Pertama di Indonesia, Desa Duda Timur Launching Aplikasi Smart Desa
Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem mencatat sejarah sebagai desa pertama di Indonesia yang melaunching smart desa, sebagai upaya memberdayakan pelayanan secara online.
AMLAPURA, NusaBali
Launching smart desa ini dilakukan langsung Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri di Kantor Desa Duda Timur, Kamis (1/2) siang pukul 11.00 Wita.Terungkap, smart desa ini diluncurkan sekaligus untuk menjawab tantangan dari Kementerian Desa (Kemendes), yang sempat dikumandangkan saat acara Rembug Desa di Denpasar, 3 Desember 2016 lalu. Sesuai tantangan Kemendes, pelayanan desa sebaiknya dilakukan secara online.
Pelayanan secara online di Desa Duda Timur ini meliputi segala bentuk administrasi, juga menyimpan data desa. Dengan begitu, memudahkan untuk mendapatkan data penduduk berikut tempat tinggalnya, termasuk warga kurang mampu. Tinggal melacak melalui aplikasi smart desa: dudatimur.smartdesa.or.id.
Bupati IGA Mas Sumatri berjanji memperkenalkan smart desa dari Desa Duda Timur ini ke Kemendes, agar dijadikan percontohan bagi Indonesia. "Kami salut atas inovasi Desa Duda Timur yang luncurkan aplikasi smart desa. Ini pertama kali di Bali, bahkan di Indonesia. Saya berharap inovasi ini agar diikuti desa-desa lainnya di Karangasem,” jelas Bupati Mas Sumatri dalam acara launching smart desa kemarin.
Sementara itu, Perbekel Duda Timur, I Gede Pawana, memaparkan lahirnya program smart desa ini bermula ketika dirinya mengikuti acara rembug desa yang diselenggarakan Kemendes di Denpasar, 3 Desember 2016 silam. Kala itu, pihak Kemendes mengeluarkan tantangan agar desa memiliki data kemiskinan, peta, potensi, profile desa, dan pelayanan secara online.
Perbekel Gede Pawana kemudian melakukan investigasi. Dari investigasinya, tidak ada ditemukan aplikasi layanan online yang dilakukan pihak desa. Sempat ada yang menawarkan aplikasi, namun biayanya mencapai miliaran rupiah dan itu tidak mungkin diterapkan.
Selanjutnya, Gede Pawana bertemu ahli teknologi bidang aplikasi data dari PT Saebo Technology Jakarta, yang dikoordinasikan Sonny Kastara Dhaniswara dan Jerry Sumono, 1 Oktober 2017. Mereka bertemu di tempat pengungsian bencana Gunung Agung di Desa/Kecamatan Manggis, Karangasem. Dalam pertemuan itu, pihak PT Saebo janji akan membantu.
Pertemuan berikutnya dilakukan 14 Oktober 2017, untuk memantapkan rencana membuat aplikasi smart desa bagi Desa Duda Timur. Karena terganggu erupsi Gunung Agung, niat membangun smart desa pun sempat kendur. Tapi, Sonny Kastara Dhaniswara dan Jerry Susmono kembali meyakinkan Gede Pawana.
Maka, Gede Pawana pun kembali bersemangat untuk mewujudkan aplikasi smart desa. Diawali dengan menginstruksikan 9 kelian banjar se-Desa Duda Timur untuk mendata seluruh warga di pengungsian, termasuk mendata warga kurang mampu, jumlah warga di setiap KK, mendata pekerjaan, dan latar belakang lainnya. Akhirnya, terkumpul data secara manual.
Kemudian, rombongan PT Saebo untuk ketiga kalinya datang, 1 Desember 2017, sembari membawakan aplikasi lengkap dengan fitur-fiturnya, dan langsung dimasukkan data desa. Sejak itu pula, 9 kelian banjar di Desa Duda Timur melakukan pendataan kembali secara online, menggunakan HP yang beraplikasi smart desa. Setiap warga yang terdata, terekam lokasi tempat tinggalnya masing-masing. "Pengisian data telah selesai, sehingga smart desa ini dilaunching," papar Gede Pawana, Kamis kemarin.
Menurut Gede Pawana, sekarang tinggal menggelar pelatihan untuk tenaga operator, dengan melibatkan perangkat desa, termasuk 9 kelian banjar. Tujuannya, agar setiap warga yang melapor atau mengurus akta dan perlengkapan administrasi lainnya, cukup melaporkan ke kelian banjar. Selanjutnya, kelian banjar memesan secara online.
"Makanya, pelayanan nanti secara online, termasuk mencari data warga yang status miskin. Cukup klik aplikasi dudatimur.smartdesa.or.id. Nanti muncul titik-titik merah. Setiap titik merah diklik, muncul nama dan lokasi tempat tinggal warga miskin yang dimaksud," katanya. Disebutlkan, dalam smart desa ini disediakan tujuh fitur, di mana setiap fitur memuat data desa yang lengkap, yakni fitur tentang potensi desa, laporan, berita, komunikasi, lokasi, dan sebagainya.
Sementara, Sonny Kastawa Dhaniswara mengatakan, smart desa bisa juga dimanfaatkan membuka rekening tanpa harus pergi ke bank. "Kemudahan lainnya, kalau ada orang luar bantu warga miskin di Desa Duda Timur, cukup lihat di website Desa Duda Timur, akan langsung terlihat warga bersangkutan dengan lokasinya," jelas Sonny yang hadir dalam launching smart desa, Kamis kemarin.
