakah dia itu pejabat atau bukan,” ujar Tjok Pemecutan yang notabene Dewan Pertimbangan Partai Golkar Bali.
Tjok Pemecutan menegaskan, Puri Pemecutan komitmen dengan napasnya menjaga budaya dan agama Hindu. “Saat Pilgub Bali 2013, Calon Gubernur Made Mangku Pastika saya terima di Puri Pemecutan. Beberapa waktu lalu, rombongan Dewan Kehormatan DPD RI yang datang ke Puri Pemecutan juga saya terima,” ungkap Tjok Pemecutan.
“Jauh sebelumnya, Pak Amien Rais (politisi PAN yang mantan Ketua MPR, Red), Bapak Abdurahman Wahid alias Gus Dur (mantan Presiden ke-4 RI), Prabowo Subianto (mantan Capres 2014 yang kini Ketua Umum DPP Gerindra), sampai relawan Jokowi juga saya terima di sini. Ya, karena posisi Puri Pemecutan itu milik semua lapisan masyarakat,” lanjut mantan Ketua DPRD Badung dan anggota MPR di era Orde Baru ini.
Dalam konteks Pilgub Bali 2018 dan tahun politik seperti sekarang, di mana Rai Mantra juga memohon restu dan dukungan, menurut Tjok Pemecutan, masyarakat Bali sekarang sudah semakin cerdas dan dewasa dalam memilih figur pemimpin. Dalam konteks politik, Tjok Pemecutan mengaku dirinya bukan bunglon politik. Masyarakat sudah cerdas dan melek dengan politik, apalagi dengan adanya media sosial di era digital.
“Namun, saya meminta masyarakat Bali harus jaga kondusivitas Bali. Jangan terkotak-kotak karena politik indentitas, politik soroh, dan kedaerahan. Jangan terjebak dengan saya soroh ini, saya asal Buleleng, saya asal Karangasem. Jangan... Nanti malah kita gesekan sesama nyama Bali,” pinta Tjok Pemecutan.
Tjok Pemecutan menyebutkan, Cagub Wayan Koster adalah sahabatnya sejak lama. Sementara ibunda Rai Mantra juga berasal dari Puri Pemecutan. “Saya sangat berkepentingan Pilgub Bali 2018 berlangsung damai, teduh. Jangan caci maki di media sosial. Padahal, para kandidat ini oang-orang terbaik Bali yang akan menjadi calon pemimpin ke depan,” tegas Raja Puri Pemecutan yang semasa walaka bernama AA Ngurah Manik Parasara ini.
Jurus Rai Mantra mendatangi Tjok Pemecutan di Puri Pemecutan itu sendiri bagaikan manuver balasan. Pasalnya, tiga hari sebelumnya Tjok Pemecutan hadiri acara deklarasi KBS-Ace di Lapangan Mengwi, Desa/Kecamatan Mengwi, Badung, Minggu (28/1) sore.
Ditemui NusaBali di sela-sela acara deklarasi KBS-Ace sore itu, Tjok Pemecutan mengaku hadir karena diundang sebagai mantan Ketua DPRD Badung dan selaku tokoh masyarakat. “Saudara Giri Prasta (Ketua Tim Pemenangan KBS-Ace Provinsi Bali yang kini Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta, Red) dan saudara Wayan Koster mengundang saya,” ujar Tjok Pemecutan. “Namanya diundang, ya saya harus hadir. Apalagi, ini masyarakat Badung. Saya diundang sebagai mantan Ketua DPRD Badung dan sebagai tokoh masyarakat Badung juga.”
Sehari setelah menghadirkan Tjok Pemecutan saat deklarasi KBS-Ace, Wayan Koster alias KBS (Koster Bali Satu) kembali menemui sesepuh Golkar lainnya, I Gusti Ngurah Alit Yudha, di kediamannya di Puri Carangsari, Desa Carang-sari, Kecamnatan Petang, Badung, Senin (29/1). Saat masimakrama di kediaman IGN Alit Yudha di Puri Carangsari, KBS didampingi Ketua Tim Pemenangan KBS-Ace Provinsi Bali, Nyoman Giri Prasta. Sedangkan Alit Yudha, sesepuh Beringin yang mantan Ketua DPD I Golkar Bali 1999-2005, didampingi putrinya, I Gusti Agung Ayu Inda Trimafo Yudha---yang juga Srikandi Golkar.
Dalam pertemuan itu, KBS minta doa, dukungan, dan arahan kepada Alit Yudha, sehingga mampu meraih kemenangan dalam Pilgub Bali, 27 Juni 2018 mendatang. Dengan meraih menangan, KBS-Ace bisa ngayah secara sekala-niskala untuk masyarakat Bali secara keseluruhan.
Dalam Pilgub Bali 2018, KBS-Ace akan tarung head to head melawan pasangan Rai Mantra-I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta). KBS merupakan politisi PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang kini Ketua DPD PDIP Bali dan anggota Komisi X DPR RI Dapil Bali. Sementara Cok Ace adalah tokoh pariwisata asal Puri Agung Ubud yang mantan Bupati Gianyar 2008-2013 dan kini menjabat Ketua BPD PHRI Bali.
Sedangkan Rai Mantra adalah tokoh non kader asal Desa Sumkerta Kelod, Kecamatan Denpasar Timur, yang menjabat Walikota Denpasar (2008-2010, 2010-2015, 2016-2021). Sebaliknya, Ketut Sudikerta adalah politisi asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang kini Ketua DPD I Golkar Bali dan masih menjabat Wakil Gubernur Bali 2013-2018). *nat
1
Komentar