Seleksi Wawancara Adem Ayem
Nama yang masuk 3 besar akan diserahkan kepada Gubernur Bali untuk selanjutnya disetor kepada Mendagri. Mendagri atas nama Presiden menetapkan 1 nama sebagai Sekda Provinsi Bali.
Setelah 3 Besar Calon Sekda Muncul
DENPASAR,NusaBali
Seleksi presentasi dan wawancara calon Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Kamis (1/2) siang kemarin berjalan selama seharian. Seleksi penentuan tersebut terkesan adem ayem, setelah test penulisan makalah yang sudah diumumkan hasil nilainya dan memunculkan 3 besar. Kandidat yang tidak masuk 3 besar pun tampak tidak bersemangat.
Ada 6 kandidat yang kemarin ikut seleksi wawancara setelah dinyatakan lolos dalam penulisan makalah. Mereka bergiliran presentasi dan diwawancara melalui Tim Pansel yang dipimpin Ketua Tim Tjokorda Ngurah Pemayun. Tes dilaksanakan di Ruangan Sekda Provinsi Bali, Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala Denpasar.
Mereka yang ikut seleksi wawancara yakni Dewa Made Indra, birokrat asal Desa Pemaron, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng yang menjabat sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, I Ketut Lihadnyana, birokrat asal Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Putu Astawa birokrat asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar yang menjabat Kepala Bappeda dan Litbang, Luh Putu Haryani, birokat asal Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan yang menjabat sebagai Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan, I Wayan Suarjana, birokrat asal Banjar Kutabali Desa/Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan yang menjabat Sekretaris DPRD Bali, Ida Bagus Wisnuardhana yanag menjabat sebagai Kadis Tanaman Pangan.
Seleksi sesi wawancara yang terkesan adem ayem kemarin terlihat dari peserta yang sepertinya tidak bersemangat lagi. Wayan Suarjana misalnya malah tidak membawa bahan untuk presentasi di depan tim seleksi. Namun demikian, Suarjana dengan santai menyudahi proses presentasi dan wawancara. Suarjana usai sesi presentasi dan wawancara mengatakan dirinya sedang ada kegiatan upacara pada Rabu (31/1) sehingga tidak sempat membuat bahan untuk sesi presentasi dan wawancara. “Tidak bawa bahan karena nggak sempat buat, saya ngayah di desa ada odalan,” ujar Suarjana yang menunggu hujan reda kemarin.
Namun demikian, mantan Kadispenda Provinsi Bali ini tetap menyerahkan sepenuhnya kepada Tim Pansel. Suarjana hanya sempat bersalaman dengan rekannya Ketut Lihadnyana yang menunggu giliran wawancara. “Sudah ikuti proses saja,” tegas mantan Kabag Humas DPRD Bali ini.
Sementara Putu Astawa mengatakan, sesi wawancara yang diikutinya materinya menyangkut pengorganisiran pemerintahan dan gagasan ketika memimpin pemerintahan. “Ya Sekda kan adalah pimpinan di pemerintahan. Ya presentasi dan wawancaranya seputar soal bagaimana mengkoordinir pemerintahan. Saya juga menyampaikan pengelolaan aset-aset untuk pendapatan daerah bekerjasama dengan BUMD,” ujar Astawa.
Mantan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa ini salah satunya presentasikan strategi pengelolaan aset-aset daerah secara profesional untuk menambah PAD (pendapatan asli daerah). Selain itu Astawa dalam sesi wawancara mengaku ditanya strategi bagaimana mensinergikan jalannya pemerintahan dengan fenomena gubernur dan bupati sulit bisa duduk bersama ketika diajak rapat. “Jadi strategi yang saya sampaikan supaya bisa menghadirkan bupati/walikota ya undang mereka (bupati) satu-satu, terjadwal dan rapat terbatas, kita ajak bahas persoalan di daerah mereka. Pola ini yang diterapkan Presiden Joko Widodo yang panggil bawahannya satu-satu untuk memaksimalkan program dan tahu kinerjanya. Kalau di Bali Sekda melalui gubernur panggil kepala daerah,” katanya.
Sementara Ketua Tim Pansel Tjok Pemayun kemarin mengatakan, hasil tes wawancara belum bisa diumumkan, karena baru dilaksanakan kemarin. Hasilnya akan diumumkan 5 Februari 2018 mendatang. “Sabar-sabar, belum ada hasinya, nanti akan diumumkan,” ujar mantan Kepala Bappeda Bali ini.
Sebelumnya dalam seleksi penulisan makalah, 6 kandidat bersaing. Dari hasil penulisan makalah akhirnya terungkap Dewa Indra memperoleh nilai tertinggi 93,57, Lihadnyana dengan nilai 87,86, Putu Astawa dengan nilai 85,57. Kemudian berikutnya Ida Bagus Wisnuardhana dengan nilai 82,86, Luh Putu Haryani dengan nilai 81,71 serta Suarjana dengan nilai 80,71. Setelah hasil tes wawancara nanti diumumkan, hasil seleksi akan diumumkan nilainya secara keseluruhan dan diranking. Selanjutnya nama-nama yang masuk 3 besar akan diserahkan kepada Gubernur Bali untuk selanjutnya disetor kepada Mendagri. Mendagri atas nama Presiden menetapkan 1 nama sebagai Sekda Provinsi Bali. *nat
Komentar