Pemuda Desa Pesagi Hilang Misterius di Sungai
Gede Adi Merta Yasa Menghilang Tiga Hari Pasca Putus Cinta
TABANAN, NusaBali
Seorang pemuda asal Banjar Pegubugan Kangin, Desa Pesagi, Kecamatan Penebel, Tabanan, I Gede Adi Merta Yasa, 21, dinyatakan hilang, Kamis (8/2) pagi. Kuat dugaan, korban jatuh dan terseret arus Tukad Yeh Mawa saat mencari buah durian di belakang rumahnya. Dugaan lainnya, korban nekat bunuh diri karena pergi dari rumah membawa racun pembasmi rumput.
Informasi yang dihimpun NusaBali, sebelum menghilang, korban Gede Adi Merta Yasa sempat meminta izin kepada ibunya, Ni Wayan Ernilawati, 45, hendak mencari buah durian runtuh di belakang rumahnya, Kamis pagi sekitar pukul 06.00 Wita. Berselang beberapa menit kemudian, korban sempat kembali ke rumah dengan membawa durian 3 buah.
Habis itu, pemuda berusia 21 tahun ini kembali pamit hendak mencari buah durian runtuh lagi. Korban pun langsung berjalan ke arah timur rumahnya. Namun, sampai pukul 09.00 Wita, korban Adi Merta Yasa tidak kunjung kembali ke rumahnya. Padahal, saat itu korban harus berangkat kerja di perusahaan kontraktor kawasan wisata Seminyak, Kecamatan Kuta, Badung.
Karena anaknya belum pulang, Wayan Ernilawati akhirnya mencari Adi Merta Yasa ke tegalan. Namun, korban tidak ditemukan. Wayan Ernaliwati kemudian mencari putranya ini sampai ke pinggir Tukad Yeh Mawa yang berjarak sekitar 400 meter dari rumahnya. Ernilawati terkejut melihat sandal dan senter yang digunakan korban Adi Merta Yasa untuk mencari buah durian, teronggok di pinggir sungai. Padahal, korban tidak ada di sana, saat namanya dipanggil-panggil pun tak menyahut.
Dalam kondisi panik, Ernilawati kembali ke rumahnya untuk memberitahu masalah ini kepada sang suami, I Nyoman Suarsana, 50. Selanjutnya, pihak keluarga dan para tetangga ikut melakukan pencarian korban. Bahkan, pencarian secara niskala juga dilakukan dengan menggunakan tabuh gong. Namun, pencarian tidak membuahkan hasil.
Peristiwa ini akhirnya dilaporkan ke Bhabinkamtibmas Desa Pesagi, selanjutnya laporan diteruskan ke Polsek Penebel. Begitu mendapat laporan, jajaran Polsek Penebel langsung terjun ke lokasi di Banjar Pegubugan Kangin, Desa Pesagi, Kecamatan Penebel. "Kita kerahkan anggota ke lapangan untuk melakukan pencarian,” jelas Kapolsek Penebel, AKP I Ketut Mastra Budaya.
Menurut AKP Mastra Jaya, hingga kemarin sore keberadaan korban Adi Merta Yasa masih misterius. Penyebab hilangnya korban juga belum bisa dipastikan. Pihaknya mendapat informasi kalau korban membawa sebotol Gramoxon, jenis racun pembasmi rumput, milik ayahnya. Botol racun ini ditemukan di tepi sungai sebelah selatan Pura Dalem, DesaPesagi. Dari situ lantas muncul juga kecurigaan korban bunuh diri. "Tapi, belum bisa dipastikan apakah korban bunuh diri atau bagaimana?" tandas AKP Mastra Budaya.
AKB Mastra Budaya menyatakan, pihaknya sempat melakukan pemeriksaan di kamar korban Adi Merta Yasa. Handphone korban juga sempat diperiksa. Namun, tidak ditemukan hal mencurigakan dari pemeriksaan itu. “Memang korban baru saja putus dengan pacarnya tiga hari sebelum hilang. Tapi, mereka putus secara baik-baik, karena pacar korban mencari sentana,” katanya. “Pacar korban sedang kami interogasi. Dia menyebut putus secara baik-baik dan sama orangtua juga tidak ada masalah.”
