14 Siswa SMAN 3 Denpasar Bawa Pulang 6 Medali
Dari Ajang Thailand Inventor's Day (TID) di Bangkok-Thailand
DENPASAR, NusaBali
Prestasi membanggakan terus ditorehkan pelajar SMAN 3 Denpasar. Kali ini sebanyak 14 siswanya total meraih 6 medali (4 emas, 1 perak dan 1 perunggu) dalam ajang internasional, Thailand Inventor's Day (TID) di Bangkok Thailand, 2-3 Februari 2018 lalu. Dalam lomba tingkat internasional tersebut mereka membawa 6 penelitian.
Salah satu siswa yang ikut ajang itu yakni Cokorda Istri Mega Wulandari saat ditemui di SMAN 3 Denpasar, Kamis (22/2) mengatakan, ia bersama 13 siswa lainnya mengikuti ajang yang sama yakni TID, namun berbeda kategori penelitian yang ditampilkan. Dari ajang tersebut keseluruhan diikuti oleh 22 negara dengan peserta sekitar 500 tim.
Kata Mega, dengan berbagai penelitian yang ditampilkan negara-negara lain sempat membuat dia dan teman-temannya sedikit mundur karena banyak menggunakan teknologi. Namun dengan tekad yang kuat akhirnya bisa memperoleh penghargaan yang memuaskan untuk sekolah mereka dan Bali. "Banyak penelitian yang bagus-bagus di sana. Syukur ya dengan tekad kami bisa lolos meraih emas, perak, dan perunggu, " jelasnya. Mega mengatakan, penelitian yang mereka bawa masing-masing hanya dilakukan dengan rentan waktu 3 bulan hingga 2 tahun. Namun, saat pameran tersebut pihak juri hanya melihat konsep dan dilihat bermanfaat. "Berbeda dengan di Indonesia yang jurinya sangat spesifik dalam penilaian. Di sana kalau dilihat menarik dan bermanfaat itu yang dicari," ungkapnya. Mega mengatakan, dengan juara ini mereka lebih termotivasi lagi untuk mengembangkan pengetahuannya kedepan.
Siswa lainnya yang mengikuti penelitian di bidang kesehatan Putu Yasodhara Sthita Brahmani Duarsa mengatakan, ia yang membawa penelitian tentang antibiotik harus berupaya menampilkan sebaik mungkin hasil penelitiannya. Karena kata dia, yang diajak bersaing dari 22 negara tersebut kebanyakan profesor dan dokter yang menyebabkan sedikit minder.
Ternyata penelitiannya tersebut malah mendapatkan perak. "Tidak menyangka dengan persaingan profesor dan dokter penelitian kita terpilih mendapatkan perak. Karena yang perih emas dan perunggu profesor dan dokter," terangnya.
Sementara Wakasek Humas SMAN 3 Denpasar I Gede Putu Subrata, mengungkapkan keluarga besar sekolah bangga memiliki anak-anak yang berprestasi. Dengan hasil tersebut siswa-siswa tersebut diharapkan lebih mengembangkan pengetahuannya lagi.
Dan pihak sekolah akan berusaha setiap peluang akan selalu dimanfaatkan untuk menghasilkan prestasi yang dapat mengharumkan nama baik sekolah nama siswa dan keluarga. "Di sisi lain kami juga perlu ada perhatian dari pemerintah, kami selalu berusaha untuk mengharuskan nama daerah. Yang kami inginkan perhatian terhadap siswa-siswa sudah berupaya membawa nama baik Bali," tandasnya. *m
Prestasi membanggakan terus ditorehkan pelajar SMAN 3 Denpasar. Kali ini sebanyak 14 siswanya total meraih 6 medali (4 emas, 1 perak dan 1 perunggu) dalam ajang internasional, Thailand Inventor's Day (TID) di Bangkok Thailand, 2-3 Februari 2018 lalu. Dalam lomba tingkat internasional tersebut mereka membawa 6 penelitian.
Salah satu siswa yang ikut ajang itu yakni Cokorda Istri Mega Wulandari saat ditemui di SMAN 3 Denpasar, Kamis (22/2) mengatakan, ia bersama 13 siswa lainnya mengikuti ajang yang sama yakni TID, namun berbeda kategori penelitian yang ditampilkan. Dari ajang tersebut keseluruhan diikuti oleh 22 negara dengan peserta sekitar 500 tim.
Kata Mega, dengan berbagai penelitian yang ditampilkan negara-negara lain sempat membuat dia dan teman-temannya sedikit mundur karena banyak menggunakan teknologi. Namun dengan tekad yang kuat akhirnya bisa memperoleh penghargaan yang memuaskan untuk sekolah mereka dan Bali. "Banyak penelitian yang bagus-bagus di sana. Syukur ya dengan tekad kami bisa lolos meraih emas, perak, dan perunggu, " jelasnya. Mega mengatakan, penelitian yang mereka bawa masing-masing hanya dilakukan dengan rentan waktu 3 bulan hingga 2 tahun. Namun, saat pameran tersebut pihak juri hanya melihat konsep dan dilihat bermanfaat. "Berbeda dengan di Indonesia yang jurinya sangat spesifik dalam penilaian. Di sana kalau dilihat menarik dan bermanfaat itu yang dicari," ungkapnya. Mega mengatakan, dengan juara ini mereka lebih termotivasi lagi untuk mengembangkan pengetahuannya kedepan.
Siswa lainnya yang mengikuti penelitian di bidang kesehatan Putu Yasodhara Sthita Brahmani Duarsa mengatakan, ia yang membawa penelitian tentang antibiotik harus berupaya menampilkan sebaik mungkin hasil penelitiannya. Karena kata dia, yang diajak bersaing dari 22 negara tersebut kebanyakan profesor dan dokter yang menyebabkan sedikit minder.
Ternyata penelitiannya tersebut malah mendapatkan perak. "Tidak menyangka dengan persaingan profesor dan dokter penelitian kita terpilih mendapatkan perak. Karena yang perih emas dan perunggu profesor dan dokter," terangnya.
Sementara Wakasek Humas SMAN 3 Denpasar I Gede Putu Subrata, mengungkapkan keluarga besar sekolah bangga memiliki anak-anak yang berprestasi. Dengan hasil tersebut siswa-siswa tersebut diharapkan lebih mengembangkan pengetahuannya lagi.
Dan pihak sekolah akan berusaha setiap peluang akan selalu dimanfaatkan untuk menghasilkan prestasi yang dapat mengharumkan nama baik sekolah nama siswa dan keluarga. "Di sisi lain kami juga perlu ada perhatian dari pemerintah, kami selalu berusaha untuk mengharuskan nama daerah. Yang kami inginkan perhatian terhadap siswa-siswa sudah berupaya membawa nama baik Bali," tandasnya. *m
Komentar