Tren Penyakit Kanker Meningkat
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr I Ketut Suarjaya mengatakan, tren penyakit kanker hampir setiap tahun mengalami peningkatan di Bali.
DENPASAR, NusaBali
Namun dia tidak merinci berapa jumlah peningkatan itu, karena data berada di kantor. Menurutnya, sebagian besar penyebab penyakit kanker belum diketahui. Namun ada juga sudah diketahui penyebabnya seperti penyakit kanker serviks yang disebabkan oleh virus human papillomavirus atau HPV (kanker serviks). Sehingga cara pengobatannya dapat dilakukan dengan vaksinasi HPV.
"Di Bali vaksin untuk HPV sudah dilakukan di beberapa kabupaten/kota seperti Gianyar, Tabanan, Badung dan Kota Denpasar. Dilakukan secara mandiri. Vaksin HPV tidak diberikan secara gratis. Satu kali vaksin HPV masyarakat harus membayar Rp 1,2 juta sampai Rp 1,5 juta," terangnya saat dihubungi, kemarin.
Suarjaya menambahkan penyebab dari penyakit kanker juga disebabkan oleh faktor makanan yang mengandung pewarna, pemanis dan pengawet makanan. Tanpa disadari makanan yang mengadung tiga zat aditif jika dikonsumsi oleh tubuh secara terus-menerus. Secara komulatif dapat menyebabkan penyakit kanker. Karena makanan yang mengadung tiga zat aditif bersifat psikogenik yang berbahaya bagi tubuh. Selain itu merokok juga dapat menyebabkan penyakit kanker paru-paru.
"Pada intinya untuk mencegah kanker. Mulailah dengan prilaku pola hidup sehat. Perbanyaklah mengkonsumsi makanan yang organik, berolahraga dan hindari merokok. Kemudian hindari makanan yang mengadung pewarna, pemanis dan pengawet," jelasnya.
Dijelaskan, untuk proses pengobatan pada penyakit kanker bergantung pada stadium penyakit kanker yang diidap penderita. Jika stadium 0 sampai 1 dapat dilakukan dengan cara operasi untuk penyembuhannya. Kemudian jika mengalami kanker stadium lebih dari 1 dan 2 dapat dilakukan dengan radiasi dan radioterapi. Pada stadium 3 dan 4 maka hal yang dilakukan pada penderita kanker yakni pengobatan secara kemoterapi. Namun jika penyakit kanker lebih dari stadium 4 atau stadium akhir. Maka sulit untuk disembuhkan. Kerena kanker sudah menyerang sel dan sistem saraf yang ada ditubuh. "Maka dari itu penting masyarakat melakukan pemeriksaan dini atau deteksi dini terhadap bagian tubuh yang mengalami benjolan. Agar penanganan kanker dapat dilakukan secara medis," imbuhnya. *ind
"Di Bali vaksin untuk HPV sudah dilakukan di beberapa kabupaten/kota seperti Gianyar, Tabanan, Badung dan Kota Denpasar. Dilakukan secara mandiri. Vaksin HPV tidak diberikan secara gratis. Satu kali vaksin HPV masyarakat harus membayar Rp 1,2 juta sampai Rp 1,5 juta," terangnya saat dihubungi, kemarin.
Suarjaya menambahkan penyebab dari penyakit kanker juga disebabkan oleh faktor makanan yang mengandung pewarna, pemanis dan pengawet makanan. Tanpa disadari makanan yang mengadung tiga zat aditif jika dikonsumsi oleh tubuh secara terus-menerus. Secara komulatif dapat menyebabkan penyakit kanker. Karena makanan yang mengadung tiga zat aditif bersifat psikogenik yang berbahaya bagi tubuh. Selain itu merokok juga dapat menyebabkan penyakit kanker paru-paru.
"Pada intinya untuk mencegah kanker. Mulailah dengan prilaku pola hidup sehat. Perbanyaklah mengkonsumsi makanan yang organik, berolahraga dan hindari merokok. Kemudian hindari makanan yang mengadung pewarna, pemanis dan pengawet," jelasnya.
Dijelaskan, untuk proses pengobatan pada penyakit kanker bergantung pada stadium penyakit kanker yang diidap penderita. Jika stadium 0 sampai 1 dapat dilakukan dengan cara operasi untuk penyembuhannya. Kemudian jika mengalami kanker stadium lebih dari 1 dan 2 dapat dilakukan dengan radiasi dan radioterapi. Pada stadium 3 dan 4 maka hal yang dilakukan pada penderita kanker yakni pengobatan secara kemoterapi. Namun jika penyakit kanker lebih dari stadium 4 atau stadium akhir. Maka sulit untuk disembuhkan. Kerena kanker sudah menyerang sel dan sistem saraf yang ada ditubuh. "Maka dari itu penting masyarakat melakukan pemeriksaan dini atau deteksi dini terhadap bagian tubuh yang mengalami benjolan. Agar penanganan kanker dapat dilakukan secara medis," imbuhnya. *ind
1
Komentar