Sementara, hingga kemarin petang upaya pencarian korban Adi Merta Yasa terus dilakukan, dengan melibatkan petugas Basarnas, BPBD Tabanan, Rescue Shabara Polda Bali, dan Satuan Brimob. Tim gabungan menyisir alur Tukad Yeh Mawa sampai ke Telaga Tunjung di Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Tabanan. Pencarian menggunakan rubber boat. Namun, hingga tadi malam pukul 19.00 Wita, korban belum ditemukan.
Kasi Kedaruratan BPBD Tabanan, I Putu Trisna Widiatmika, mengatakan upaya pencarian dihentikan kemarin petang pukul 18.30 Wita, mengingat situasi sudah mulai gelap dan air sungai sangat deras. “Pencarian akan dilanjutkan besok pagi (hari ini),” papar Trisna Widiatmika.
Sementara itu, warga sebanjar banyak yang berdatangan ke rumah korban di Banjar Pegubugan Kangin, Desa Pesagi, tadi malam. Sebagian dari mereka coba menenangkan kedua orangyua korban, pasutri I Nyoman Suarsana dan Ni Wayan Ernilawati, yang tiada henti menangis sambil memanggil-manggil anak semata wayangnya.
Menurut ibunda korban, Wayan Ernilawati, gelagat aneh anaknya sudah terlihat sepulang kerja, Rabu (7/2) sore. Biasanya, korban Adi Merta Yasa tidak pernah langsung tidur sepulang kerja. Namun, sore itu korban langsung tidur, sampai harus dibangunkan untuk makan. "Saya panggil-panggil untuk makan, tapi susah. Akhirnya, anak saya mau juga makan, tapi setelah itu tidur lagi. Tumben seperti itu,” kenang Erlinawati sambil menangis.
Saat tidur pun, korban menunjukkan gelagat aneh di mana tidurnya tidak tenang. Menurut Erlinawati, kadang kepalanya mengarah ke barat, kadang tidur mengarah ke timur. "Padahal, sama sekali tidak ada masalah apa pun sama saya dan bapaknya. Entahlah, kenapa seperti ini?" keluh perempuan berusia 45 tahun ini. *d
Informasi yang dihimpun NusaBali, sebelum menghilang, korban Gede Adi Merta Yasa sempat meminta izin kepada ibunya, Ni Wayan Ernilawati, 45, hendak mencari buah durian runtuh di belakang rumahnya, Kamis pagi sekitar pukul 06.00 Wita. Berselang beberapa menit kemudian, korban sempat kembali ke rumah dengan membawa durian 3 buah.
Habis itu, pemuda berusia 21 tahun ini kembali pamit hendak mencari buah durian runtuh lagi. Korban pun langsung berjalan ke arah timur rumahnya. Namun, sampai pukul 09.00 Wita, korban Adi Merta Yasa tidak kunjung kembali ke rumahnya. Padahal, saat itu korban harus berangkat kerja di perusahaan kontraktor kawasan wisata Seminyak, Kecamatan Kuta, Badung.
Karena anaknya belum pulang, Wayan Ernilawati akhirnya mencari Adi Merta Yasa ke tegalan. Namun, korban tidak ditemukan. Wayan Ernaliwati kemudian mencari putranya ini sampai ke pinggir Tukad Yeh Mawa yang berjarak sekitar 400 meter dari rumahnya. Ernilawati terkejut melihat sandal dan senter yang digunakan korban Adi Merta Yasa untuk mencari buah durian, teronggok di pinggir sungai. Padahal, korban tidak ada di sana, saat namanya dipanggil-panggil pun tak menyahut.
Dalam kondisi panik, Ernilawati kembali ke rumahnya untuk memberitahu masalah ini kepada sang suami, I Nyoman Suarsana, 50. Selanjutnya, pihak keluarga dan para tetangga ikut melakukan pencarian korban. Bahkan, pencarian secara niskala juga dilakukan dengan menggunakan tabuh gong. Namun, pencarian tidak membuahkan hasil.
