Angkut 32 Kubik Sampah Pantai
Gerakan pembersihan sampah dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional di Buleleng, dipusatkan di sepanjang pantai wilayah Kecamatan Buleleng, Jumat (23/2) pagi.
Hari Peduli Sampah Nasional
SINGARAJA, NusaBali
Dalam aksi itu, sedikitnya 32 kubik sampah terangkut ke tempat penampungan akhir (TPA). Aksi pembersihan di sepanjang pantai itu melibatkan seluruh pegawai di lingkup Pemkab Buleleng, pelajar, warga di masing-masing wilayah terdekat lokasi pembersihan serta partisipan lainnya. Ada 14 titik lokasi pembersihan mulai dari Pantai Kubujati, Taman Sari, Tambak Sari, Eks Pelabuhan Buleleng, Kampung Anyar, Kayu Buntil, Pantai Lingga, Pantai Camplung, Pantai Indah, Pantai Penimbangan, Pantai Binaria, Pantai Happy, Pantai Anturan, hingga Pantai Lovina.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Buleleng, Nyoman Genep mengatakan, sebagian besar sampah yang menumpuk di kawasan pantai berasal dari hulu, yang terbawa oleh arus sungai. Apalagi sepanjang pantai Buleleng memilik aliran sungai pembuangan langsung ke laut. Sehingga ketika musim penghujan, sampah akan terlihat menumpuk di bibir pantai.
”Sungai yang lengsung ke laut kan banyak sekali ditemukan di pantai.Jadi ketika musim penghujan, sampah-sampah dari hulu itu hanyut ke pantai, sehingga banyak kita temukan sampah di pantai,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakan, dalam kondisi normal tidak ada hujan, volume sampah yang hanyut ke pantai terbilang kecil, dibanding kondisi ketika hujan dimana air sungai cukup besar, volume sampah bisa mencapai 40 truk ada setara dengan 160 kubik. “Kalau hujan, air sungai besar, volume sampah dalam sehari yang bisa kita angkut sampai 40 truk. Sekarang dalam aksi pembersihan ini mungkin sampahnya sampai 4 truk, karena tidak ada hujan,” jelas birokrat asal Desa Panji, Kecamatan Sukasada ini.
Menurut Nyoman Genep, selama ini secara rutin tiap hari, pembersihan sampah di sepanjang pantai di wilayah Kecamatan Buleleng, dilakukan beberapa petugas yang ditempatkan khusus di 11 titik lokasi pembersihan. Jumlah petugas yang ditempatkan tergantung dari tingkat volume sampah di masing-masing titik. “Kalau dekat dengan aliran sungai, kita bisa tempatkan 3-4 petugas. Mereka ini tiap hari kumpulkan sampah pantai. Nanti kita jadwalkan mengangkut, apakah Selasa, Kamis atau Rabu, Jumat kita angkut ke TPA. Jadi petugas itu hanya mengumpulkan dulu,” ungkapnya.
Nyoman Genep berharap, dengan gerakan tidak membuang sampah sembarangan bisa menjadi gaya hidup masyarakat. “Selama manusia itu ada, maka sampah akan terus ada. Mari peduli untuk tidak membuang sampah sembarangan,” imbuhnya. *k19
SINGARAJA, NusaBali
Dalam aksi itu, sedikitnya 32 kubik sampah terangkut ke tempat penampungan akhir (TPA). Aksi pembersihan di sepanjang pantai itu melibatkan seluruh pegawai di lingkup Pemkab Buleleng, pelajar, warga di masing-masing wilayah terdekat lokasi pembersihan serta partisipan lainnya. Ada 14 titik lokasi pembersihan mulai dari Pantai Kubujati, Taman Sari, Tambak Sari, Eks Pelabuhan Buleleng, Kampung Anyar, Kayu Buntil, Pantai Lingga, Pantai Camplung, Pantai Indah, Pantai Penimbangan, Pantai Binaria, Pantai Happy, Pantai Anturan, hingga Pantai Lovina.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Buleleng, Nyoman Genep mengatakan, sebagian besar sampah yang menumpuk di kawasan pantai berasal dari hulu, yang terbawa oleh arus sungai. Apalagi sepanjang pantai Buleleng memilik aliran sungai pembuangan langsung ke laut. Sehingga ketika musim penghujan, sampah akan terlihat menumpuk di bibir pantai.
”Sungai yang lengsung ke laut kan banyak sekali ditemukan di pantai.Jadi ketika musim penghujan, sampah-sampah dari hulu itu hanyut ke pantai, sehingga banyak kita temukan sampah di pantai,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakan, dalam kondisi normal tidak ada hujan, volume sampah yang hanyut ke pantai terbilang kecil, dibanding kondisi ketika hujan dimana air sungai cukup besar, volume sampah bisa mencapai 40 truk ada setara dengan 160 kubik. “Kalau hujan, air sungai besar, volume sampah dalam sehari yang bisa kita angkut sampai 40 truk. Sekarang dalam aksi pembersihan ini mungkin sampahnya sampai 4 truk, karena tidak ada hujan,” jelas birokrat asal Desa Panji, Kecamatan Sukasada ini.
Menurut Nyoman Genep, selama ini secara rutin tiap hari, pembersihan sampah di sepanjang pantai di wilayah Kecamatan Buleleng, dilakukan beberapa petugas yang ditempatkan khusus di 11 titik lokasi pembersihan. Jumlah petugas yang ditempatkan tergantung dari tingkat volume sampah di masing-masing titik. “Kalau dekat dengan aliran sungai, kita bisa tempatkan 3-4 petugas. Mereka ini tiap hari kumpulkan sampah pantai. Nanti kita jadwalkan mengangkut, apakah Selasa, Kamis atau Rabu, Jumat kita angkut ke TPA. Jadi petugas itu hanya mengumpulkan dulu,” ungkapnya.
Nyoman Genep berharap, dengan gerakan tidak membuang sampah sembarangan bisa menjadi gaya hidup masyarakat. “Selama manusia itu ada, maka sampah akan terus ada. Mari peduli untuk tidak membuang sampah sembarangan,” imbuhnya. *k19
Komentar