Crane Jatuh, 4 Korban Tewas
Disnaker nilai langgar SOP, Kemenhub bersikukuh sudah sesuai prosedur
JAKARTA, NusaBali
Alat berat dan tiang penyangga proyek jalur kereta double double track ( DDT) di Matraman, Jakarta Timur, ambruk, Minggu (4/2). Insiden ini menyebabkan empat orang tewas. Peristiwa itu terjadi di proyek yang digarap konsorsium Hutama Karya, PT Modern Surya Jaya dan PT Mitra Engineering Grup. Kapolres Jakarta Timur, Kombes Yoyon Tony Surya, membenarkan peristiwa itu. Ia mengatakan informasi sementara 4 orang tewas akibat peristiwa yang terjadi sekitar pukul 05.00.
"Dua meninggal di lokasi," kata Tony seperti dilansir liputan6. Dua lagi meninggal dalam perjalanan menunju rumah sakit. Para korban dibawa ke RS Primier Jatinegara dan RS Hermina Jatinegara. Crane jatuh saat akan mengangkat beban berupa bantalan rel ke atas.
Informasi sementara, kata Tony, keseimbangan crane terganggu. Hal itu menyebabkan crane jatuh. Bantalan rel yang dibawanya turut jatuh. Pihak Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) DKI Jakarta menyebut ada dugaan kesalahan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada proyek double-double track jalur KA di Jatinegara.
"Ini kan ada SOP yang tidak dijalankan. Namanya kecelakaan kerja pasti ada yang dilanggar kan persyaratan-persyaratannya," ujar Kasubdit Penyidikan Tindak Pidana Ketenagakerjaan Disnaker DKI, Agus Subekti saat meninjau lokasi di Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (4/2) seperti dilansir detik. Namun hal itu dibantah oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Kemenhub menegaskan pengerjaan proyek rel kereta empat jalur (double-double track) sudah sesuai prosedur.
"Oh nggak ada (buru-buru), SOP tetap dijalani. Enggak ada istilah mau cepat," kata Direktur Keselamatan Perkeretaapian Kemenhub Edi Nursalam di lokasi launcher girder crane jatuh, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (4/2). Pihak Kemenhub akan memastikan semua peralatan terkait pengerjaan proyek aman. Kelanjutan pengerjaan menunggu selesainya penyelidikan polisi dan pihak terkait di lokasi.
"Kita lihat posisi alat ini kan miring. Kalau bisa nanti kita luruskan supaya jangan ada korban-korban berikutnya. Kami minta juga pekerjaan ini tidak tertunda begitu lama karena banyak pekerjaan lain yang sedang kita garap," sambung Edi.
Sementara itu, Direktur Operasional PT Hutama Karya (HK) Suroto mengatakan, menurut SOP yang diberlakukan pihaknya, pengerjaan proyek DDT harus dihentikan saat hujan. "Kami mau cari tahu apakah saat hujan (pekerja) bekerja. Kami kalau kerja enggak boleh saat hujan. SOP-nya kalau hujan pasti berhenti. Nanti kami akan observasi lagi," kata Suroto di Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (4/2/2018).
Tim Puslabfor Mabes Polri sudah melakukan pemeriksaan awal di lokasi jatuhnya launcher girder crane di Jatinegara. Pengecekan insiden di proyek DDT kereta api ini dilanjutkan hari ini.
"Belum bisa menyimpulkan itu apa penyebabnya (jatuh). Besok dilanjutkan lagi," kata Kepala Bidang Balistik dan Metalurgi Forensik (Balmetfor) Puslabfor Mabes Polri Kombes Ulung Kanjaya kepada wartawan di lokasi, Minggu (4/2).
