Cok Rat Kembali ke Garis Mega
Kata Hasto, sikap Cok Rat juga sudah dikonfirmasi oleh Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga yang notabene adik Cok Rat dan tokoh PDIP Bali.
Hasto Soal Peristiwa Cok Rat-Rai Mantra di Puri Satria
DENPASAR, NusaBali
Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto buka suara soal pertemuan tokoh PDIP Bali yang sesepuh Puri Satria, Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat dengan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra yang maju sebagai Cagub Bali 2018 lewat partai lain setelah tidak direkomendasi DPP PDIP. Sementara PDIP mengusung Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (KBS-Ace).
Di sela-sela keterangan persnya di Rakerdasus (Rapat Kerja Daerah Khusus) DPD PDIP Bali di Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur, Denpasar Selatan, Minggu (4/2) siang, Hasto mengatakan Cok Rat sudah kembali kepada garis Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri. Kata Hasto, sikap Cok Rat juga sudah dikonfirmasi oleh Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga yang notabene adik Cok Rat dan tokoh PDIP Bali.
“Kami sudah konfirmasi kepada Cok Rat beliau mengatakan komitmennya tetap bersama dengan Ketua Umum Megawati. Sehingga itu sebelum pendaftaran calon. Bukan emosional, pada Pilkada ini perintah partailah dilaksanakan. Pilkada ini antusias kader yang luar biasa, itu bagian dinamika di Pilkada,” ujar Hasto.
Hasto mengatakan Cok Rat sendiri sudah didatangi langsung oleh jajaran DPP PDIP, bahkan sampai Ketua DPD PDIP Provinsi NTB, Rahmat Hidayat yang notabene sahabat karib mantan Ketua DPRD Bali ini sampai melakukan pendekatan kepada Cok Rat.”Rahmat, Puspayoga sudah komunikasi dan sudah ada pertemuan konsolidasi, akhirnya klir,” ungkap alumni Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta ini.
Hasto mengatakan PDIP biasa hadir dengan kekuatan gotong- royong. Di Pigub Bali 2013 lalu, PDIP kalah tipis. PDIP prinsipnya hadirkan pemimpin merakyat seperti Joko Widodo (Jokowi). Bali jadi pilar merakyatnya Jokowi. Senapas dan komitmen perjuangannya dengan PDIP.”Kita berharap kader PDIP menangis dan tertawa bersama rakyat dalam satu perjuangan, ini sesuai dengan pesan Ibu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tadi,” ujar Hasto.
Soal pemenangan 3 kabupaten dan kota di Bali seperti Kota Denpasar, Kabupaten Karangasem dan Klungkung di Pilkada 2018 diharapkan Ketua Tim Pemenangan Pilgub Bali, Nyoman Giri Prasta bisa merebut 3 kabupaten/kota itu. “Kota Denpasar, Klungkung, Karangasem kita harapkan bisa direbut. Dulu Badung belum merah, sekarang sudah merah. Kami harapannya solid juga di Denpasar. Didasari kesetiaan kepada partai,” ujarnya.
Hasto menyentil ada orang per orang menggunakan partai untuk kenikmatan sendiri. “Jadi Walikota misalnya begitu jabatan diperoleh, kekuatan jabatan itu tidak dilaksanakan untuk kerakyatan. PDIP kokoh karena calon pemimpinnya yang merakyat dan berkinerja tinggi. Dulu kita calonkan Ahok(Basuki Tjahaja Purnama) di Pilgub DKI Jakarta, karena kerja. Bukan agama. Kami mencalonkan kader dari NU yang berbasis muslim karena kinerjanya,” tegas Hasto.
