Siswa SD Antusias Belajar Gender Wayang
Animo siswa SD di Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Karangasem, belajar gender wayang kulit cukup tinggi.
AMLAPURA, NusaBali
Sebanyak 20 siswa SD antusias belajar hingga pelatih kewalahan mengajar akibat minimnya gender. Para siswa itu akihirnya dibagi menjadi lima kelompok. Mereka dilatih oleh Jro Mangku Made Karang di Sanggar Angripta Santhi Buwana.
Pembina Sanggar Angripta Santhi Buwana, I Nyoman Sumadi, berupaya memotivasi siswa agar tetap kontinyu berlatih meskipun baru memiliki satu barung gender. Dikatakan, pembelajaran telah berlangsung dua pekan. Siswa yang belajar dari kelas I hingga kelas IV dari SDN 1 Pesedahan. Semula, Ketut Sitha Ayu pertiwi, siswi kelas IV SDN 1 Pesedahan mengajak rekan-rekannya belajar tabuh gender wayang di Sanggar Angripta Santhi Buwana. “Akhirnya saya menghubungi pemilik gender wayang, Jro Mangku Made Karang, untuk melatih anak-anak,” ungkap Sumadi, Rabu (31/1).
Sumadi mengaku bangga, setidaknya dengan latihan gender wayang, mampu menyeimbangkan pikiran siswa. Selama ini anak-anak bermain game, itu kurang bermanfaat. Ada kemauan latihan tabuh gender, kami dukung,” kata Sumadi. Dikatakan, latihan pertama digelar pada Rabu (17/1) diawali dengan persembahyangan bersama di Pura Puseh Desa Pesedahan. Mengingat pesertanya cukup banyak, setelah latihan berjalan satu pekan, maka pelatih Jro Mangku Made Karang berkoordinasi dengan Pembina Sanggar I Nyoman Sumadi untuk mengatasi membeludaknya siswa yang berniat belajar. Maka disepakati, 20 siswa SD itu dibagi lima kelompok dan dibuatkan jadwal latihan.
Kelompok I dan II latihannya Selasa dan Jumat, kelompok III, IV, dan V latihannya Rabu dan Sabtu. Latihan selama dua jam dari pukul 14.00-16.00 Wita, sehingga tidak mengganggu jam belajar siswa. “Latihan bergantian, telah diatur jadwal sesuai kelompok masing-masing,” ujar Mangku Karang. Sementara Stitha Ayu pertiwi mengaku baru sebatas pengenalan cara memukulkan panggul gender. *k16
Pembina Sanggar Angripta Santhi Buwana, I Nyoman Sumadi, berupaya memotivasi siswa agar tetap kontinyu berlatih meskipun baru memiliki satu barung gender. Dikatakan, pembelajaran telah berlangsung dua pekan. Siswa yang belajar dari kelas I hingga kelas IV dari SDN 1 Pesedahan. Semula, Ketut Sitha Ayu pertiwi, siswi kelas IV SDN 1 Pesedahan mengajak rekan-rekannya belajar tabuh gender wayang di Sanggar Angripta Santhi Buwana. “Akhirnya saya menghubungi pemilik gender wayang, Jro Mangku Made Karang, untuk melatih anak-anak,” ungkap Sumadi, Rabu (31/1).
Sumadi mengaku bangga, setidaknya dengan latihan gender wayang, mampu menyeimbangkan pikiran siswa. Selama ini anak-anak bermain game, itu kurang bermanfaat. Ada kemauan latihan tabuh gender, kami dukung,” kata Sumadi. Dikatakan, latihan pertama digelar pada Rabu (17/1) diawali dengan persembahyangan bersama di Pura Puseh Desa Pesedahan. Mengingat pesertanya cukup banyak, setelah latihan berjalan satu pekan, maka pelatih Jro Mangku Made Karang berkoordinasi dengan Pembina Sanggar I Nyoman Sumadi untuk mengatasi membeludaknya siswa yang berniat belajar. Maka disepakati, 20 siswa SD itu dibagi lima kelompok dan dibuatkan jadwal latihan.
Kelompok I dan II latihannya Selasa dan Jumat, kelompok III, IV, dan V latihannya Rabu dan Sabtu. Latihan selama dua jam dari pukul 14.00-16.00 Wita, sehingga tidak mengganggu jam belajar siswa. “Latihan bergantian, telah diatur jadwal sesuai kelompok masing-masing,” ujar Mangku Karang. Sementara Stitha Ayu pertiwi mengaku baru sebatas pengenalan cara memukulkan panggul gender. *k16
1
Komentar