Palinggih Beji Toyasah Hancur Diterjang Banjir
Palinggih Beji Toyasah, Banjar Susut, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem, hancur diterjang banjir tukad Yehsah, Kamis (1/2).
AMLAPURA, NusaBali
Beji Toyasah merupakan tempat pasucian Ida Bhatara di Pura Besakih, lokasinya di sisi timur tukad Yehsah. Banjir hanya sisakan tembok kolam, sementara tiga mata air dan tempat permandian tertimbun batu, kerikil, dan pasir.
Petugas dari Kantor Kementerian Agama Karangasem, I Gusti Ayu Kusumawati, mendata kerusakan di Beji Toyasah didampingi Kelian Banjar Dinas Susut, I Wayan Tunas dan Kelian Banjar Adat Susut, I Wayan Muliana. Banjir menerjang tukad Yehsah sejak Rabu (31/1) sore hingga Kamis (1//2) pagi yang menyebabkan sungai semakin melebar dan menggerus Beji Toyasah. Kolam ukuran 20 meter x 10 meter yang di tengah-tengahnya terdapat palinggih hancur, hanya tersisa tembok kolam sisi timur. Tiga mata air besar tertutup material batu, kerikil, dan pasir.
Selama ini mata air Toyasah digunakan untuk upacara masucian Ida Bhatara Pura Besakih di setiap tahun ganjil, sebelum puncak Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh. Terakhir ritual Ida Bhatara masucian pada Redite Wage Kuningan, Minggu, 9 April 2017. Kelian Banjar Dinas Susut, I Wayan Tunas, mengatakan, sebelum kejadian tidak terdengar apa-apa walau terjadi banjir di sungai. Sebab, seharian turun hujan lebat. “Setelah kami cek ke lokasi, bangunan Beji Ida Bhatara Pura Besakih hanyut dan mata airnya tertimbun,” ungkap Wayan Tunas. Selain menggerus beji, puluhan hektare sawah jebol ke sungai.
Sementara Kelian Banjar Adat Susut, I Wayan Muliana, mengatakan, walau ada utusan dari Kantor Kementerian Agama Karangasem melakukan pengecekan kerusakan Beji Ida Bhatara Pura Besakih, sepanjang Gunung Agung status awas, dan banjir terus terjadi di tukad Yehsah, belum memungkinkan melakukan perbaikan Beji Ida Bhatara Pura Besakih tersebut. “Kami bersyukur ada utusan dari pemerintah, berarti pemerintah tahu Beji Ida Bhatara Pura Besakih telah hanyut. Paling tidak di saat situasi normal, kami berharap ada perbaikan,” jelas Wayan Muliana.
Terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama Karangasem, Dr Ni Nengah Rustini MSi, mengakui mengutus stafnya untuk melakukan pengecekan di lapangan. “Nanti hasil survei di lapangan kami buatkan kajian, RAB, kemudian diusulkan ke Dirjen Bimas Hindu untuk dana perbaikan. Usulannya tahun 2018, bisa saja dananya disetujui tahun 2019,” jelas Dr Rustini.
Sebelumnya tukad Yehsah jebol di bagian bawah kolam pada tanggal 12 Desember 2017 lalu. Selanjutnya dilaksanakan upacara magpag toya pada Anggara Kliwon Tambir, Selasa, 26 Desember 2017 dipuput Ida Pedanda Gede Jelantik Dwaja dari Gria Jelantik, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem. Tujuan ritual agar debit air kembali normal memenuhi kolam untuk tirta, permandian, irigasi, dan konsumsi. *k16
Beji Toyasah merupakan tempat pasucian Ida Bhatara di Pura Besakih, lokasinya di sisi timur tukad Yehsah. Banjir hanya sisakan tembok kolam, sementara tiga mata air dan tempat permandian tertimbun batu, kerikil, dan pasir.
Petugas dari Kantor Kementerian Agama Karangasem, I Gusti Ayu Kusumawati, mendata kerusakan di Beji Toyasah didampingi Kelian Banjar Dinas Susut, I Wayan Tunas dan Kelian Banjar Adat Susut, I Wayan Muliana. Banjir menerjang tukad Yehsah sejak Rabu (31/1) sore hingga Kamis (1//2) pagi yang menyebabkan sungai semakin melebar dan menggerus Beji Toyasah. Kolam ukuran 20 meter x 10 meter yang di tengah-tengahnya terdapat palinggih hancur, hanya tersisa tembok kolam sisi timur. Tiga mata air besar tertutup material batu, kerikil, dan pasir.
Selama ini mata air Toyasah digunakan untuk upacara masucian Ida Bhatara Pura Besakih di setiap tahun ganjil, sebelum puncak Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh. Terakhir ritual Ida Bhatara masucian pada Redite Wage Kuningan, Minggu, 9 April 2017. Kelian Banjar Dinas Susut, I Wayan Tunas, mengatakan, sebelum kejadian tidak terdengar apa-apa walau terjadi banjir di sungai. Sebab, seharian turun hujan lebat. “Setelah kami cek ke lokasi, bangunan Beji Ida Bhatara Pura Besakih hanyut dan mata airnya tertimbun,” ungkap Wayan Tunas. Selain menggerus beji, puluhan hektare sawah jebol ke sungai.
Sementara Kelian Banjar Adat Susut, I Wayan Muliana, mengatakan, walau ada utusan dari Kantor Kementerian Agama Karangasem melakukan pengecekan kerusakan Beji Ida Bhatara Pura Besakih, sepanjang Gunung Agung status awas, dan banjir terus terjadi di tukad Yehsah, belum memungkinkan melakukan perbaikan Beji Ida Bhatara Pura Besakih tersebut. “Kami bersyukur ada utusan dari pemerintah, berarti pemerintah tahu Beji Ida Bhatara Pura Besakih telah hanyut. Paling tidak di saat situasi normal, kami berharap ada perbaikan,” jelas Wayan Muliana.
Terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama Karangasem, Dr Ni Nengah Rustini MSi, mengakui mengutus stafnya untuk melakukan pengecekan di lapangan. “Nanti hasil survei di lapangan kami buatkan kajian, RAB, kemudian diusulkan ke Dirjen Bimas Hindu untuk dana perbaikan. Usulannya tahun 2018, bisa saja dananya disetujui tahun 2019,” jelas Dr Rustini.
Sebelumnya tukad Yehsah jebol di bagian bawah kolam pada tanggal 12 Desember 2017 lalu. Selanjutnya dilaksanakan upacara magpag toya pada Anggara Kliwon Tambir, Selasa, 26 Desember 2017 dipuput Ida Pedanda Gede Jelantik Dwaja dari Gria Jelantik, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem. Tujuan ritual agar debit air kembali normal memenuhi kolam untuk tirta, permandian, irigasi, dan konsumsi. *k16
Komentar