nusabali

Cok Rat Bertemu Disel Astawa

  • www.nusabali.com-cok-rat-bertemu-disel-astawa

Dalam konteks politik dan Pilgub Bali, Disel Astawa mengatakan dirinya akan memilih dengan dasar melaksanakan hati nurani saja sebagai warga negara.

DENPASAR,NusaBali

Ke mana panglingsir Puri Satria yang juga tokoh PDIP, Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat saat Pagelaran Seni dan Budaya yang digelar PDIP Kota Denpasar untuk Cagub-Cawagub Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (KBS-Ace) di Taman Budaya Denpasar, Minggu (4/2) sore? Saat acara di Taman Budaya, ternyata Cok Rat berada di rumah I Wayan Disel Astawa di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.

Dalam pertemuan Cok Rat dan Disel Astawa selain berbicara politik dan Pilgub Bali, juga menyentuh pembicaraan Disel Astawa yang diincar Partai Gerindra sebagai Caleg DPRD Bali dapil Badung di Pileg 2019.

Cok Rat menyambangi rumah Disel Astawa kader PDIP yang dipecat karena dituding membelot di Pilkada Badung 2015 lalu pukul 16.00 Wita atau saat acara Pagelaran Budaya yang digelar DPC PDIP Kota Denpasar yang sedang penggalangan kekuatan memenangkan KBS-Ace. Di acara KBS-Ace dihadiri para kader elite PDIPe, termasuk Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga (adik Cok Rat) yang notabene Menteri Koperasi dan UMKM. Foto-foto pertemuan Cok Rat dengan Disel Astawa pun beredar luas di media sosial (medsos).

Disel Astawa dikonfirmasi NusaBali, Senin (5/2) kemarin mengakui ada pertemuan dirinya dengan Cok Rat yang tidak direncanakan. Cok Rat tiba-tiba hadir karena sedang kegiatan turun ke masyarakat di Ungasan, Badung. “Saya sedang santai di rumah kemarin. Tiba-tiba dikasih tahu keluarga kalau ada Cok Rat datang. Ya saya temui beliau. Kami ngobrol 4 jam. Seputar politik, situasi Pilgub dan suasana PDIP saat ini,” ujar anggota Komisi III DPRD Bali ini. Disel Astawa mengatakan dirinya hanya mendengar saja apa yang disampaikan Cok Rat. Mulai Pilgub Bali dan masalah politik di internal PDIP.

“Saya anggap orang tua saya, beliau tokoh politik dan panglingsir Puri Satria yang menjadi ikon PDIP di Bali. Jadi saya hanya pendengar yang baik saja. Saya merasa terhormat dikunjungi beliau. Itu saja, apa pembicaraan dengan beliau tidak perlu saya ungkap ke media,”ujar mantan anggota DPRD Badung 2 periode ini.

Dalam konteks politik dan Pilgub Bali, Disel Astawa mengatakan dirinya akan memilih dengan dasar melaksanakan hati nurani saja sebagai warga negara yang dilindungi Undang-Undang, memiliki hak politik dipilih dan memilih. “Politik itu kejam Bung. Kalau Cok Rat siapa yang berani menyentuh?  Apalagi dengan sanksi siapa berani? Meskipun dia menari politik dengan berbagai manuver termasuk di Pilgub Bali. Sanksi partai itu hanya tumpul ke bawah, kepada kader level bawah saja,” kata Disel Astawa.

Kata Disel Astawa ada pergeseran sekarang dalam perilaku orang berpolitik. Siapa yang benar dan salah dalam urusan kepartaian tergantung siapa yang berkuasa. “Pokoknya yang benar itu adalah yang berkuasa. Salah pun dia, akan menjadi benar, karena dia berkuasa. Dalam konteks Pilgub Bali saya gunakan hati nurani saja lah,” ujar Disel Astawa.

Sementara ketika ditanya soal ada pembicaraan Disel Astawa pindah partai dan diincar Partai Gerindra, Disel Astawa mengatakan belum berpikiran Pileg 2019. “Saya belum berpikir dengan 2019. Napas dan jiwa saya masih PDIP. Hanya karena kepentingan politik individu saja saya dipecat,” kilah Disel Astawa. Sementara terkait dengan pertemuannya dengan Disel Astawa, Cok Rat yang kini anggota DPD RI asal dapil Bali ini belum bisa dikonfirmasi. Dihubungi melalui ponselnya bernada mailbox. *nat

Komentar