PDIP menempatkan keberagaman, gotong -royong sebagai jati diri PDIP. Menjaga persatuan bangsa. “Pilkada ini mencari pemimpin untuk rakyat, bukan soal menang dan kalah saja. Dalam politik ada karma politik. Kesetiaan dan loyalitas dalam politik penting. Tidak ada partai se-kokoh PDIP yang menjaga Pancasila bersama rakyat,” tegasnya. *nat
DENPASAR, NusaBali
Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto buka suara soal pertemuan tokoh PDIP Bali yang sesepuh Puri Satria, Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat dengan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra yang maju sebagai Cagub Bali 2018 lewat partai lain setelah tidak direkomendasi DPP PDIP. Sementara PDIP mengusung Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (KBS-Ace).
Di sela-sela keterangan persnya di Rakerdasus (Rapat Kerja Daerah Khusus) DPD PDIP Bali di Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur, Denpasar Selatan, Minggu (4/2) siang, Hasto mengatakan Cok Rat sudah kembali kepada garis Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri. Kata Hasto, sikap Cok Rat juga sudah dikonfirmasi oleh Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga yang notabene adik Cok Rat dan tokoh PDIP Bali.
“Kami sudah konfirmasi kepada Cok Rat beliau mengatakan komitmennya tetap bersama dengan Ketua Umum Megawati. Sehingga itu sebelum pendaftaran calon. Bukan emosional, pada Pilkada ini perintah partailah dilaksanakan. Pilkada ini antusias kader yang luar biasa, itu bagian dinamika di Pilkada,” ujar Hasto.
Hasto mengatakan Cok Rat sendiri sudah didatangi langsung oleh jajaran DPP PDIP, bahkan sampai Ketua DPD PDIP Provinsi NTB, Rahmat Hidayat yang notabene sahabat karib mantan Ketua DPRD Bali ini sampai melakukan pendekatan kepada Cok Rat.”Rahmat, Puspayoga sudah komunikasi dan sudah ada pertemuan konsolidasi, akhirnya klir,” ungkap alumni Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta ini.
Hasto mengatakan PDIP biasa hadir dengan kekuatan gotong- royong. Di Pigub Bali 2013 lalu, PDIP kalah tipis. PDIP prinsipnya hadirkan pemimpin merakyat seperti Joko Widodo (Jokowi). Bali jadi pilar merakyatnya Jokowi. Senapas dan komitmen perjuangannya dengan PDIP.”Kita berharap kader PDIP menangis dan tertawa bersama rakyat dalam satu perjuangan, ini sesuai dengan pesan Ibu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tadi,” ujar Hasto.
Soal pemenangan 3 kabupaten dan kota di Bali seperti Kota Denpasar, Kabupaten Karangasem dan Klungkung di Pilkada 2018 diharapkan Ketua Tim Pemenangan Pilgub Bali, Nyoman Giri Prasta bisa merebut 3 kabupaten/kota itu. “Kota Denpasar, Klungkung, Karangasem kita harapkan bisa direbut. Dulu Badung belum merah, sekarang sudah merah. Kami harapannya solid juga di Denpasar. Didasari kesetiaan kepada partai,” ujarnya.
Hasto menyentil ada orang per orang menggunakan partai untuk kenikmatan sendiri. “Jadi Walikota misalnya begitu jabatan diperoleh, kekuatan jabatan itu tidak dilaksanakan untuk kerakyatan. PDIP kokoh karena calon pemimpinnya yang merakyat dan berkinerja tinggi. Dulu kita calonkan Ahok(Basuki Tjahaja Purnama) di Pilgub DKI Jakarta, karena kerja. Bukan agama. Kami mencalonkan kader dari NU yang berbasis muslim karena kinerjanya,” tegas Hasto.
PDIP menempatkan keberagaman, gotong -royong sebagai jati diri PDIP. Menjaga persatuan bangsa. “Pilkada ini mencari pemimpin untuk rakyat, bukan soal menang dan kalah saja. Dalam politik ada karma politik. Kesetiaan dan loyalitas dalam politik penting. Tidak ada partai se-kokoh PDIP yang menjaga Pancasila bersama rakyat,” tegasnya. *nat
1
Komentar