BNPB Buka Poltek Penanggulangan Bencana
Kuota mahasiswa baru angkatan pertama sebanyak 70 orang untuk tiga program studi. Kampus Poltek Penanggulangan Bencana di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
MANGUPURA, NusaBali
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan membuka Perguruan Tinggi (PT) Politeknik Penanggulangan Bencana pertama di Indonesia. PT yang mulai beroperasi September 2018 ini langsung membuka tiga program bidang studi (Prodi) yakni bidang penanggulangan bencana, bidang logistik, dan bidang teknologi kebencanaan.
Kepala BNPB Willem Rapangilei dikonfirmasi di sela Rakornas Penanggulangan Bencana 2018 yang diikuti oleh seluruh BPBD se-Indonesia di Hotel BNDCC, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Rabu (21/2), mengungkapkan pada angkatan pertama kuota yang disiapkan sebanyak 70 mahasiswa. Sebanyak 30 dari prodi penanggulangan bencana, dan dua prodi lainnya masing-masing 20 orang.
Diakuinya, para mahasiswa yang diterima adalah dari seluruh Indonesia yang memenuhi ketentuan. Nantinya para calon mahasiswa yang dinyatakan lulus akan menempuh pendidikan secara gratis. Selain itu ketika lulus nanti langsung diangkat menjadi aparatur sipil negara (ASN) dan ditempatkan di BNPB dan BPBD di seluruh Indonesia.
“Tenaga pengajarnya sudah ada dan memiliki kualifikasi penanggulangan becana dan berkecimpung dalam kegiatan penanggulangan bencana. Dosennya sebanyak 18 orang. Politeknik penanggulangan bencana ini merupakan PT politeknik pertama di dunia,” tuturnya.
Apa yang mendasari pendirian PT politeknik ini? Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana alam. Tak ada yang mengawaki BNPB dan BPBD. Selama 2017 telah terjadi 2.377 bencana alam, dan 2016 sebanyak 2.384 bencana alam. Di tahun 2016 yang meninggal dunia sebanyak 561 orang, sementara 2017 sebanyak 377 orang.
“Siapa yang mengawaki BNPB dan BPBD? Apakah rekrutmennya dari orang-orang yang memiliki kualifikasi penanggulangan bencana? Kan tidak ada. Padahal Indonesia adalah negara yang rawan bencana. Ada jutaan masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana,” tuturnya.
Melihat data kebencanaan dan kondisi Indonesia yang rawan bencana alam, pihaknya berpandangan bahwa ini perlu sumber pendidikan yang menghasilkan personel yang memiliki kualifikasi penanggulangan bencana. Oleh karena itu BNPB mendirikan Politeknik Penanggulangan Bencana. Lokasi kampusnya di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Sentul merupakan pusat pendidikan dan latihan BNPB dan dikembangkan menjadi politeknik penanggulangan bencana.
Dirinya menegaskan kehadiran politeknik itu nanti bukan berarti posdiklat jadi berubah. Diharapkan dengan kehadiran personel yang terdidik dan terbina itu nanti maka kapasitas secara nasional menjadi terbangun. Sehingga mengurangi jumlah masyarakat korban bencana. “Politeknik ini nanti rekrutmennya dari semua masyarakat. Setelah lulus langsung diangkat menjadi pegawai negeri untuk ditempatkan di BNPB dan BPBD,” ungkapnya. *p
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan membuka Perguruan Tinggi (PT) Politeknik Penanggulangan Bencana pertama di Indonesia. PT yang mulai beroperasi September 2018 ini langsung membuka tiga program bidang studi (Prodi) yakni bidang penanggulangan bencana, bidang logistik, dan bidang teknologi kebencanaan.
Kepala BNPB Willem Rapangilei dikonfirmasi di sela Rakornas Penanggulangan Bencana 2018 yang diikuti oleh seluruh BPBD se-Indonesia di Hotel BNDCC, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Rabu (21/2), mengungkapkan pada angkatan pertama kuota yang disiapkan sebanyak 70 mahasiswa. Sebanyak 30 dari prodi penanggulangan bencana, dan dua prodi lainnya masing-masing 20 orang.
Diakuinya, para mahasiswa yang diterima adalah dari seluruh Indonesia yang memenuhi ketentuan. Nantinya para calon mahasiswa yang dinyatakan lulus akan menempuh pendidikan secara gratis. Selain itu ketika lulus nanti langsung diangkat menjadi aparatur sipil negara (ASN) dan ditempatkan di BNPB dan BPBD di seluruh Indonesia.
“Tenaga pengajarnya sudah ada dan memiliki kualifikasi penanggulangan becana dan berkecimpung dalam kegiatan penanggulangan bencana. Dosennya sebanyak 18 orang. Politeknik penanggulangan bencana ini merupakan PT politeknik pertama di dunia,” tuturnya.
Apa yang mendasari pendirian PT politeknik ini? Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana alam. Tak ada yang mengawaki BNPB dan BPBD. Selama 2017 telah terjadi 2.377 bencana alam, dan 2016 sebanyak 2.384 bencana alam. Di tahun 2016 yang meninggal dunia sebanyak 561 orang, sementara 2017 sebanyak 377 orang.
“Siapa yang mengawaki BNPB dan BPBD? Apakah rekrutmennya dari orang-orang yang memiliki kualifikasi penanggulangan bencana? Kan tidak ada. Padahal Indonesia adalah negara yang rawan bencana. Ada jutaan masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana,” tuturnya.
Melihat data kebencanaan dan kondisi Indonesia yang rawan bencana alam, pihaknya berpandangan bahwa ini perlu sumber pendidikan yang menghasilkan personel yang memiliki kualifikasi penanggulangan bencana. Oleh karena itu BNPB mendirikan Politeknik Penanggulangan Bencana. Lokasi kampusnya di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Sentul merupakan pusat pendidikan dan latihan BNPB dan dikembangkan menjadi politeknik penanggulangan bencana.
Dirinya menegaskan kehadiran politeknik itu nanti bukan berarti posdiklat jadi berubah. Diharapkan dengan kehadiran personel yang terdidik dan terbina itu nanti maka kapasitas secara nasional menjadi terbangun. Sehingga mengurangi jumlah masyarakat korban bencana. “Politeknik ini nanti rekrutmennya dari semua masyarakat. Setelah lulus langsung diangkat menjadi pegawai negeri untuk ditempatkan di BNPB dan BPBD,” ungkapnya. *p
1
Komentar