Warga Banjar Sogra Daftar Transmigrasi
Sepuluh kepala keluarga (KK) dari Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem mendaftar ikut program transmigrasi.
AMLAPURA, NusaBali
Diprediksi jumlah warga yang mau daftar transmigrasi akan bertambah karena Dinas Tenaga Kerja Karangasem masih buka proses pendaftaran. Kelian Banjar Dinas Sogra, I Nyoman Muliarta, mengatakan alasan warga berminat transmigrasi rata-rata karena erupsi Gunung Agung tidak menentu, di samping jenuh mengungsi. Sebab Banjar Sogra masuk radius 6 kilometer dari kawah Gunung Agung, pemerintah melarang warga beraktivitas di banjar itu. “Kami memaklumi warga telah jenuh mengungsi, apalagi situasi Gunung Agung tidak menentu,” ungkap Nyoman Muliarta, Selasa (6/2).
Dikatakan, lokasi warga Banjar Sogra mengungsi terpencar di sekitar Desa Duda dan Desa Duda Timur, Kecamatan Selat. Sehingga lebih mudah bolak-balik menengok ternak dan rumahnya. Jarak Banjar Sogra dengan tempat mengungsi sekitar 10 kilometer. Tercatat sudah 10 KK mendaftar program transmigrasi. Hanya saja lokasi transmigrasi yang dituju belum jelas dari Pemkab Karangasem.
Sementara Perbekel Desa Sebudi, Jro Mangku Tinggal mengaku belum dapat informasi mengenai program transmigrasi itu. “Belum ada laporan, nanti sajalah,” jelas Jro Mangku Tinggal. Sedangkan Perbekel Desa Bhuana Giri, I Wayan Mudu, justru mempertanyakan program itu karena belum ada lokasi transmigrasi yang dituju. “Kami terima surat, hanya saja membingungkan, belum ada lokasi transmigrasi yang dituju,” jelas Wayan Mudu dari kawasan rawan bencana (KRB) III.
Sedangkan Kepala Dinas Tenaga Kerja Karangasem, I Nyoman Suradnya, saat dihubungi teleponnya tidak aktif. Informasinya, warga dari 39 banjar yang mengungsi berasal dari 9 desa, dari wilayah radius 6 kilometer, sebanyak itu pula dapat sosialisasi program transmigrasi. Mereka yang berminat agar mendaftar melalui kelian banjar. Sebelumnya, warga yang menghindari erupsi Gunung Agung, sebanyak 9 KK memilih transmigrasi ke UPT Rano, Desa Mehalaan, Kecamatan Mehalaan, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Mereka dilepas Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri di aula Kantor Dinas Tenaga Kerja Karangasem Jalan Ahmad Yani Amlapura, Kamis, 30 November 2017. *k16
Dikatakan, lokasi warga Banjar Sogra mengungsi terpencar di sekitar Desa Duda dan Desa Duda Timur, Kecamatan Selat. Sehingga lebih mudah bolak-balik menengok ternak dan rumahnya. Jarak Banjar Sogra dengan tempat mengungsi sekitar 10 kilometer. Tercatat sudah 10 KK mendaftar program transmigrasi. Hanya saja lokasi transmigrasi yang dituju belum jelas dari Pemkab Karangasem.
Sementara Perbekel Desa Sebudi, Jro Mangku Tinggal mengaku belum dapat informasi mengenai program transmigrasi itu. “Belum ada laporan, nanti sajalah,” jelas Jro Mangku Tinggal. Sedangkan Perbekel Desa Bhuana Giri, I Wayan Mudu, justru mempertanyakan program itu karena belum ada lokasi transmigrasi yang dituju. “Kami terima surat, hanya saja membingungkan, belum ada lokasi transmigrasi yang dituju,” jelas Wayan Mudu dari kawasan rawan bencana (KRB) III.
Sedangkan Kepala Dinas Tenaga Kerja Karangasem, I Nyoman Suradnya, saat dihubungi teleponnya tidak aktif. Informasinya, warga dari 39 banjar yang mengungsi berasal dari 9 desa, dari wilayah radius 6 kilometer, sebanyak itu pula dapat sosialisasi program transmigrasi. Mereka yang berminat agar mendaftar melalui kelian banjar. Sebelumnya, warga yang menghindari erupsi Gunung Agung, sebanyak 9 KK memilih transmigrasi ke UPT Rano, Desa Mehalaan, Kecamatan Mehalaan, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Mereka dilepas Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri di aula Kantor Dinas Tenaga Kerja Karangasem Jalan Ahmad Yani Amlapura, Kamis, 30 November 2017. *k16
1
Komentar