Dua Buruh Tebang Kayu Tenggelam di Tukad Yeh Ho
Dua buruh penebang kayu tenggelam di Tukad Yeh Ho, Banjar Kedampal, Desa Mangesta, Kecamatan Penebel, Tabanan pada Sabtu (10/2) sekitar pukul 16.00 Wita.
TABANAN, NusaBali
Korbannya masing-masing Saipul, 31, dan Ajis, 32, asal Dusun Tenap, Desa Suco Pangepok, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Hingga Sabtu malam korban belum ditemukan, pencarian dihentikan dan akan dilanjutkan hari ini, Minggu (11/2).
Rekan korban, Suriadi, 33, yang juga saksi mata, yang ditemui di lokasi, menjelaskan dia dan 4 rekannya termasuk korban, bekerja menghanyutkan kayu. Saat itu mereka selesai menebang sekaligus memotong tiga pohon kayu jenis Sengon di tegalan warga, berjarak sekitar 100 meter utara lokasi korban tenggelam.
Saat kayu mulai dihanyutkan, tiba-tiba 5 buah kayu gelondongan tersangkut di pohon kelapa yang tumbang ke tengah sungai. Korban Saipul pun berenang menghampiri kayu tersebut untuk dihanyutkan. Namun sayang ketika dia hendak kembali ke pinggir ternyata korban tertarik arus. “Dia (Saipul) saya lihat ketarik arus seperti orang kelelep, padahal dia bisa berenang,” ucapnya.
Saat itu Suriadi berusaha membantu Saipul yang hilang kemudian muncul hingga lima kali. Tetapi tangan Suriadi tak sampai memegang tangan Saipul, malah Suriadi hampir ikut tertarik. Untung saja dia dengan cepat berenang ke pinggir.
Bersamaan dengan itu rekannya, Ajis, 32, ikut menolong Saipul. Namun sayang Ajis pun ikut ketarik arus sungai. “Saya panik dan rekan saya Sidim juga mengambil kayu bermaksud untuk membantu memberikan pertolongan, tetapi kedua teman saya sudah tidak muncul lagi,” tuturnya.
Atas kejadian tersebut, rekannya Sidik yang saat itu sedang membeli pulsa, ditelepon untuk melaporkan ke polisi. Menurut Suriadi, kayu sengaja dihanyutkan untuk mempermudah mengangkut agar tidak menggotong ke darat karena medannya sulit. “Rencana kami, kayu akan dihanyutkan sampai ke pinggir jembatan arah selatan kemudian diangkut ke pinggir jalan,” jelasnya.
Padahal menurut Suriadi, kayu yang dihanyutkan ini merupakan kayu terakhir. Sebab dia bersama rekan-rekannya sudah bekerja dari pagi sekitar pukul 07.00 Wita memotong kayu. Dan mereka mulai menghanyutkan kayu sekitar pukul 12.00 Wita. “Ini kayu terakhir sebenarnya, ternyata jadi bencana seperti ini,” bebernya.
Kedua korban dikatakan sudah menikah, mereka berlima dari satu kampung dan tinggal di Kecamatan Marga, Tabanan. “Kami sudah dua bulan tinggal di Bali dan sudah sering menjadi buruh tebang kayu,” tuturnya.
Suriadi mengaku, kedua rekannya yang menjadi korban sudah menikah. Korban Saipul belum punya anak dan istrinya tinggal di Jawa. Sementara korban Ajis sudah memiliki dua orang anak laki-laki yang masih TK dan SD. “Keluarga semua belum tahu, belum saya kabari. Kejadian ini sudah saya laporkan ke bos saya bernama Yudi asal Marga,” jelasnya.
Dia menyampaikan, jika kedua korban ditemukan, rencananya akan dibawa pulang langsung ke kampung halaman di Jember, Jawa Timur. “Nanti kami koordinasi dulu sama bos seperti apa selanjutnya,” jelasnya.
Diceritakan Suriadi, tidak ada firasat apapun yang dialami atas tenggelamnya dua rekannya tersebut. Namun mereka sempat membicarakan soal keluarga Suriadi yang tenggelam di sungai di Jawa hingga meninggal. “Padahal kami semua tadi bercerita agar hati-hati, malah jadi seperti ini,” ucapnya.
Kapolsek Penebel AKP I Ketut Mastra Budaya mengatakan, atas laporan dari warga tersebut, pihaknya langsung terjun ke lokasi kejadian dan menghubungi BPBD Tabanan, SAR Bali, Rescue Shabara Polda Bali, Pol Air Polres Tabanan dan Polda Bali untuk melakukan pencarian. “Arus airnya cukup deras, medan sungai dalam sekali belum bisa diukur,” ujar AKP Mastra Budaya.
