Kerusakan Pantai Happy Segera Ditangani Balai Pantai
Tanggul beton penahan abrasi di Pantai Happy, wilayah Desa Tukadmungga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, yang sudah rusak diamuk gelompang pasca sebulan usai pengerjaan segera akan ditangani Balai Pantai, Kementerian Pekerjaan Umum RI.
SINGARAJA, NusaBali
Hal tersebut pasca tim Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida turun untuk mengecek laporan kerusakan pada Rabu (7/2) lalu. Hal tersebut dikatakan PPK Sungai dan Pantai 2, BWS Bali Penida, Danang Raditya Permadi, Jumat (9/2) kemarin. Ia mengatakan bahwa timnya sudah turun ke lokasi setelah mendapatkan laporan kerusakan dari media. “Tim kami sudah ke lokasi tetapi konstruksi yang hancur proyek punya Balai Pantai, bukan BWS, kalau kami yang di sisi Timurnya yang menggunakan batu amor,” jelasnya singkat.
Kerusakan itu pun disebutnya bukan tanggung jawab BWS Bali-Penida, tetapi Balai Pantai Kementerian PU yang berkantor di Desa Musi, Kecamatan Gerokgak Buleleng. Sementara itu staf Penelitian Balai Pantai Bali, Hendro Setiawan dikonfirmasi terpisah membenarkan proyek tersebut adalah proyek Balai Pantai. Ia pun mengaku sudah sempat meninjau lokasi melihat kerusakan tanggul penahan abrasi yang rusak pasca sebulan usai dikerjakan.
Menurut Hendro, tanggul sepanjang 225 meter itu dikerjakan sejak bulan Mei-Desember 2017 lalu dengan anggaran Rp 3,8 miliar. Proyek itu pun disebutnya selesai dikerjakan tepat waktu pada bulan Desember lalu. Hanya saja saat ini proyek itu masih dalam masa pemeliharaan selama enam bulan. Sehingga perbaikannya masih ditanggung oleh rekanan.
“Sekarang masih dalam tahap pemeliharaan, kami sudah turun kemarin dan segera akan diperbaiki oleh rekanan,” kata dia. Hendro pun menjelaskan tanggul beton penahan abrasi yang berbentuk berundag itu sebenarnya memiliki spesifikasi bangunan yang cukup kuat. Bahkan sebelum diterapkan di seluruh Indonesia model bangunan tanggul beton yang dirilis tahun 2008 silam, sudah melalui uji coba laboratorium.
Tanggul beton dengan bentuk berundag selain memiliki kelebihan memecah gelombang besar juga mempunyai aksebilitas dan stabilitas yang tinggi. Hanya saja rusaknya bangunan yang baru selesai dikerjakan murni karena gempuran gelombang yang sangat besar di akhir Januari lalu. “Kemarin memang gelombangnya yang sangat besar, penyebab utamanya juga karena dorongan banjir yang cukup kuat, tetapi segera akan diperbaiki rekanan,” ungkapnya.*k23
Hal tersebut pasca tim Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida turun untuk mengecek laporan kerusakan pada Rabu (7/2) lalu. Hal tersebut dikatakan PPK Sungai dan Pantai 2, BWS Bali Penida, Danang Raditya Permadi, Jumat (9/2) kemarin. Ia mengatakan bahwa timnya sudah turun ke lokasi setelah mendapatkan laporan kerusakan dari media. “Tim kami sudah ke lokasi tetapi konstruksi yang hancur proyek punya Balai Pantai, bukan BWS, kalau kami yang di sisi Timurnya yang menggunakan batu amor,” jelasnya singkat.
Kerusakan itu pun disebutnya bukan tanggung jawab BWS Bali-Penida, tetapi Balai Pantai Kementerian PU yang berkantor di Desa Musi, Kecamatan Gerokgak Buleleng. Sementara itu staf Penelitian Balai Pantai Bali, Hendro Setiawan dikonfirmasi terpisah membenarkan proyek tersebut adalah proyek Balai Pantai. Ia pun mengaku sudah sempat meninjau lokasi melihat kerusakan tanggul penahan abrasi yang rusak pasca sebulan usai dikerjakan.
Menurut Hendro, tanggul sepanjang 225 meter itu dikerjakan sejak bulan Mei-Desember 2017 lalu dengan anggaran Rp 3,8 miliar. Proyek itu pun disebutnya selesai dikerjakan tepat waktu pada bulan Desember lalu. Hanya saja saat ini proyek itu masih dalam masa pemeliharaan selama enam bulan. Sehingga perbaikannya masih ditanggung oleh rekanan.
“Sekarang masih dalam tahap pemeliharaan, kami sudah turun kemarin dan segera akan diperbaiki oleh rekanan,” kata dia. Hendro pun menjelaskan tanggul beton penahan abrasi yang berbentuk berundag itu sebenarnya memiliki spesifikasi bangunan yang cukup kuat. Bahkan sebelum diterapkan di seluruh Indonesia model bangunan tanggul beton yang dirilis tahun 2008 silam, sudah melalui uji coba laboratorium.
Tanggul beton dengan bentuk berundag selain memiliki kelebihan memecah gelombang besar juga mempunyai aksebilitas dan stabilitas yang tinggi. Hanya saja rusaknya bangunan yang baru selesai dikerjakan murni karena gempuran gelombang yang sangat besar di akhir Januari lalu. “Kemarin memang gelombangnya yang sangat besar, penyebab utamanya juga karena dorongan banjir yang cukup kuat, tetapi segera akan diperbaiki rekanan,” ungkapnya.*k23
1
Komentar