Tanah Pura Longsor, 3 Bangunan Rawan Ambles
Palinggih Pura Taman Sekar di Banjar Punjuan, Desa Luwus, Baturiti, ambruk. Bale Gong, Pawaregan, dan Bale Pangubengan juga terancam terjungkal ke jurang.
TABANAN, NusaBali
Hujan deras mengguyur Tabanan membuat tanah Pura Taman Sekar di Banjar Punjuan, Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, longsor pada Sabtu (3/2). Akibatnya Palinggih Gamangan ambruk. Bahkan, tiga bangunan, yakni Pawaregan, Bale Gong, dan Bangunan Pangubengan terancam terjungkal ke jurang.
Plt Perbekel Luwus I Made Toya, menjelaskan tanah bakal senderan longsor pada Sabtu (3/2) siang sekitar pukul 14.00 Wita. Hal ini dikarenakan hujan deras mengguyur Baturiti dan tanah di areal Pura Taman Sekar tersebut labil. “Memang di bagian baratnya tersebut belum disender sehingga potensi longsor sangat besar,” ujarnya, Minggu (4/2).
Dikatakannya, lebar longsor mencapai sekitar 10 meter dengan ketinggian sekitar 20 meter, mengakibatkan satu Palinggih Gamangan ambruk. Tak hanya itu, material tersebut juga menutup akses jalan desa ke Banjar Punjuan. “Sore itu sekitar pukul 16.00 Wita kami langsung gotong royong untuk menyingkirkan material longsor yang menutup akses jalan,” imbuhnya.
Dia pun khawatir jika tidak segera ditangani, tiga bangunan yakni Bale Gong, Bale Pawaregan, dan Bale Pangubengan akan terjungkal ke jurang. Sebab di sebelah akses jalan ada jurang. “Dengan intensitas hujan yang seperti ini, kami khawatir akan terjadi hal fatal. Sebab tiga bangunan itu sudah berada di pinggir, tidak ada pijakan tanah sama sekali,” beber Toya.
Oleh karena itu, rencananya pada Senin (5/2) hari ini pihaknya akan bersurat ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tabanan agar memperoleh bantuan untuk penyenderan. Sebab sebelumnya Pura Taman Sari juga pernah dibantu senderan, tetapi baru sebagian. “Mudah-mudahan tidak ada lagi hujan lebat supaya tanah tidak tergerus,” ucapnya.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Tabanan I Putu Trisna Widiatmika, seizin Kepala BPBD Tabanan I Gusti Ngurah Sucita, mengatakan sudah mengecek ke lokasi. Dan memang benar ada beberapa bangunan pura yang rawan longsor kembali jika hujan mengguyur Baturiti. “Kami sudah cek kemarin, warga setempat sudah gotong royong bersihkan material karena material longsor sempat menutup akses jalan,” ungkap Trisna.
Sementara peristiwa longsor juga membuat ambles bangunan dapur berukuran 4 meter x 2 meter milik I Gusti Made Radhita, dan warung makan milik berukuran 8 meter x 6 meter milik I Gusti Ketut Suartika Pandia di Banjar Candikuning I, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti. Peristiwa ini terjadi pada Rabu (31/1) malam. Untung saja tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Perbekel Desa Candikuning I Made Mudita, menjelaskan longsor dengan panjang sekitar 25 meter ini tepat berada pada pintu masuk wisata Kebun Raya Eka Karya yang dari arah selatan. Peristiwa ini diperkirakan terjadi dini hari. Namun tidak sampai ada korban jiwa. “Dapur sama rumah makan korban keduanya ambruk ke sungai, kerugian diperkirakan sampai Rp 100 juta,” jelas Mudita.
Untuk saat ini, korban Gusti Made Radhita sudah membuat dapur darurat. Sedangkan Gusti Ketut Suartika Pandia belum bisa membangun, karena lahannya tergerus longsor.
Menurut Mudita, kelian dinas setempat sudah menyarankan kedua warga untuk sementara pindah ke rumah tetangga atau keluarga. Karena rumah yang mereka tempati rawan longsor. “Sekarang rumah kedua warga ini berada paling tepi/paling pinggir. Jika terjadi hujan lebat maka dikhawatirkan akan longsor kembali,” tuturnya.
