Operasi Pasar Hari Pertama Masih Sepi Pembeli
Bagian Ekonomi Pemkab Tabanan bekerjasama dengan Perum Bulog Provinsi Bali menggelar pasar murah di depan Gedung I Ketut Maria pada Rabu (31/1) pagi.
TABANAN, NusaBali
Ini dilakukan guna mengantisipasi harga beras yang sedang melonjak tinggi melebihi harga eceran tertinggi (HET). Namun operasi pasar pada hari pertama kemarin masih sepi pembeli.
Selain menjual beras medium, ada juga gula dan minyak goreng. Pantauan di lokasi sekitar pukul 08.30 Wita, stand operasi pasar sangat lengang, tidak terlihat serbuan pembeli. Penyebab masih sepinya pembeli kemungkinan karena krama masih disibukkan dengan upacara keagamaan, karena operasi pasar hari pertama digelar bertepatan dengan Purnama Kawulu pada Buda Umanis Prangbakat.
Kabag Ekonomi Pemkab Tabanan I Gusti Putu Ekayana menjelaskan sepinya pembeli karena kemungkinan warga masih disibukkan dengan upacara Purnama. Menurutnya operasi pasar akan diselenggarakan selama sembilan hari. Untuk di Gedung Maria akan diselenggarakan selama tiga hari. “Ini baru hari pertama, sepinya karena warga masih disibukkan dengan upacara,” ujarnya di lokasi.
Dikatakan, beras yang dijual dalam operasi pasar jenis medium dengan harga Rp 9.350 per kilogram. Beras tersebut merupakan beras cadangan pemerintah (BCP). Lebih murah dibanding harga yang di pasaran yang Rp 11.000 per kilogram.
Operasi pasar di Tabanan berlangsung sembilan hari bertempat di tiga titik. Pertama di Gedung Mario, Lapangan Kediri, dan di Pasar Selemadeg. Masing-masing tempat akan berlangsung selama tiga hari. “Bulog gelontorkan beras jenis medium ke Tabanan sebanyak 4,5 ton,” ujar Gusti Ekayana.
Sistem pembelian warga di operasi pasar, mereka terlebih dahulu membeli kupon, kemudian kupon ditukarkan beras. Maksimal pembelian hanya dua kantong plastik beras atau 2 kilogram beras medium. “Ini antisipasi agar distribusi operasi pasar tepat sasaran,” jelasnya.
Selama proses operasi pasar, pihaknya juga akan melakukan pengecekan harga beras secara rutin ke pasar serta antisipasi terjadi penimbunan beras. Namun jika usai mengadakan pasar murah tetap harga beras masih melonjak, pihaknya kembali akan menggelar operasi pasar, dengan menyasar kecamatan lain. “Nanti kami akan perluas operasi pasar, tidak hanya di tiga titik,” tegas Gusti Ekayana.
Diakuinya, melonjaknya harga beras sejak awal Januari 2018 karena saat ini petani sedang musim tanam. Memang ada beberapa yang panen tetapi masih sedikit. “Kiranya pada Februari ini sudah mulai masa panen, kemungkinan harga akan stabil. Di Perpadi Tabanan sekarang mulai ada beberapa stok beras,” tuturnya.
Petugas Operasi Pasar Bulog Provinsi Bali I Ketut Suasta menerangkan di hari pertama operasi pasar, pihaknya membawa beras medium sebanyak 1 ton. “Kami lakukan operasi pasar atas permintaan pemda, untuk tekan harga beras di pasar yang saat ini melebihi HET, dari sebelumnya harga beras hanya Rp 9.000 per kilogram,” ucapnya.
Selain menjual beras, gula pasir dijual seharga Rp 12.500 per kilogram lebih murah dibandingkan di pasar seharga Rp 13.500. Juga dijual minyak goreng seharga Rp 13.000 per liter. “Untuk gula dan minyak goreng tidak ada peningkatan harga, stabil di pasar, kami bawa biar paketan. Namun yang terpenting adalah beras,” tegas Suasta.
