145 Siswa Ikut Sertifikasi Uji Kompetensi LSP P1 SMKN 5 Denpasar
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) 1 SMK Negeri 5 Denpasar menyelenggarakan sertifikasi uji kompetensi sektor pariwisata bidang hotel dan restoran bekerjasama dengan Asdep Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata RI.
DENPASAR, NusaBali
Sebanyak 145 siswa mengikuti sertifikasi yang digelar di sekolah setempat, Senin (12/2). Pelakasanaan uji kompetensi dari LSP P1 SMKN 5 Denpasar ini merupakan yang kedua kalinya, setelah tahun lalu menyelenggarakan uji kompetensi secara mandiri sebanyak 28 orang. Tahun ini, sertifikasi diikuti oleh 145 peserta yang terdiri dari skema front office sebanyak 52 orang, serta skema house keeping sebanyak 93 orang. Sertifikasi akan dilakukan selama lima hari mulai 12-17 Februari 2018, dengan melibatkan tujuh orang assessor yang telah memiliki sertifikat assessor dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Plt Kepala SMKN 5 Denpasar, Drs I Wayan Rika mengatakan, uji kompetensi saat ini sangat diperlukan oleh para siswa sebagai suatu indikator apakah output SMKN 5 Denpasar mampu berkompeten atau belum. “Di setiap kebutuhan tenaga kerja, yang ditanyakan adalah kompetensinya apa? Tentunya jika ini sudah terlaksana dengan baik, akan merambah ke program-program yang lain,” terangnya saat pembukaan sertifikasi uji kompetensi, kemarin.
Sebab semua kebutuhan tenaga kerja, kata Rika, memerlukan sertifikasi kompetensi. Karena itu, mengingat kebutuhan akan hal tersebut, pihaknya mengusulkan untuk program-program yang lain juga ada bentuk uji kompetensinya. “Walaupun sudah lulus dengan nilai baik di sekolah, tetapi kalau tidak punya sertifikasi keahlian, itu masih diragukan. Itu yang diperlukan sekarang,” katanya.
Sementara Kepala UPT Dinas Pendidikan Kota Denpasar, Dewa Ayu Eka Putri Kari Ini SE MSi, menambahkan, uji kompetensi keahlian ini dalam rangka menjamin mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan SMA/SMK, untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa dalam level tertentu sesuai dengan keahlian yang dipilih selama masa belajar. “UKK juga merupakan ajang yang sangat penting bagi sekolah dan siswa untuk menentukan kualitas guru menularkan ilmu, dan siswa menyerap pengetahuan dengan maksimal,” ujarnya.
Lebih lanjut, uji kompetensi keahlian akan menjadi indikator standar kelulusan bagi sekolah dan siswa. Sedangkan bagi stakeholder, ini akan jadi informasi atas kompetensi calon tenaga kerjanya. Apalagi persaingan era MEA sudah di depan mata. Eka Putri menekankan pentingnya siswa atau tenaga kerja memperhatikan attitude serta etos kerja yang disiplin dalam bekerja. “Era MEA tidak hanya bersaing dengan luar Bali, tapi juga dari luar negara. Maka modal yang harus dijaga betul seperti etika, berkomunikasi dengan baik, sikap disiplin. Karena selain kompetensi, masalah attitude juga harus dijaga,” kata Ayu Putri.
Senada dengan Ayu Putri, perwakilan dari Asdep Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata RI, Yusuf Pontoh, yang menghadiri pembukaan sertifikasi kemarin, menambahkan, attitude atau etika harus sangat diperhatikan. Karena itu berpengaruh untuk membangun kepercayaan. Barulah skill dan knowledge ditingkatkan. *ind
Plt Kepala SMKN 5 Denpasar, Drs I Wayan Rika mengatakan, uji kompetensi saat ini sangat diperlukan oleh para siswa sebagai suatu indikator apakah output SMKN 5 Denpasar mampu berkompeten atau belum. “Di setiap kebutuhan tenaga kerja, yang ditanyakan adalah kompetensinya apa? Tentunya jika ini sudah terlaksana dengan baik, akan merambah ke program-program yang lain,” terangnya saat pembukaan sertifikasi uji kompetensi, kemarin.
Sebab semua kebutuhan tenaga kerja, kata Rika, memerlukan sertifikasi kompetensi. Karena itu, mengingat kebutuhan akan hal tersebut, pihaknya mengusulkan untuk program-program yang lain juga ada bentuk uji kompetensinya. “Walaupun sudah lulus dengan nilai baik di sekolah, tetapi kalau tidak punya sertifikasi keahlian, itu masih diragukan. Itu yang diperlukan sekarang,” katanya.
Sementara Kepala UPT Dinas Pendidikan Kota Denpasar, Dewa Ayu Eka Putri Kari Ini SE MSi, menambahkan, uji kompetensi keahlian ini dalam rangka menjamin mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan SMA/SMK, untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa dalam level tertentu sesuai dengan keahlian yang dipilih selama masa belajar. “UKK juga merupakan ajang yang sangat penting bagi sekolah dan siswa untuk menentukan kualitas guru menularkan ilmu, dan siswa menyerap pengetahuan dengan maksimal,” ujarnya.
Lebih lanjut, uji kompetensi keahlian akan menjadi indikator standar kelulusan bagi sekolah dan siswa. Sedangkan bagi stakeholder, ini akan jadi informasi atas kompetensi calon tenaga kerjanya. Apalagi persaingan era MEA sudah di depan mata. Eka Putri menekankan pentingnya siswa atau tenaga kerja memperhatikan attitude serta etos kerja yang disiplin dalam bekerja. “Era MEA tidak hanya bersaing dengan luar Bali, tapi juga dari luar negara. Maka modal yang harus dijaga betul seperti etika, berkomunikasi dengan baik, sikap disiplin. Karena selain kompetensi, masalah attitude juga harus dijaga,” kata Ayu Putri.
Senada dengan Ayu Putri, perwakilan dari Asdep Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata RI, Yusuf Pontoh, yang menghadiri pembukaan sertifikasi kemarin, menambahkan, attitude atau etika harus sangat diperhatikan. Karena itu berpengaruh untuk membangun kepercayaan. Barulah skill dan knowledge ditingkatkan. *ind
1
Komentar