Tim Puslabfor melakukan pengecekan bersama tim KNKT. Namun tim KNKT lebih dulu meninggalkan lokasi tanpa memberikan keterangan. Menurut Ulung, belum ada barang bukti yang diambil terkait jatuhnya launcher girder crane sekitar pukul 05.00 WIB. *
Alat berat dan tiang penyangga proyek jalur kereta double double track ( DDT) di Matraman, Jakarta Timur, ambruk, Minggu (4/2). Insiden ini menyebabkan empat orang tewas. Peristiwa itu terjadi di proyek yang digarap konsorsium Hutama Karya, PT Modern Surya Jaya dan PT Mitra Engineering Grup. Kapolres Jakarta Timur, Kombes Yoyon Tony Surya, membenarkan peristiwa itu. Ia mengatakan informasi sementara 4 orang tewas akibat peristiwa yang terjadi sekitar pukul 05.00.
"Dua meninggal di lokasi," kata Tony seperti dilansir liputan6. Dua lagi meninggal dalam perjalanan menunju rumah sakit. Para korban dibawa ke RS Primier Jatinegara dan RS Hermina Jatinegara. Crane jatuh saat akan mengangkat beban berupa bantalan rel ke atas.
Informasi sementara, kata Tony, keseimbangan crane terganggu. Hal itu menyebabkan crane jatuh. Bantalan rel yang dibawanya turut jatuh. Pihak Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) DKI Jakarta menyebut ada dugaan kesalahan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada proyek double-double track jalur KA di Jatinegara.
"Ini kan ada SOP yang tidak dijalankan. Namanya kecelakaan kerja pasti ada yang dilanggar kan persyaratan-persyaratannya," ujar Kasubdit Penyidikan Tindak Pidana Ketenagakerjaan Disnaker DKI, Agus Subekti saat meninjau lokasi di Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (4/2) seperti dilansir detik. Namun hal itu dibantah oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Kemenhub menegaskan pengerjaan proyek rel kereta empat jalur (double-double track) sudah sesuai prosedur.
"Oh nggak ada (buru-buru), SOP tetap dijalani. Enggak ada istilah mau cepat," kata Direktur Keselamatan Perkeretaapian Kemenhub Edi Nursalam di lokasi launcher girder crane jatuh, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (4/2). Pihak Kemenhub akan memastikan semua peralatan terkait pengerjaan proyek aman. Kelanjutan pengerjaan menunggu selesainya penyelidikan polisi dan pihak terkait di lokasi.
"Kita lihat posisi alat ini kan miring. Kalau bisa nanti kita luruskan supaya jangan ada korban-korban berikutnya. Kami minta juga pekerjaan ini tidak tertunda begitu lama karena banyak pekerjaan lain yang sedang kita garap," sambung Edi.
Sementara itu, Direktur Operasional PT Hutama Karya (HK) Suroto mengatakan, menurut SOP yang diberlakukan pihaknya, pengerjaan proyek DDT harus dihentikan saat hujan. "Kami mau cari tahu apakah saat hujan (pekerja) bekerja. Kami kalau kerja enggak boleh saat hujan. SOP-nya kalau hujan pasti berhenti. Nanti kami akan observasi lagi," kata Suroto di Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (4/2/2018).
Tim Puslabfor Mabes Polri sudah melakukan pemeriksaan awal di lokasi jatuhnya launcher girder crane di Jatinegara. Pengecekan insiden di proyek DDT kereta api ini dilanjutkan hari ini.
"Belum bisa menyimpulkan itu apa penyebabnya (jatuh). Besok dilanjutkan lagi," kata Kepala Bidang Balistik dan Metalurgi Forensik (Balmetfor) Puslabfor Mabes Polri Kombes Ulung Kanjaya kepada wartawan di lokasi, Minggu (4/2).
Tim Puslabfor melakukan pengecekan bersama tim KNKT. Namun tim KNKT lebih dulu meninggalkan lokasi tanpa memberikan keterangan. Menurut Ulung, belum ada barang bukti yang diambil terkait jatuhnya launcher girder crane sekitar pukul 05.00 WIB. *
1
Komentar