Kakak Bunuh Adik
Sebelum tewas ditusuk, korban Kadek Ari Permana cekcok dengan kakaknya, Putu Adi Permana, saat pesta miras di Dalung Permai
Insiden Maut Anak Keluarga Polisi Saat Pesta Miras
DENPASAR, NusaBali
Insiden pembunuhan dalam lingkup keluarga terjadi di Perumahan Dalung Permai, Banjar Lingga Bumi, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Minggu (11/2) dinihari. Korbannnya, I Kadek Ari Permana Putra, 28, yang dibunuh kakak kandungnya, I Putu Adi Permana Jaya, 33, akibat cekcok saat pesta minuman keras di Lantai II rumahnya.
Kakak adik Putu Adi Permana Jaya dan Kadek Ari Permana Putra, yang terlibat perkelahian maut di Lantai II rumahnya di Perum Dalung Permai Blok C Nomor 11 Desa Dalung, Minggu dinihari sekitar pukul 02.30 Wita, merupakan anak dari pasangan I Made Suardita, 57, dan Ni Ketut Maryani, 53. Sang ayah, Made Suardita, adalah anggota Polri yang berdinas di Polresta Denpasar. Keluarga polisi ini berasal dari kawasan pegunungan Desa Sangketan, Kecamatan Penebel, Tabanan.
Korban Kadek Ari Permana, pemuda berusia 28 tahun yang baru lulus kuliah, tewas mengenaskan dalam kondisi luka tusukan pisau lipat di bagian dada hingga tembus jantung. Jenazah korban saat ini masih dititipkan di Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah, Denpasar. Sedangkan pelaku Putu Adi Permana telah diamankan ke Mapolsek Kuta Utara.
Informasi di kepolisian, tragedi maut kakak nekat membunuh adik kandungnya ini berawal ketika korban Kadek Ari Permana pulang bersama rekannya, Dandi, dengan membawa 2 botol minuman keras jenis arak, Minggu dinihari pukul 00.30 Wita. Begitu pulang, korban dan rekannya langsung naik ke Lantai II.
Kala itu, kakak korban, yakni pelaku Putu Adi Permana, ikut nimbrung dalam pesta arak. Kebetulan, kamar korban dan kamar kakaknya berdekatan, sama-sama berada di Lantai II. Sekadar dicatat, rumah berlantai dua milik keluarga Made Suardita dan Ketut Maryani berisi 6 kamar. Rinciannya, 4 kamar di Lantai II dan 2 kamar di Lantai I.
Pelaku Putu Adi Permana menempati kamar tersendiri bersama sang istri, Ni Kadek Soka Dwi Handayani, 27, dan anaknya, Ni Putu N, 9. Demikian pula korban Kadek Ari Permana, menempati kamar tersendiri di Lantai II. Sedangkan kedua orangtua mereka menempati kamar di Lantai I bersama si bungsu Ni Komang Ayu Mahadewi, 19 (adik dari pelaku dan korban).
Setelah pesta miras pelaku Putu Adi, korban Kadek Ari, dan Dandi berlangsung selama 1,5 jam hingga dinihari pukul 02.00 Wita, arak ludes diminum. Nah, begitu arak habis, pelaku Putu Adi bersitegang dengan adiknya, Kadek Ari. Rekan korban, Dani, tidak bisa melerai pertengkaran kakak vs adik tersebut.
Tiba-tiba, pelaku Putu Adi yang telah dikaruniai seorang putri Kelas II SD, mengeluarkan pisau lipat dari dalam sakunya. Kemudian, pria berusia 33 tahun yang kesehariannya bekerja sebagai tukang cuci mobil di kawasan Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara ini langsung menusuk dada kiri adik kandungnya, Kadek Ari Permana. Korban Kadek Ari Permana pun langsung terkapar bersimbah darah. Bahkan, pemuda berusia 28 tahun ini langsung meregang nyawa.
Suara gaduh di Lantai II pagi itu membuat seisi rumah terbangun, termasuk kedua orangtua korban, Made Suardita dan Ketut Maryani. Apalagi, saksi Dandi juga berteriak minta tolong. Ketika kedua orangtua mereka naik ke Lantai II, korban Kadek Ari sudah dalam kondisi tewas, dengan darah berceceran di mana-mana.
Meski sudah tak bernyawa, korban Kadek Ari tetap dievakuasi orangtuanya dan warga ke RSUD Mangusada di Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung. Sebaliknya, pelaku Putu Adi diserahkan warga ke Polsek Kuta Utara.
