Bupati Tutup Pabrik Serat Sintetis
Setelah berkali-kali menggelar demonstrasi, warga terdampak limbah udara PT Rayon Utama Makmur (RUM) Sukoharjo kemarin mengamuk di depan pabrik.
Warga Ngamuk, Tak Tahan Bau Polusi
SUKOHARJO, NusaBali
Tuntutan warga akhirnya disambut Pemerintah Kabupaten Sukoharjo. PT Rayon Utama Makmur (RUM) yang memproduksi serat sintetis resmi ditutup. Kabar tersebut disampaikan oleh koordinator lapangan, Bambang Wahyudi setelah warga meluluhlantakkan bangunan-bangunan di depan PT RUM. Dia membawa lembaran kertas berisi pernyataan Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya.
"Dengan ini, PT RUM resmi ditutup," katanya di hadapan warga, Jumat (23/2). Penutupan tersebut masih bersifat sementara, yakni hingga PT RUM benar-benar dapat menghilangkan bau limbah pabrik yang busuk. Pabrik serat rayon itu diberi waktu maksimal 18 bulan.
Sejak Kamis (22/2), warga sudah berjaga di sekitar gedung PT RUM. Ujungnya, siang kemarin mereka membakar beberapa properti dan melempari bangunan di depan PT RUM. Tampak api dengan asap hitam pekat mengepul di gerbang masuk pabrik. Pos penjagaan pun turut menjadi sasaran, kaca pecah dan sebagian terbakar. Bangunan yang berisi batu prasasti peresmian juga turut dirusak. Kaca lobi kantor PT RUM yang terletak paling depan juga pecah.
Hujan sempat membuat emosi massa demonstran PT RUM mereda. Api di depan gerbang pabrik pun sempat padam diguyur hujan. Setelah hujan sedikit reda, warga kembali membakar ban di depan gerbang. Bahkan api pos penjagaan yang sudah padam pun kembali disulut. Warga pun bersorak. "Tutup PT RUM!."
Kapolres Sukoharjo, AKBP Iwan Saktiadi tampak terjun menemui demonstran. Warga meminta pabrik serat sintetis itu disterilkan. Portal masuk PT RUM ditutup dan diblokade warga. Demonstran juga merobohkan pagar besi di depan pabrik. Aparat TNI-Polri masih bersiaga di dalam pabrik.
"Kami akan terus bertahan sebelum ada SK penutupan pabrik," kata salah satu koordinator aksi, Sutrisno seperti dilansir detik. Terakhir, PT RUM menjanjikan pabrik akan tutup sementara pada 24 Februari besok. Namun warga menuntut pemerintah menutup PT RUM secara permanen.
"Kita ingin PT RUM ditutup permanen karena baunya sudah tidak tertahankan lagi," ujarnya. Aparat kepolisian menerjunkan sedikitnya tiga truk dalmas dan satu watercanon untuk mengamankan aksi demonstrasi itu. Ratusan aparat TNI-Polri turut bersiaga di dalam maupun sekitar pabrik.
Iwan Saktiadi yang terjun menemui warga akhirnya mengalah dan mengeluarkan water canon dari pabrik. Dia meminta jajarannya mengeluarkan mobil itu dari pabrik. Namun emosi warga kembali memuncak saat mobil itu menyemprotkan air ke arah pos penjagaan yang terbakar. *
1
Komentar