Peristiwa ini akhirnya dilaporkan ke Bhabinkamtibmas Desa Pesagi, selanjutnya laporan diteruskan ke Polsek Penebel. Begitu mendapat laporan, jajaran Polsek Penebel langsung terjun ke lokasi di Banjar Pegubugan Kangin, Desa Pesagi, Kecamatan Penebel. "Kita kerahkan anggota ke lapangan untuk melakukan pencarian,” jelas Kapolsek Penebel, AKP I Ketut Mastra Budaya.
Menurut AKP Mastra Jaya, hingga kemarin sore keberadaan korban Adi Merta Yasa masih misterius. Penyebab hilangnya korban juga belum bisa dipastikan. Pihaknya mendapat informasi kalau korban membawa sebotol Gramoxon, jenis racun pembasmi rumput, milik ayahnya. Botol racun ini ditemukan di tepi sungai sebelah selatan Pura Dalem, DesaPesagi. Dari situ lantas muncul juga kecurigaan korban bunuh diri. "Tapi, belum bisa dipastikan apakah korban bunuh diri atau bagaimana?" tandas AKP Mastra Budaya.
AKB Mastra Budaya menyatakan, pihaknya sempat melakukan pemeriksaan di kamar korban Adi Merta Yasa. Handphone korban juga sempat diperiksa. Namun, tidak ditemukan hal mencurigakan dari pemeriksaan itu. “Memang korban baru saja putus dengan pacarnya tiga hari sebelum hilang. Tapi, mereka putus secara baik-baik, karena pacar korban mencari sentana,” katanya. “Pacar korban sedang kami interogasi. Dia menyebut putus secara baik-baik dan sama orangtua juga tidak ada masalah.”
Sementara, hingga kemarin petang upaya pencarian korban Adi Merta Yasa terus dilakukan, dengan melibatkan petugas Basarnas, BPBD Tabanan, Rescue Shabara Polda Bali, dan Satuan Brimob. Tim gabungan menyisir alur Tukad Yeh Mawa sampai ke Telaga Tunjung di Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Tabanan. Pencarian menggunakan rubber boat. Namun, hingga tadi malam pukul 19.00 Wita, korban belum ditemukan.
Kasi Kedaruratan BPBD Tabanan, I Putu Trisna Widiatmika, mengatakan upaya pencarian dihentikan kemarin petang pukul 18.30 Wita, mengingat situasi sudah mulai gelap dan air sungai sangat deras. “Pencarian akan dilanjutkan besok pagi (hari ini),” papar Trisna Widiatmika.
Sementara itu, warga sebanjar banyak yang berdatangan ke rumah korban di Banjar Pegubugan Kangin, Desa Pesagi, tadi malam. Sebagian dari mereka coba menenangkan kedua orangyua korban, pasutri I Nyoman Suarsana dan Ni Wayan Ernilawati, yang tiada henti menangis sambil memanggil-manggil anak semata wayangnya.
Menurut ibunda korban, Wayan Ernilawati, gelagat aneh anaknya sudah terlihat sepulang kerja, Rabu (7/2) sore. Biasanya, korban Adi Merta Yasa tidak pernah langsung tidur sepulang kerja. Namun, sore itu korban langsung tidur, sampai harus dibangunkan untuk makan. "Saya panggil-panggil untuk makan, tapi susah. Akhirnya, anak saya mau juga makan, tapi setelah itu tidur lagi. Tumben seperti itu,” kenang Erlinawati sambil menangis.
Saat tidur pun, korban menunjukkan gelagat aneh di mana tidurnya tidak tenang. Menurut Erlinawati, kadang kepalanya mengarah ke barat, kadang tidur mengarah ke timur. "Padahal, sama sekali tidak ada masalah apa pun sama saya dan bapaknya. Entahlah, kenapa seperti ini?" keluh perempuan berusia 45 tahun ini. *d
1
Komentar