BNPB Syuting Film di Museum Lontar Dukuh Penaban
Bendesa Pakraman Dukuh Penaban, Jro Nengah Suarya bersyukur memiliki Museum Lontar sehingga menjadi referensi pegiat lontar. Hal itu diungkapkan di sela-sela syuting film dokumenter di Museum Lontar, Desa Pakraman Dukuh Penaban, kecamatan Karangasem, Senin (12/2) siang.
AMLAPURA, NusaBali
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar syuting film dokumenter erupsi Gunung Agung di Museum Lontar, Desa Pakraman Dukuh Penaban, Kecamatan/Kabupaten Karangasem, Senin (12/2). Syuting di Museum Lontar karena di museum milik Desa Pakraman Dukuh Penaban itu menyimpan lontar berisikan catatan sejarah meletusnya Gunung Agung, termasuk mitigasinya.
Diputi I BNPB, Wisnu Widjaya, mengatakan syuting di Museum Lontar Desa Pakraman Dukuh Penaban untuk melengkapi film dokumenter. Selain isinya tentang mitigasi bencana erupsi, penanganan pengungsi, penanganan bencana di lapangan, dan bentuk mitigasi lainnya, juga diisi dengan gambaran warga yang tinggal di daerah aman dari bencana. “Desa Pakraman Dukuh Penaban kami pilih jadi lokasi syuting karena merupakan daerah aman dan menyimpan lontar berisi sejarah meletusnya Gunung Agung dari tahun ke tahun. Itu berupa catatan, ditulis di dalam lontar,” jelas Wisnu.
Bendesa Pakraman Dukuh Penaban, Jro Nengah Suarya mengatakan, selama syuting hanya menjelaskan keberadaan Museum Lontar berdasarkan catatan sejarah yang tertuang dalam lontar. “Itu bisa kami jadikan referensi untuk memitigasi masyarakat,” kata Jro Suarya.
Dijelaskan, Museum Lontar menyimpan 400 cakep lontar, salah satunya berisi tentang sejarah meletusnya Gunung Agung. “Adanya Museum Lontar, kita bisa belajar dari masa lalu,” katanya. Diakui, Desa Pakraman Dukuh Penaban sama sekali tidak kena dampak, termasuk hujan abu yang terjadi selama ini. 7 k16
1
Komentar