Diakuinya, sekitar 1 jam stand by hanya ada beberapa pembeli, ini dikarenakan masyarakat masih melaksanakan upacara agama. Suasta menyebutkan Tabanan adalah kabupaten kedua yang meminta operasi pasar setelah Kabupaten Badung. *d
Selain menjual beras medium, ada juga gula dan minyak goreng. Pantauan di lokasi sekitar pukul 08.30 Wita, stand operasi pasar sangat lengang, tidak terlihat serbuan pembeli. Penyebab masih sepinya pembeli kemungkinan karena krama masih disibukkan dengan upacara keagamaan, karena operasi pasar hari pertama digelar bertepatan dengan Purnama Kawulu pada Buda Umanis Prangbakat.
Kabag Ekonomi Pemkab Tabanan I Gusti Putu Ekayana menjelaskan sepinya pembeli karena kemungkinan warga masih disibukkan dengan upacara Purnama. Menurutnya operasi pasar akan diselenggarakan selama sembilan hari. Untuk di Gedung Maria akan diselenggarakan selama tiga hari. “Ini baru hari pertama, sepinya karena warga masih disibukkan dengan upacara,” ujarnya di lokasi.
Dikatakan, beras yang dijual dalam operasi pasar jenis medium dengan harga Rp 9.350 per kilogram. Beras tersebut merupakan beras cadangan pemerintah (BCP). Lebih murah dibanding harga yang di pasaran yang Rp 11.000 per kilogram.
Operasi pasar di Tabanan berlangsung sembilan hari bertempat di tiga titik. Pertama di Gedung Mario, Lapangan Kediri, dan di Pasar Selemadeg. Masing-masing tempat akan berlangsung selama tiga hari. “Bulog gelontorkan beras jenis medium ke Tabanan sebanyak 4,5 ton,” ujar Gusti Ekayana.
Sistem pembelian warga di operasi pasar, mereka terlebih dahulu membeli kupon, kemudian kupon ditukarkan beras. Maksimal pembelian hanya dua kantong plastik beras atau 2 kilogram beras medium. “Ini antisipasi agar distribusi operasi pasar tepat sasaran,” jelasnya.
Selama proses operasi pasar, pihaknya juga akan melakukan pengecekan harga beras secara rutin ke pasar serta antisipasi terjadi penimbunan beras. Namun jika usai mengadakan pasar murah tetap harga beras masih melonjak, pihaknya kembali akan menggelar operasi pasar, dengan menyasar kecamatan lain. “Nanti kami akan perluas operasi pasar, tidak hanya di tiga titik,” tegas Gusti Ekayana.
Diakuinya, melonjaknya harga beras sejak awal Januari 2018 karena saat ini petani sedang musim tanam. Memang ada beberapa yang panen tetapi masih sedikit. “Kiranya pada Februari ini sudah mulai masa panen, kemungkinan harga akan stabil. Di Perpadi Tabanan sekarang mulai ada beberapa stok beras,” tuturnya.
Petugas Operasi Pasar Bulog Provinsi Bali I Ketut Suasta menerangkan di hari pertama operasi pasar, pihaknya membawa beras medium sebanyak 1 ton. “Kami lakukan operasi pasar atas permintaan pemda, untuk tekan harga beras di pasar yang saat ini melebihi HET, dari sebelumnya harga beras hanya Rp 9.000 per kilogram,” ucapnya.
Selain menjual beras, gula pasir dijual seharga Rp 12.500 per kilogram lebih murah dibandingkan di pasar seharga Rp 13.500. Juga dijual minyak goreng seharga Rp 13.000 per liter. “Untuk gula dan minyak goreng tidak ada peningkatan harga, stabil di pasar, kami bawa biar paketan. Namun yang terpenting adalah beras,” tegas Suasta.
Diakuinya, sekitar 1 jam stand by hanya ada beberapa pembeli, ini dikarenakan masyarakat masih melaksanakan upacara agama. Suasta menyebutkan Tabanan adalah kabupaten kedua yang meminta operasi pasar setelah Kabupaten Badung. *d
Komentar