Oleh karena itu, pihaknya akan membantu melaporkan ke BPBD Tabanan agar segera mendapatkan atensi. Bahkan disarankan juga berkoordinasi dengan pengelola Kebun Raya, sebab sungainya itu aliran dari wisata Kebun Raya Eka Karya. “Senin (hari ini), kami akan laporkan, meskipun tanah pribadi untuk bantuan sekadar sangat diharapkan,” tandas Mudita. *d
Hujan deras mengguyur Tabanan membuat tanah Pura Taman Sekar di Banjar Punjuan, Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, longsor pada Sabtu (3/2). Akibatnya Palinggih Gamangan ambruk. Bahkan, tiga bangunan, yakni Pawaregan, Bale Gong, dan Bangunan Pangubengan terancam terjungkal ke jurang.
Plt Perbekel Luwus I Made Toya, menjelaskan tanah bakal senderan longsor pada Sabtu (3/2) siang sekitar pukul 14.00 Wita. Hal ini dikarenakan hujan deras mengguyur Baturiti dan tanah di areal Pura Taman Sekar tersebut labil. “Memang di bagian baratnya tersebut belum disender sehingga potensi longsor sangat besar,” ujarnya, Minggu (4/2).
Dikatakannya, lebar longsor mencapai sekitar 10 meter dengan ketinggian sekitar 20 meter, mengakibatkan satu Palinggih Gamangan ambruk. Tak hanya itu, material tersebut juga menutup akses jalan desa ke Banjar Punjuan. “Sore itu sekitar pukul 16.00 Wita kami langsung gotong royong untuk menyingkirkan material longsor yang menutup akses jalan,” imbuhnya.
Dia pun khawatir jika tidak segera ditangani, tiga bangunan yakni Bale Gong, Bale Pawaregan, dan Bale Pangubengan akan terjungkal ke jurang. Sebab di sebelah akses jalan ada jurang. “Dengan intensitas hujan yang seperti ini, kami khawatir akan terjadi hal fatal. Sebab tiga bangunan itu sudah berada di pinggir, tidak ada pijakan tanah sama sekali,” beber Toya.
Oleh karena itu, rencananya pada Senin (5/2) hari ini pihaknya akan bersurat ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tabanan agar memperoleh bantuan untuk penyenderan. Sebab sebelumnya Pura Taman Sari juga pernah dibantu senderan, tetapi baru sebagian. “Mudah-mudahan tidak ada lagi hujan lebat supaya tanah tidak tergerus,” ucapnya.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Tabanan I Putu Trisna Widiatmika, seizin Kepala BPBD Tabanan I Gusti Ngurah Sucita, mengatakan sudah mengecek ke lokasi. Dan memang benar ada beberapa bangunan pura yang rawan longsor kembali jika hujan mengguyur Baturiti. “Kami sudah cek kemarin, warga setempat sudah gotong royong bersihkan material karena material longsor sempat menutup akses jalan,” ungkap Trisna.
Sementara peristiwa longsor juga membuat ambles bangunan dapur berukuran 4 meter x 2 meter milik I Gusti Made Radhita, dan warung makan milik berukuran 8 meter x 6 meter milik I Gusti Ketut Suartika Pandia di Banjar Candikuning I, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti. Peristiwa ini terjadi pada Rabu (31/1) malam. Untung saja tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Perbekel Desa Candikuning I Made Mudita, menjelaskan longsor dengan panjang sekitar 25 meter ini tepat berada pada pintu masuk wisata Kebun Raya Eka Karya yang dari arah selatan. Peristiwa ini diperkirakan terjadi dini hari. Namun tidak sampai ada korban jiwa. “Dapur sama rumah makan korban keduanya ambruk ke sungai, kerugian diperkirakan sampai Rp 100 juta,” jelas Mudita.
Untuk saat ini, korban Gusti Made Radhita sudah membuat dapur darurat. Sedangkan Gusti Ketut Suartika Pandia belum bisa membangun, karena lahannya tergerus longsor.
Menurut Mudita, kelian dinas setempat sudah menyarankan kedua warga untuk sementara pindah ke rumah tetangga atau keluarga. Karena rumah yang mereka tempati rawan longsor. “Sekarang rumah kedua warga ini berada paling tepi/paling pinggir. Jika terjadi hujan lebat maka dikhawatirkan akan longsor kembali,” tuturnya.
Oleh karena itu, pihaknya akan membantu melaporkan ke BPBD Tabanan agar segera mendapatkan atensi. Bahkan disarankan juga berkoordinasi dengan pengelola Kebun Raya, sebab sungainya itu aliran dari wisata Kebun Raya Eka Karya. “Senin (hari ini), kami akan laporkan, meskipun tanah pribadi untuk bantuan sekadar sangat diharapkan,” tandas Mudita. *d
1
Komentar