Dulu Tertatih, Kini Sumbang Dana Desa
Sedikitnya 1.250 KK (kepala keluarga) krama Desa Pakraman Bitera, Kelurahan Bitera, Gianyar, patut bangga punya Lembaga Perkreditan Desa (LPD).
Kebangkitan LPD Desa Pakraman Bitera
GIANYAR, NusaBali
Karena LPD yang dirintis krama sejak tahun 2002, makin berkembang pesat. Tahun 2002, laba LPD ini hanya Rp 1,5 juta, lanjut laba tahun 2017 Rp 1.525.397.983. LPD ini pun meraup laba sejak tahun 2002 – 2017, Rp 8.149.259.598.
Hal itu terungkap dalam Rapat Laporan Pertanggungjawaban LPD Desa Pakraman Bitera di Wantilan Pura Bukit, Desa Pakraman Bitera, Gianyar, Sabtu (10/2) sore. Ketua LPD Bitera I Nyoman Wira Wijaya SH mengatakan, perkembangan LPD ini seiring dengan kesadaran krama dalam memiliki LPD. Krama tak hanya mencari kredit, juga memberdayakan LPD dengan menabung/deposito, dan memakai jasa lainnya. Krama juga makin merasakan sumbangan dana untuk pembangunan desa pakraman, beasiswa kepada anak berprestasi, dan bantuan sosial lainnya. ‘’Tapi, awalnya kami tertatih-tatih. Kepercayaan krama ini sangat sulit kami raih saat awal-awal LPD ini kami rintis,’’ kenangnya.
Jelas Wirta Wijaya, tahun 2002, LPD amat sulit meraih kepercayaan krama. Karena krama sangat trauma dengan kematian koperasi di Bitera, dan kebetulan LPD ini berkantor pada bekas kantor koperasi mati tersebut. ‘’Tapi, kami bersama prajuru tak menyerah. Sosialisasi LPD kami gencarkan kepada para kelian,’’ ujarnya.
Bendesa Desa Pakraman Bitera Nyoman Sukantra mengakui, kemajuan LPD ini tak luput dari kerja keras semua jajaraan di desa pakraman. Dia mengakui modal utama kemajuan LPD ini pada kejujuran dan disiplin pengurus LPD dan seluruh krama. Seiring berjalannya waktu, krama lima banjar di Bitera yakni Banjar Dauh Uma, Triwangsa, Sengguan, Roban, dan Sema, makin semangat memanfaatkan layanan LPD yang diperkuat 11 karyawan ini. Hal senada diakui Pengawas LPD Bitera I Ketut Puja. Kata dia, peningkatan kepercayaan krama terhadap LPD karena sistem managemen LPD yang tertib dan disiplin. Hal ini karena padunya progres kerja pengurus dengan setiap evaluasi LPD. ‘’Intinya, semuanya harus berjalan dalam satu rel keterbukaan. Maka kepercayaan kepada LPD akan kuat,’’ tegasnya. Bukti kemajuan LPD tersebut, pendapatan LPD tahun 2016 Rp 3.546.675.260 dan tahun 2017 Rp 3.880.073.733, naik Rp 333.398.473 (9,40 persen).
Kontribusi dana LPD dari laba tahun 2002 Rp 1, 5 juta, untuk dana pembangunan desa Rp 300.000, dana sosial Rp 75.000. Selanjutnya, tahun 2007 laba Rp 157.974.751, kontribusi untuk dana pembangunan desa Rp 31.594.950, dana sosial Rp 7.898.738. 2009. Tahun 2017, laba Rp 1.525.397.983, untuk dana pembangunan desa Rp 305.079.595, dana sosial Rp 76.269.000. Selama tahun 2002 – 2017, total laba Rp 8.149.259.598, kontribusi untuk dana pembangunan desa Rp 1.629.851.919, dana sosial Rp 407.462.666
Laba tahun 2017 Rp 1.525.397.983, untuk cadangan modal 60 persen atau Rp 915.241.983, dana pembangunan desa 20 persen atau Rp 305.079.000, jasa produksi 10 peren Rp 152.539.000, dana sosial 5 persen Rp 76.269.000, dana pemberdayaan 5 persen Rp 76.269.000. Tahun 2017, posisi modal LPD Rp 7.360.127.000, tabungan Rp 14.770.946.778, deposito Rp 13.453.550.000, pinjaman Rp 19.206.434.125, aset Rp 33.757.048.000, laba Rp 1.525.398.000. Rapat Laporan Pertanggungjawaban LPD ini dihadiri ratusan krama dengan perangsang undian berhadiah sepeda motor, dan hadiah menarik lainnya. *lsa
Komentar