Meskipun suasana sudah mulai gelap, pantauan di lapangan beberapa anggota tim gabungan tengah mengaitkan bambu agar bisa membantu proses pencarian. Mengingat di lokasi dasar sungai terdapat sebuah terowongan. Bantuan tambahan anggota dari SAR pun mulai datang sekitar pukul 19.00 Wita. Dan sampai pukul 19.41 kedua korban belum ditemukan. Sabtu malam, pencarian dihentikan sementara dan akan dilanjutkan hari ini. *d
Korbannya masing-masing Saipul, 31, dan Ajis, 32, asal Dusun Tenap, Desa Suco Pangepok, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Hingga Sabtu malam korban belum ditemukan, pencarian dihentikan dan akan dilanjutkan hari ini, Minggu (11/2).
Rekan korban, Suriadi, 33, yang juga saksi mata, yang ditemui di lokasi, menjelaskan dia dan 4 rekannya termasuk korban, bekerja menghanyutkan kayu. Saat itu mereka selesai menebang sekaligus memotong tiga pohon kayu jenis Sengon di tegalan warga, berjarak sekitar 100 meter utara lokasi korban tenggelam.
Saat kayu mulai dihanyutkan, tiba-tiba 5 buah kayu gelondongan tersangkut di pohon kelapa yang tumbang ke tengah sungai. Korban Saipul pun berenang menghampiri kayu tersebut untuk dihanyutkan. Namun sayang ketika dia hendak kembali ke pinggir ternyata korban tertarik arus. “Dia (Saipul) saya lihat ketarik arus seperti orang kelelep, padahal dia bisa berenang,” ucapnya.
Saat itu Suriadi berusaha membantu Saipul yang hilang kemudian muncul hingga lima kali. Tetapi tangan Suriadi tak sampai memegang tangan Saipul, malah Suriadi hampir ikut tertarik. Untung saja dia dengan cepat berenang ke pinggir.
Bersamaan dengan itu rekannya, Ajis, 32, ikut menolong Saipul. Namun sayang Ajis pun ikut ketarik arus sungai. “Saya panik dan rekan saya Sidim juga mengambil kayu bermaksud untuk membantu memberikan pertolongan, tetapi kedua teman saya sudah tidak muncul lagi,” tuturnya.
Atas kejadian tersebut, rekannya Sidik yang saat itu sedang membeli pulsa, ditelepon untuk melaporkan ke polisi. Menurut Suriadi, kayu sengaja dihanyutkan untuk mempermudah mengangkut agar tidak menggotong ke darat karena medannya sulit. “Rencana kami, kayu akan dihanyutkan sampai ke pinggir jembatan arah selatan kemudian diangkut ke pinggir jalan,” jelasnya.
Padahal menurut Suriadi, kayu yang dihanyutkan ini merupakan kayu terakhir. Sebab dia bersama rekan-rekannya sudah bekerja dari pagi sekitar pukul 07.00 Wita memotong kayu. Dan mereka mulai menghanyutkan kayu sekitar pukul 12.00 Wita. “Ini kayu terakhir sebenarnya, ternyata jadi bencana seperti ini,” bebernya.
Kedua korban dikatakan sudah menikah, mereka berlima dari satu kampung dan tinggal di Kecamatan Marga, Tabanan. “Kami sudah dua bulan tinggal di Bali dan sudah sering menjadi buruh tebang kayu,” tuturnya.
Suriadi mengaku, kedua rekannya yang menjadi korban sudah menikah. Korban Saipul belum punya anak dan istrinya tinggal di Jawa. Sementara korban Ajis sudah memiliki dua orang anak laki-laki yang masih TK dan SD. “Keluarga semua belum tahu, belum saya kabari. Kejadian ini sudah saya laporkan ke bos saya bernama Yudi asal Marga,” jelasnya.
Dia menyampaikan, jika kedua korban ditemukan, rencananya akan dibawa pulang langsung ke kampung halaman di Jember, Jawa Timur. “Nanti kami koordinasi dulu sama bos seperti apa selanjutnya,” jelasnya.
Diceritakan Suriadi, tidak ada firasat apapun yang dialami atas tenggelamnya dua rekannya tersebut. Namun mereka sempat membicarakan soal keluarga Suriadi yang tenggelam di sungai di Jawa hingga meninggal. “Padahal kami semua tadi bercerita agar hati-hati, malah jadi seperti ini,” ucapnya.
Kapolsek Penebel AKP I Ketut Mastra Budaya mengatakan, atas laporan dari warga tersebut, pihaknya langsung terjun ke lokasi kejadian dan menghubungi BPBD Tabanan, SAR Bali, Rescue Shabara Polda Bali, Pol Air Polres Tabanan dan Polda Bali untuk melakukan pencarian. “Arus airnya cukup deras, medan sungai dalam sekali belum bisa diukur,” ujar AKP Mastra Budaya.
Meskipun suasana sudah mulai gelap, pantauan di lapangan beberapa anggota tim gabungan tengah mengaitkan bambu agar bisa membantu proses pencarian. Mengingat di lokasi dasar sungai terdapat sebuah terowongan. Bantuan tambahan anggota dari SAR pun mulai datang sekitar pukul 19.00 Wita. Dan sampai pukul 19.41 kedua korban belum ditemukan. Sabtu malam, pencarian dihentikan sementara dan akan dilanjutkan hari ini. *d
Komentar