BPBD Jembrana ‘Babat’ Pohon Perindang
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana melakukan pemangkasan pohon perindang yang rawan tumbang di sepanjang jalan nasional wilayah Kabupaten Jembrana.
NEGARA, NusaBali
Selain dipangkas bagian rantingnya, beberapa pohon perindang yang sudah dalam keadaan rapuh pada batangnya terpaksa ditebang agar tidak membayakan pengguna jalan.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Jembrana I Ketut Eko Susila Artha Permana, Rabu (7/2), mengatakan, pemangkasan pohon perindang tersebut, dilakukan mulai Senin (5/2). Sebelum melakukan pemangkasan, pihaknya telah melakukan survei terhadap pohon perindang yang dinilai sudah dalam kondisi membahayakan.
“Kami awali Senin (5/2) di seputaran Desa Penyaringan, Mendoyo, dan Selasa (6/2) kemarin dirapikan sisa-sisa pohonnya. Dan tadi (Rabu kemarin) kembali dilanjutkan pemangkasan di seputaran Desa Yehsumbul, Mendoyo. Kami utamakan dulu yang paling rawan tumbang,” katanya.
Setelah di wilayah Kecamatan Mendoyo, kegiatan pemangkasan pohon perindang yangg sudah dalam kondisi membahayakan itu, rencananya akan dilanjutkan di wilayah Kecamatan Melaya. Sasaran kedua wilayah kecamatan itu, disesuaikan hasil survei pekan sebelumnya. “Dari pemetaan kami, pohon-pohon perindang yang rawan tumbang itu ada di Kecamatan Mendoyo dan Melaya. Kalau di kecamatan lainnya, sebagain besar sudah dipangkas,” ujar mantan Camat Pekutatan, ini.
Setiap melakukan pemangkasan tersebut, selain personel dari BPBD, juga dilibatkan pihak Perhubungan dan Polantas untuk mengatur arus lalu lintas. Per lokasi kegiatan, ada sekitar 3 sampai 5 pohon perindang yang dipangkas. Pohon perindang itu adalah jenis pohon trembesi dan flamboyan yang memiliki struktur batang agak rapuh. “Yang di Kecamatan Melaya, pohon yang rawan tumbang juga banyak sekitar hutan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Rencananya, nanti akan coba kami koordinasikan dengan pihak TNBB dan RTH Bali Barat agar bisa dilakukan penangan, sehingga tidak sampai terjadi musibah yang tidak kita inginkan bersama,” ujar Artha Permana.
Sementara berdasar pendataan pihaknya, mulai Januari hingga awal Februari 2018 atau hampir selama sebulan ini, diketahui sudah ada enam kejadian pohon tumbang. Selain pohon perindang di jalan umum, beberapa pohon yang tumbang sampai menimpa rumah waga itu, adalah pohon milik pribadi warga. Karena itu, pihaknya mengimbau warga turut mewaspadai keberadaan pohon yang dapat membahayakan keselamatan. *ode
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Jembrana I Ketut Eko Susila Artha Permana, Rabu (7/2), mengatakan, pemangkasan pohon perindang tersebut, dilakukan mulai Senin (5/2). Sebelum melakukan pemangkasan, pihaknya telah melakukan survei terhadap pohon perindang yang dinilai sudah dalam kondisi membahayakan.
“Kami awali Senin (5/2) di seputaran Desa Penyaringan, Mendoyo, dan Selasa (6/2) kemarin dirapikan sisa-sisa pohonnya. Dan tadi (Rabu kemarin) kembali dilanjutkan pemangkasan di seputaran Desa Yehsumbul, Mendoyo. Kami utamakan dulu yang paling rawan tumbang,” katanya.
Setelah di wilayah Kecamatan Mendoyo, kegiatan pemangkasan pohon perindang yangg sudah dalam kondisi membahayakan itu, rencananya akan dilanjutkan di wilayah Kecamatan Melaya. Sasaran kedua wilayah kecamatan itu, disesuaikan hasil survei pekan sebelumnya. “Dari pemetaan kami, pohon-pohon perindang yang rawan tumbang itu ada di Kecamatan Mendoyo dan Melaya. Kalau di kecamatan lainnya, sebagain besar sudah dipangkas,” ujar mantan Camat Pekutatan, ini.
Setiap melakukan pemangkasan tersebut, selain personel dari BPBD, juga dilibatkan pihak Perhubungan dan Polantas untuk mengatur arus lalu lintas. Per lokasi kegiatan, ada sekitar 3 sampai 5 pohon perindang yang dipangkas. Pohon perindang itu adalah jenis pohon trembesi dan flamboyan yang memiliki struktur batang agak rapuh. “Yang di Kecamatan Melaya, pohon yang rawan tumbang juga banyak sekitar hutan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Rencananya, nanti akan coba kami koordinasikan dengan pihak TNBB dan RTH Bali Barat agar bisa dilakukan penangan, sehingga tidak sampai terjadi musibah yang tidak kita inginkan bersama,” ujar Artha Permana.
Sementara berdasar pendataan pihaknya, mulai Januari hingga awal Februari 2018 atau hampir selama sebulan ini, diketahui sudah ada enam kejadian pohon tumbang. Selain pohon perindang di jalan umum, beberapa pohon yang tumbang sampai menimpa rumah waga itu, adalah pohon milik pribadi warga. Karena itu, pihaknya mengimbau warga turut mewaspadai keberadaan pohon yang dapat membahayakan keselamatan. *ode
Komentar