Saat Mandi, IRT Tewas Tertimpa Pohon Kelapa
Nasib naas menimpa seorang ibu rumah tangga (IRT), Ni Nengah Suarti, 43, warga Banjar Lambuan, Desa Pakraman Timbrah, Desa Pertima, Kecamatan Karangasem, Minggu (4/2) pukul 14.45 Wita. Korban tewas tertimpa pohon kelapa saat asyik mandi di pemandian umum banjar setempat.
Sakit Menahun, Pekak Nekat Ulah Pati
AMLAPURA, NusaBali
Sementara seorang kakek (pekak) I Made Widya, 80, meninggal dengan cara gantung diri di kamar tidurnya di Banjar Basangalas Kangin, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Senin (5/2) pukul 11.20 Wita.
Informasi yang dihimpun, korban Ni Nengah Suarti, Senin sore pergi ke pemandian umum ke arah barat perkampungan Desa Pakraman Timbrah, Kecamatan Karangasem, tepatnya di tengah sawah. Di bagian barat permandian umum itu ada tegalan, banyak tumbuh pohon kelapa.
Di permandian umum korban bertiga dengan rekan-rekan sekampungnya, mencuci kemudian lanjut mandi. Tanpa disangka salah satu pohon kelapa tumbang menghantam permandian hingga menindih korban Ni Nengah Suarti hingga meninggal di tempat. Tewasnya korban yang sehari-hari sebagai pedagang ini, seketika mengagetkan suaminya I Wayan Kariasa dan ketiga anaknya.
Jasad korban kemudian dievakuasi, langsung dikuburkan sore itu juga. Bendesa Pakraman Timbrah, Kecamatan Karangasem I Wayan Sukerta mengatakan, sesuai tradisi Desa Pakraman Timbrah jika tidak menggelar upacara ngaben, jasad mesti langsung dikubur. "Makanya sore itu, jenazah korban langsung dikubur," jelas I Wayan Sukerta. Di bagian lain, kakek I Wayan Widia, 80, di Banjar Basangalas Kangin, Desa Tribuana, Kecamatan Abang nekat gantung diri dengan seutas selendang putih panjang 145 cm, karena tidak tahan menderita sakit menahun.
Sebelum mengakhiri hidupnya sang kakek menulis tiga lembar surat yang isinya, selama ini tidak tahan merasakan sakit, agar perbuatan ini pihak keluarga tidak menyesalinya. Kasus itu terungkap, saat kedatangan putrinya Ni Luh Putu Semadi, 44, untuk menemui ayahnya. Setiba di rumahnya, langsung menuju kamar ayah kandungnya, ternyata sang ayah tidak ditemukan.
Selanjutnya melakukan pencarian di kamar sebelah, Ni Luh Putu Semadi kaget menyaksikan ayahnya tergantung dengan selendang putih diikatkan di tangga bambu yang disandarkan di lubang plafon, pukul 11.20 Wita. Ni Luh Putu Semadi minta tolong kepada kerabatnya. Maka datang saksi I Komang Sendra 54, dan I Wayan Putu 48. Mereka bersama-sama menurunkan jasad korban dari gantungan. Korban mengenakan celana panjang biru, celana dalam merah. Selanjutnya kerabatnya I Wayan Sudiarsa melaporkan ke Polsek Abang, datang petugas dipimpin Kapolsek AKP I Nyoman Sugita Yasa melakukan olah TKP, tidak ditemukan adanya bekas-bekas penganiayaan, korban tewas murni gantung diri. *k16
Komentar