Sonny menyebutkan, aplikasi smart desa untuk Desa Duda Timur merupakan bantuan CSR dari perusahaan tempatnya bekerja. Jika dalam kondisi normal, aplikasi dikerjakan 20.000 jam, per jam biayanya Rp 300.000, ditambah biaya membuat peta desa Rp 980 juta, maka total biayanya mencapai Rp 6,98 miliar. "Aplikasi ini, baru pertama kali di Indonesia. Di desa lainnya belum ada,” katanya. *k16
Pelayanan secara online di Desa Duda Timur ini meliputi segala bentuk administrasi, juga menyimpan data desa. Dengan begitu, memudahkan untuk mendapatkan data penduduk berikut tempat tinggalnya, termasuk warga kurang mampu. Tinggal melacak melalui aplikasi smart desa: dudatimur.smartdesa.or.id.
Bupati IGA Mas Sumatri berjanji memperkenalkan smart desa dari Desa Duda Timur ini ke Kemendes, agar dijadikan percontohan bagi Indonesia. "Kami salut atas inovasi Desa Duda Timur yang luncurkan aplikasi smart desa. Ini pertama kali di Bali, bahkan di Indonesia. Saya berharap inovasi ini agar diikuti desa-desa lainnya di Karangasem,” jelas Bupati Mas Sumatri dalam acara launching smart desa kemarin.
Sementara itu, Perbekel Duda Timur, I Gede Pawana, memaparkan lahirnya program smart desa ini bermula ketika dirinya mengikuti acara rembug desa yang diselenggarakan Kemendes di Denpasar, 3 Desember 2016 silam. Kala itu, pihak Kemendes mengeluarkan tantangan agar desa memiliki data kemiskinan, peta, potensi, profile desa, dan pelayanan secara online.
Perbekel Gede Pawana kemudian melakukan investigasi. Dari investigasinya, tidak ada ditemukan aplikasi layanan online yang dilakukan pihak desa. Sempat ada yang menawarkan aplikasi, namun biayanya mencapai miliaran rupiah dan itu tidak mungkin diterapkan.
Selanjutnya, Gede Pawana bertemu ahli teknologi bidang aplikasi data dari PT Saebo Technology Jakarta, yang dikoordinasikan Sonny Kastara Dhaniswara dan Jerry Sumono, 1 Oktober 2017. Mereka bertemu di tempat pengungsian bencana Gunung Agung di Desa/Kecamatan Manggis, Karangasem. Dalam pertemuan itu, pihak PT Saebo janji akan membantu.
Pertemuan berikutnya dilakukan 14 Oktober 2017, untuk memantapkan rencana membuat aplikasi smart desa bagi Desa Duda Timur. Karena terganggu erupsi Gunung Agung, niat membangun smart desa pun sempat kendur. Tapi, Sonny Kastara Dhaniswara dan Jerry Susmono kembali meyakinkan Gede Pawana.
Maka, Gede Pawana pun kembali bersemangat untuk mewujudkan aplikasi smart desa. Diawali dengan menginstruksikan 9 kelian banjar se-Desa Duda Timur untuk mendata seluruh warga di pengungsian, termasuk mendata warga kurang mampu, jumlah warga di setiap KK, mendata pekerjaan, dan latar belakang lainnya. Akhirnya, terkumpul data secara manual.
Kemudian, rombongan PT Saebo untuk ketiga kalinya datang, 1 Desember 2017, sembari membawakan aplikasi lengkap dengan fitur-fiturnya, dan langsung dimasukkan data desa. Sejak itu pula, 9 kelian banjar di Desa Duda Timur melakukan pendataan kembali secara online, menggunakan HP yang beraplikasi smart desa. Setiap warga yang terdata, terekam lokasi tempat tinggalnya masing-masing. "Pengisian data telah selesai, sehingga smart desa ini dilaunching," papar Gede Pawana, Kamis kemarin.
Menurut Gede Pawana, sekarang tinggal menggelar pelatihan untuk tenaga operator, dengan melibatkan perangkat desa, termasuk 9 kelian banjar. Tujuannya, agar setiap warga yang melapor atau mengurus akta dan perlengkapan administrasi lainnya, cukup melaporkan ke kelian banjar. Selanjutnya, kelian banjar memesan secara online.
"Makanya, pelayanan nanti secara online, termasuk mencari data warga yang status miskin. Cukup klik aplikasi dudatimur.smartdesa.or.id. Nanti muncul titik-titik merah. Setiap titik merah diklik, muncul nama dan lokasi tempat tinggal warga miskin yang dimaksud," katanya. Disebutlkan, dalam smart desa ini disediakan tujuh fitur, di mana setiap fitur memuat data desa yang lengkap, yakni fitur tentang potensi desa, laporan, berita, komunikasi, lokasi, dan sebagainya.
Sementara, Sonny Kastawa Dhaniswara mengatakan, smart desa bisa juga dimanfaatkan membuka rekening tanpa harus pergi ke bank. "Kemudahan lainnya, kalau ada orang luar bantu warga miskin di Desa Duda Timur, cukup lihat di website Desa Duda Timur, akan langsung terlihat warga bersangkutan dengan lokasinya," jelas Sonny yang hadir dalam launching smart desa, Kamis kemarin.
Sonny menyebutkan, aplikasi smart desa untuk Desa Duda Timur merupakan bantuan CSR dari perusahaan tempatnya bekerja. Jika dalam kondisi normal, aplikasi dikerjakan 20.000 jam, per jam biayanya Rp 300.000, ditambah biaya membuat peta desa Rp 980 juta, maka total biayanya mencapai Rp 6,98 miliar. "Aplikasi ini, baru pertama kali di Indonesia. Di desa lainnya belum ada,” katanya. *k16
Komentar