Ada versi lainnya lagi terkait kasus kakak bunuh adik kandung saat pesta miras ini. Sumber NusaBali di kepolisian menyebutkan, aksi penusukan ini dilatarbelakangi ketersinggungan. Kisahnya, usai menenggak arak, tersangka Putu Adi Permana turun ke Lantai I untuk membangunkan orangtuanya. Konon, pelaku minta orangtuanya agar menyuruh korban Kadek Ati Permana meminta pulang temannya, Dandi.
Begitu tahu kakak seperti itu, korban tersinggung dan sempat mengomel, sehingga, kedua orangtua menasihatinya. Setelah mendapat nasihat dari orangtua, kakak adik ini pun berpelukan dan berdamai. Selanjutnya, korban menuju Lantai I bersama ibunya, Ketut Maryani. Meski sudah berdamai, korban sempat mengingatkan kakaknya untuk tidak usah ribut.
Ternyata, kakaknya marah. Nah, saat berada di tangga menuju Lantai II itulah, tiba-tiba kakaknya langsung menikam korban dengan pisau lipat dari arah belakang. "Korban ditikam dari arah belakang saat menuju Lantai I. Korban ditikam oleh kakaknya sendiri saat turun bersama ibunya," kata sumber tadi.
Kedua orangtua korban tidak mengira akan terjadi aksi penusukan. Pasalnya, mereka mengira pelaku Putu Adi hendak memeluk sang adik. Ternyata, pelaku langsung menusuk korban dari arah arah belakang mengenai dada kiri. Jadi, ini bukan bukan perkelahian, tapi korban ditusuk dari belakang," imbuhnya.
Sementara itu, jajaran Polsek Kuta Utara dinihari kemarin terjun ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP, mengumpulkan sejumlah bukti, dan menggali keterangan saksi-saksi. Terungkap, saat insiden maut terjadi dinihari kemarin, yang berada di dalam rumah hanya pasutri Made Suardita-Ketut Maryani (di Lantai I), pelaku Putu Adi Permana beserta istri dan anaknya (di Lantai II), serta korban Kadek Adi Permana dan rekannya, Dandi (di Lantai II). Sedangkan adik bungsu korban, Ni Komang Ayu Mahadewi, tidak di rumah.
Kapolres Badung, AKBP Yudith Satria Hananta, mengungkapkan pihaknya masih memeriksa intensif pelaku Putu Adi, kakak yang tega menghabisi nyawa adik kandungnya saat pesta miras. Pelaku pun sudah ditetapkan sebagai tersangka. Namun, terkait motif pembunuhan, masih didalami polisi.
Menurut AKBP Yudith, cekcok maut berujung pembunuhan adik oleh kakak kandungnya ini terjadi lantaran dipicu alkohol. Pasalnya, sebelum insiden terjadi, pelaku dan korban pesta miras. “Dugaan awal berawal dari ketegangan antara korban dan pelaku ini. Belum tahu siapa yang memulai pertengkaran. Ini yang masih didalami di Mapolsek Kuta Utara,” terang AKBP Yudith, Minggu kemarin.
Di sisi lain, Kelian Dinas Banjar Lingga Bumi, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Nyoman Partawan, mengaku kaget mendengar pertengkaran maut kakak vs adik kandung, yang menewaskan korban Kadek Ari Permana. Pasalnya, selama 3 tahun menjadi Kelian Banjar Lingga Bumi, Nyoman Partawan tidak pernah mendengar perselisihan kakak adik yang merupakan anak anggota Polri tersebut.
“Selama 3 tahun saya menjadi kelian, tidak pernah ada masalah. Kakaknya itu (pelaku Putu Adi Permana) yang saya tahu, dia kerja di bengkel. Dia sering ke rumah kalau ada keperluan bikin surat atau apa. Kalau adiknya itu (Kadek Ari Permana), yang saya tahu, orangnya suka olahraga,” kenang Partawan saat ditemui NusaBali di kediamannya, Minggu kemarin.
Disinggung apakah sudah ada komunikasi dengan pihak keluarga korban terkait kapan pelaksanaan upacara pengabenan jenazah Kadek Ari Permana, menurut Partawan, belum ada. “Tadi saya langsung ke rumah duka, tapi belum ada pembicaraan hal itu. Mungkin karena masih dalam suasana berduka,” tandas Partawan.
Sedangkan Perbekel Dalung, I Gede Putu Arif Wiratya, menyatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian maupun pihak Desa Adat Dalung terkait masalah adik kandung dibunuh kakaknya ini. “Yang jelas akan dirapatkan dulu. Nanti keputusannya bagaimana, menunggu hasil rapat. Kami juga masih berusaha berkoordinasi dengan pihak keluarga korban. Tadi keluarga nggak ada di rumahnya di Dalung Permai. Mungkin lagi berada di kampung halamannya di Tabanan,” tandas Perbekel Putu Arif Wiratya. *dar,ari
Komentar