Tersesat Semalam, Dua Wisman Denmark Selamat
Berniat tracking menuju Pura Batukaru di Desa Wangaya Gede, Kecamatan Penebel, Tabanan, dua wisman Denmark tersesat. Keduanya menolak dipandu, dan hanya mengandalkan Google maps.
TABANAN, NusaBali
Dua wisatawan asal Denmark yang sempat tersesat saat melakukan tracking di areal hutan Pura Luhur Puncak Kedaton menuju Pura Batukaru via Banjar Gunung Sari, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat, Rabu (14/2). Dua wisman itu, Philip, 24, dan Ditte, 25, ditemukan di areal hutan Pura Batukaru, Desa Wangaya Gede, Kecamatan Penebel.
Informasinya, pada Selasa (13/2) mereka datang bersama driver (pengemudi) atas nama I Made Astawa alias Made Keker di jaba Pura Puncak Petali. Dua wisman ini berniat tracking menuju Pura Batukaru di Desa Wangaya Gede, Kecamatan Penebel. Saat itu dua wisman ini tidak mau diantarkan menggunakan pemandu. Padahal driver Made Astawa asal Banjar Bentuyung, Kecamatan Ubud, Gianyar, itu sudah menawarkan.
Karena ngotot tidak ingin dipandu, akhirnya Made Astawa menunggu di jaba Pura Batukaru sesuai permintan dua wisman tersebut. Tetapi ketika hari beranjak malam, sekitar pukul 19.30 Wita, dua wisman tersebut tak kunjung datang. Padahal keduanya berjanji akan tiba di parkiran Pura Batukaru sekitar pukul 17.00 Wita. Merasa terjadi sesuai akhirnya Made Astawa melaporkan peristiwa ini ke Polsek Penebel.
Ditemui di jaba Pura Puncak Kedaton, Made Astawa kelihatan panik. Saat itu dia sedang menghubungi Philip dan Ditte lewat ponselnya. Dia mengaku, bersama dua wisman Denmark tiba di jaba Pura Puncak Petali pada Selasa (13/2) sekitar pukul 12.30 Wita.
Saat hendak tracking, Made Astawa sudah menyarankan untuk menggunakan pemandu. Namun mereka menolak. Bahkan saking percaya diri, mereka mengatakan sudah biasa jalan 15 kilometer dengan bantuan Google maps. Karena tidak ingin dicap memaksa, Made Astawa pun menuruti permintaan dua wisman ini. “Mereka menyarankan saya menunggu di Pura Batukaru sekitar pukul 17.00 Wita,” ujarnya.
Selama waktu tracking itu, Made Astawa aktif berkomunikasi dengan mereka. Setelah ditunggu sampai pukul 19.30 Wita, mereka belum balik, ketika dihubungi pun sinyalnya tidak bagus sehingga informasi tersendat. “Saya khawatir terjadi apa-apa akhirnya saya laporkan hal ini ke Polsek Penebel,” jelasnya.
Made Astawa mengatakan, dua wisman yang merupakan pasangan kekasih dan masih berstatus mahasiswa ini dia jemput dari D’Bulakan Boutique Resort di Banjar Kedewatan, Ubud, Gianyar. “Saya hanya driver, bukan guide,” tutur Made Astawa.
Atas kejadian tersebut seluruh personel Polsek Penebel bersama BPBD Tabanan dan pecalang adat setempat melakukan pencarian ke areal tracking. Pencarian dimulai sekitar pukul 21.00 Wita. Tetapi karena hujan lebat disertai angin kencang, pencarian mereka dihentikan sekitar pukul 01.00 Wita. “Kami putuskan berhenti, cuaca tidak memungkinkan,” ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Tabanan I Putu Trisna Widiatmika. Akhirnya pencarian dilanjutkan pada Rabu (14/2) pagi, tetapi hingga pukul 11.00 Wita dua wisman tersebut belum ditemukan.
Kapolsek Penebel AKP I Ketut Mastra Budaya, mengatakan setelah pencarian dengan melibatkan pecalang, anggota Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan BPBD, dua wisman itu ditemukan di areal tracking Pura Batukaru dalam keadaan selamat. “Karena selama hilang semalam itu, dia masih bisa berkomunikasi dengan driver dan sempat tidur di areal tracking,” kata Trisna.
