Duel Maut, Anggota Ormas Tewas Ditebas Samurai
Duel maut antara korban I Made Rai Sina dengan tersangka pelaku I Nyoman Suama, diduga dilatar belakangi dendam lama dari arena tajen.
Meski enggan berkomentar perihal motif, sejumlah sumber NusaBali di lingkup kepolisian membeberkan, bahwa insiden berdarah itu diduga dendam lama antara tersangka dan korban. Menurut sumber, perkelahian yang berujung pada pembunuhan itu sudah tercium sejak pertengahan Januari 2018 lalu. Di mana, antara tersangka dan korban sudah bersitegang saat mendatangi salah satu arena tajen di kawasan Pura Dalem Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung. Konon, korban saat bertaruh di arena tajen tersebut enggan membayar uang yang dimenangkan oleh tersangka. Sehingga, keduanya pun cekcok. Untungnya, kejadian itu hanya sampai pada cekcok mulut lantaran dilerai oleh bebotoh. Selang seminggu usai kejadian itu, korban dan tersangka ini bertemu lagi di lokasi tajen tersebut. Bahkan, pada pertemuan kedua itu, korban sengaja menyenggol tersangka pada bagian pinggulnya sembari menantang untuk berkelahi. Kali ini, aksi korban kembali bisa diredam.
Nah, pada Sabtu siang kemarin, korban menantang berkelahi tersangka di kos-kosan milik I Gusti Agung Rai Putra Adnyana. Apesnya, korban yang hanya menyiapkan pisau lipat tersebut disambut oleh samurai oleh tersangka. Akibatnya, korban meregang nyawa di lokasi setelah ditebas berkali-kali menggunakan samurai. “Dugaan awal karena dendam di arena tajen itu. Memang sudah dua kali bersitegang dan puncaknya kemarin itu. Apalagi, di kos-kosan tersangka ini hanya ada dua kamar dan tidak ada orang lain yang melerai,” kata sumber NusaBali.
Sementara Perbekel Pererenan Made Rai Yasa mengaku tak mengetahui secara pasti kronologis kejadian. Namun dia membenarkan informasi yang beredar antara pelaku dan korban memang memiliki dendam lama. “Mengenai kasus ini kami sepenuhnya menyerahkan kepada aparat kepolisian. Dan saya pun sudah berkoodinasi dengan Perbekel Desa Munggu mengenai hal ini. Informasi upacara pengabenan almarhum akan dilakukan hari Senin (12/2),” ujarnya.
Bagaimana situasi di TKP saat ini? “Aman, semua kondusif pascakejadian. Tidak ada penjagaan khusus di lokasi. Namun tetap kami pantau,” tandasnya
Sementara Bendesa Adat Munggu I Made Rai Sujana, membenarkan bahwa korban adalah salah seorang pecalang di Desa Adat Munggu. “Iya yang bersangkutan (I Made Rai Sina, Red) pecalang. Tapi dia juga seorang sopir truk,” tutur Rai Sujana kepada NusaBali, petang kemarin.
Pihaknya sama sekali tidak menyangka bakal terjadi kasus seperti ini. Sebab sepengatahuannya, saat pagi hari korban masih bekerja sebagai sopir dan membawa muatan sapi ke Pasar Beringkit, Kecamatan Mengwi. “Pagi dia itu kerja. Baru kejadiannya siang hari,” ungkap Rai Sujana.
Saat disinggung apakah sudah ada keputusan dari pihak keluarga mengenai upacara pengabenannya, Rai Sujana menyebut berdasarkan rapat bersama pihak keluarga, upacara pengabenan korban bakal dilakukan pada Soma Pon Ugu, Senin (12/2) besok.
“Upacaranya dua hari lagi, yakni hari Senin. Sambil menunggu upacara, jenazah sementara disemayamkan di RSUD Mangusada Badung,” tandasnya. Menurutnya, korban meninggal seorang istri dan dua orang anak.
Sementara Kasi Humas SIM dan Rekam Medis RSUD Mangusada dr I Ketut Japa atas seizin Dirut RSUD Mangusada I Nyoman Gunarta, menjelaskan bahwa korban I Made Rai Sina tiba di RS sekitar pukul 13.00 Wita sudah dalam keadaan meninggal. “Korban dibawa menggunakan ambulans KBS Desa Munggu, dan tiba di rumah sakit antara pukul 13.00 hingga 13.30. Setibanya di rumah sakit memang sudah meninggal,” jelasnya, Sabtu (10/2). “Tapi kami tetap melakukan otopsi luar atas jenazah korban. Ini sudah merupakan standar operasional prosedur (SOP) terhadap semua pasien yang masuk ke IGD,” kata dr Japa.
Disinggung penyebab meninggalnya korban, dr Japa menyatakan hasil pemeriksaan yang dilakukan akibat luka tebasan yang dialami korban hampir di sekujur tubuh, baik pada bagian kepala, dada, pipi, bahu, lengan, hingga pada bagian jari kaki kanan. “Penyebabnya karena luka tebasan,” katanya. Sementara dokter jaga BRSUD Tabanan dr Yuda membenarkan ada pasein bernama I Nyoman Suama, asal Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng ke UDG BRSUD Tabanan. Pasien tiba di BRSUD Tabanan sekitar pukul 13.00 Wita diantar oleh polisi.
Dikatakan dr Yuda pasien mengalami luka di bagian punggung kedua tangan. Untuk punggung tangan kanan putus di bagian urat, dan punggung kiri urat terputus di dekat kelingking. “Kedua tangannya dijahit, banyak jahitan tidak dihitung,” ujarnya.
Disampaikan dr Yuda, kondisi pasien saat datang sehat, masih bisa tertawa dan bisa diajak ngobrol karena lukanya sedikit dan tidak terlalu parah. “Sekitar pukup 18.00 Wita pasien sudah dibawa polisi,” tegas dr Yuda. *dar, asa, d
1
2
Komentar