Banjir Kembali Hantui Gerokgak
Banjir menyambangi kawasan banjir bandang terparah, di Dusun Tri Amertha, Desa Penyabangan.
SINGARAJA, NusaBali
Beberapa lokasi di Kecamatan Gerokgak, Buleleng kembali terendam banjir pada Jumat (5/2) siang. Karena hujan yang mengguyur cukup deras, tanggul yang dibuat oleh warga dan Pemkab Buleleng di aliran sungai setempat tidak mampu menampung aliran air cukup besar.
Air sungai pun kembali meluap ke jalan raya dan merendam rumah warga. Meski demikian hingga sore kemarin, belum ada rumah yang mengalami kerusakan. Sejumlah titik tersebut, diantaranya adalah daerah banjir bandang terparah yakni di Desa Musi dan Penyabangan. Hujan deras sejak pagi hari sekitar pukul 04.00 Wita, membuat air hujan yang mengalir dari daerah pegunungan di daerah tersebut sangat besar. Tanggul aliran sungai yang dibuat pascabencana pun tidak dapat menampung air hujan sehingga air kembali meluap ke jalan dan permukiman warga. “Airnya mulai meninggi pada pukul 10.00 Wita. Air meluap ke jalan setinggi 10 cm dan masuk ke rumah-rumah warga,” ujar Perbekel Musi I Nyoman Sulindra, Jumat (5/2) sore. Ia mengatakan, selain aliran sungai meluap, ada beberapa pohon berukuran besar tumbang di beberapa tempat.
Meski dipastikan tidak terjadi longor susulan yang mengakibatkan banjir bandang, namun luapan air tersebut sangat keruh. Hal tersebut, kata Sulindra, karena ada bekas lumpur banjir bandang sebelumnya di daerah pegunungan. Lumpur ini hanyut kembali bersama luapan air sungai.
Kondisi tersebut menganggu aktivitas warga dan pengguna jalur Singaraja – Gilimanuk, Jembrana. Tidak ada kemacetan. Hanya saja, kendaraan yang melintas di luapan air di jalan raya tersebut, harus hati-hati. Air banjir pada sore hari sudah mulai menyurut, namun jalan jadi licin akibat lumpur sungai.
Sulindra mengaku masih kelimpungan menangani masalah bencana di wilayahnya. Pihaknya berencana akan menggali ulang di aliran sungai yang kini kembali tertutup Lumpur. Dengan itu, air hujan tidak dapat terserap maksimal. “Rencananya malam nanti kami akan rapatkan bersama seluruh Kepala Dusun kami, untuk mengambil langkah selanjutnya, mengantsipasi bencana susulan datang dan merusak badan sungai yang sudah diperbaiki,” imbuhnya.
Pihaknya juga dibingungkan dengan ancaman Demam Berdarah (DB) yang menimpa warga. Dari empat hari terakhir ada tiga warga Desa Musi positif terjangkit DB, masih menjalani perawatan di RS Santhi Graha, Kota Kecamatan Seririt. Pihaknya sangat mengharapkan bantuan fogging dari Pemkab untuk pemberantasan sarang nyamuk di daerah pascabencana, yang sangat mengkhawatirkan. “Dari laporan Kepala Dusun ada tiga warga kami positif DB. Warga kami yang lain saat ini sedang ketakutan dengan serangan DB,” jelasnya.
Banjir juga kembali menyambangi kawasan banjir bandang terparah, di Dusun Tri Amertha, Desa Penyabangan. Air hujan juga sempat meluap ke jalan, meski pihak Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Buleleng, pascabencana telah membuatkan tanggul, aliran sungai, agar banjir tidak lagi terjadi saat hujan deras. Sampai Jumat (5/2) sore, Perbekel setempat Made Santika, belum bisa dihubungi. 7 k23
1
Komentar