Mereka ditemukan dalam keadaan selamat oleh pecalang dan anggota Polsek Penebel dengan jarak sekitar 50 meter dari parkiran Pura Gunung Batukaru. “Sempat diperiksa oleh tim medis, kondisinya sehat tanpa luka. Mereka sudah kembali ke Ubud,” tutur AKP Mastra Budaya. *d
Dua wisatawan asal Denmark yang sempat tersesat saat melakukan tracking di areal hutan Pura Luhur Puncak Kedaton menuju Pura Batukaru via Banjar Gunung Sari, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat, Rabu (14/2). Dua wisman itu, Philip, 24, dan Ditte, 25, ditemukan di areal hutan Pura Batukaru, Desa Wangaya Gede, Kecamatan Penebel.
Informasinya, pada Selasa (13/2) mereka datang bersama driver (pengemudi) atas nama I Made Astawa alias Made Keker di jaba Pura Puncak Petali. Dua wisman ini berniat tracking menuju Pura Batukaru di Desa Wangaya Gede, Kecamatan Penebel. Saat itu dua wisman ini tidak mau diantarkan menggunakan pemandu. Padahal driver Made Astawa asal Banjar Bentuyung, Kecamatan Ubud, Gianyar, itu sudah menawarkan.
Karena ngotot tidak ingin dipandu, akhirnya Made Astawa menunggu di jaba Pura Batukaru sesuai permintan dua wisman tersebut. Tetapi ketika hari beranjak malam, sekitar pukul 19.30 Wita, dua wisman tersebut tak kunjung datang. Padahal keduanya berjanji akan tiba di parkiran Pura Batukaru sekitar pukul 17.00 Wita. Merasa terjadi sesuai akhirnya Made Astawa melaporkan peristiwa ini ke Polsek Penebel.
Ditemui di jaba Pura Puncak Kedaton, Made Astawa kelihatan panik. Saat itu dia sedang menghubungi Philip dan Ditte lewat ponselnya. Dia mengaku, bersama dua wisman Denmark tiba di jaba Pura Puncak Petali pada Selasa (13/2) sekitar pukul 12.30 Wita.
Saat hendak tracking, Made Astawa sudah menyarankan untuk menggunakan pemandu. Namun mereka menolak. Bahkan saking percaya diri, mereka mengatakan sudah biasa jalan 15 kilometer dengan bantuan Google maps. Karena tidak ingin dicap memaksa, Made Astawa pun menuruti permintaan dua wisman ini. “Mereka menyarankan saya menunggu di Pura Batukaru sekitar pukul 17.00 Wita,” ujarnya.
Selama waktu tracking itu, Made Astawa aktif berkomunikasi dengan mereka. Setelah ditunggu sampai pukul 19.30 Wita, mereka belum balik, ketika dihubungi pun sinyalnya tidak bagus sehingga informasi tersendat. “Saya khawatir terjadi apa-apa akhirnya saya laporkan hal ini ke Polsek Penebel,” jelasnya.
Made Astawa mengatakan, dua wisman yang merupakan pasangan kekasih dan masih berstatus mahasiswa ini dia jemput dari D’Bulakan Boutique Resort di Banjar Kedewatan, Ubud, Gianyar. “Saya hanya driver, bukan guide,” tutur Made Astawa.
Atas kejadian tersebut seluruh personel Polsek Penebel bersama BPBD Tabanan dan pecalang adat setempat melakukan pencarian ke areal tracking. Pencarian dimulai sekitar pukul 21.00 Wita. Tetapi karena hujan lebat disertai angin kencang, pencarian mereka dihentikan sekitar pukul 01.00 Wita. “Kami putuskan berhenti, cuaca tidak memungkinkan,” ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Tabanan I Putu Trisna Widiatmika. Akhirnya pencarian dilanjutkan pada Rabu (14/2) pagi, tetapi hingga pukul 11.00 Wita dua wisman tersebut belum ditemukan.
Kapolsek Penebel AKP I Ketut Mastra Budaya, mengatakan setelah pencarian dengan melibatkan pecalang, anggota Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan BPBD, dua wisman itu ditemukan di areal tracking Pura Batukaru dalam keadaan selamat. “Karena selama hilang semalam itu, dia masih bisa berkomunikasi dengan driver dan sempat tidur di areal tracking,” kata Trisna.
Mereka ditemukan dalam keadaan selamat oleh pecalang dan anggota Polsek Penebel dengan jarak sekitar 50 meter dari parkiran Pura Gunung Batukaru. “Sempat diperiksa oleh tim medis, kondisinya sehat tanpa luka. Mereka sudah kembali ke Ubud,” tutur AKP Mastra Budaya. *d
1
Komentar