Impor 60 Ribu Ton dari Thailand
Sebanyak 60 ribu ton beras asal Thailand mulai masuk wilayah Republik Indonesia pada hari Selasa (13/2).
JAKARTA, NusaBali
Beras impor tersebut masuk ke Indonesia melalui tiga pelabuhan. Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Siti Kuwati mengatakan, 10 ribu ton masuk ke Pelabuhan Lampung, 20 ribu ton melalui Pelabuhan Tanjung Perak, dan 30 ribu ton masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok.
" Sebelumnya pada Minggu, 11 Februari 2018, 57 ribu ton beras impor asal Vietnam masuk ke Indonesia. Jadwal hari ini (Selasa, red.) dari Thailand," ujar Siti Kuwati, di Jakarta, Selasa (13/2).
Dari jumlah tersebut, 6 ribu ton masuk melalui Pelabuhan Merak, 41 ribu ton melalui Pelabuhan Tanjung Priok, dan 10 ribu ton melalui Pelauhan Tenau, Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Sandar Minggu di Merak 6 ribu ton, Tanjung Priok 41 ribu ton dan Tenau NTT 10 ribu ton. Semua dari Vietnam," ujar Siti Kuwati.
Kepada Liputan6.com, Siti mengungkapkan, beras-beras tersebut tidak akan langsung digelontorkan ke pasaran melalui operasi pasar, melainkan akan dijadikan cadangan beras Bulog dan baru akan didistribusikan bila diperlukan. Namun disimpan sebagai stok.
Selain itu, kata Siti, masuknya beras impor akan mengembalikan cadangan beras Bulog yang semakin menipis, usai ditugasi operasi pasar. Posisi stok hingga Jumat 9 Februari 2018, kurang lebih 650 ribu ton di Bulog.
Pemerintah memutuskan untuk impor beras khusus yang akan dijual dengan harga beras medium sebanyak 500 ribu ton. Selain itu, keran impor juga dibuka untuk komoditas garam industri yang mencapai 3,7 juta ton, serta impor gula mentah sekitar 1,8 juta ton di 2018.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menilai pemerintah mengarahkan laju inflasi ke level rendah di bawah 4 persen. Tahun ini, target inflasi 3,5 persen atau lebih rendah dibanding realisasi 3,61 persen di 2017.
"Keputusan pemerintah impor untuk menjaga inflasi tetap rendah, apalagi menjelang bulan-bulan politik (tahun politik). Kalau (inflasi) naik, ngeri nih," kata Burhanuddin. *
" Sebelumnya pada Minggu, 11 Februari 2018, 57 ribu ton beras impor asal Vietnam masuk ke Indonesia. Jadwal hari ini (Selasa, red.) dari Thailand," ujar Siti Kuwati, di Jakarta, Selasa (13/2).
Dari jumlah tersebut, 6 ribu ton masuk melalui Pelabuhan Merak, 41 ribu ton melalui Pelabuhan Tanjung Priok, dan 10 ribu ton melalui Pelauhan Tenau, Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Sandar Minggu di Merak 6 ribu ton, Tanjung Priok 41 ribu ton dan Tenau NTT 10 ribu ton. Semua dari Vietnam," ujar Siti Kuwati.
Kepada Liputan6.com, Siti mengungkapkan, beras-beras tersebut tidak akan langsung digelontorkan ke pasaran melalui operasi pasar, melainkan akan dijadikan cadangan beras Bulog dan baru akan didistribusikan bila diperlukan. Namun disimpan sebagai stok.
Selain itu, kata Siti, masuknya beras impor akan mengembalikan cadangan beras Bulog yang semakin menipis, usai ditugasi operasi pasar. Posisi stok hingga Jumat 9 Februari 2018, kurang lebih 650 ribu ton di Bulog.
Pemerintah memutuskan untuk impor beras khusus yang akan dijual dengan harga beras medium sebanyak 500 ribu ton. Selain itu, keran impor juga dibuka untuk komoditas garam industri yang mencapai 3,7 juta ton, serta impor gula mentah sekitar 1,8 juta ton di 2018.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menilai pemerintah mengarahkan laju inflasi ke level rendah di bawah 4 persen. Tahun ini, target inflasi 3,5 persen atau lebih rendah dibanding realisasi 3,61 persen di 2017.
"Keputusan pemerintah impor untuk menjaga inflasi tetap rendah, apalagi menjelang bulan-bulan politik (tahun politik). Kalau (inflasi) naik, ngeri nih," kata Burhanuddin. *
Komentar