Jaga Kerukunan, Polres Bangli Gelar Ikrar Bersama
Polres Bangli bersama tokoh agama berkomitmen bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat jelang Pilgub Bali 2018 serta perayaan Hari Raya Nyepi.
BANGLI, NusaBali
Komitmen tersebut dituangkan dalam ikrar bersama yang digelar di Balai Banjar Penglipuran, Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Senin (26/2). Kapolres Bangli, AKBP IGN Agung Ade Anom Panji menyampaikan, ikrar bersama yang melibatkan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) bertujuan menjaga kerukunan antar umat beragama di Bangli. Kapolres AKBP Anom Panji mengatakan, banyak terjadi tindakan-tindakan provokatif di sejumlah daerah seperti pengrusakan arca di salah satu pura. Padahal arca tersebut memiliki nilai sejarah yang tinggi. Kemudian penyerangan di salah satu gereja yang sampai melukai tokoh agama dan intimidasi yang dilakukan oleh seseorang kepada ulama di salah satu pesantren. “Sebagai langkah antisipasi kita menggelar ikrar kerukunan umat beragama di Bangli,” ujarnya.
Sebelumnya, Kapolres Bangli AKBP Anom Panji gencar melaksanakan simakrama ke desa-desa. Pihaknya berharap masyarakat ikut menjaga keutuhan kerukunan umat beragama di wilayah Bangli. Sementara itu, Bupati Bangli I Made Gianyar menyampaikan, melalui ikrar bersama, pihaknya mengajak masyarakat bisa mendeteksi dini paham radikalisme dan mencegah hal-hal yang bisa memecah belah kerukunan umat. “Intinya kegiatan ini untuk mempertahankan dan meningkatkan kondusifitas keamanan dan ketertiban masyarakat. Apabila sudah aman, sudah nyaman mau ngapain saja pasti bisa. Kalau sudah aman dan nyaman semua pasti bisa dicapai,” jelasnya.
Sementara Ketua FKUB Bangli yang juga ketua PHDI Bangli, Nyoman Sukra menjelaskan, terkait Hari Suci Nyepi yang kebetulan bersamaan dengan Hari Suci Saraswati sudah diputuskan oleh sulinggih. Bahwa perayaan Nyepi berjalan seperti biasa. Sedangkan Saraswati dilaksanakan sebelum pukul 06.00 Wita. “Jadi tanggal 17 Maret jam enam pagi sudah dimulai Catur Brata Penyepian. Sedangkan Saraswati berlangsung sebelum jam enam pagi. Untuk surat edaran segera menyusul,” jelasnya.
Terkait pelaksanaan pilkada, Sukra menegaskan, FKUB sudah bersepakat bahwa tempat suci hanya untuk kegiatan keagamaan. Tidak boleh ada kegiatan kampanye. Sedangkan untuk malam pengrupukan, karena ada simbul ogoh-ogoh, Sukra sudah mengimbau agar ogoh-ogoh tidak ditunggangi atau dipakai sarana kegiatan politik. Imbauan telah disampaikan kepada bendesa adat, saat pengrupukan tidak boleh mempergunakan atribut partai atau calon. *e
Komitmen tersebut dituangkan dalam ikrar bersama yang digelar di Balai Banjar Penglipuran, Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Senin (26/2). Kapolres Bangli, AKBP IGN Agung Ade Anom Panji menyampaikan, ikrar bersama yang melibatkan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) bertujuan menjaga kerukunan antar umat beragama di Bangli. Kapolres AKBP Anom Panji mengatakan, banyak terjadi tindakan-tindakan provokatif di sejumlah daerah seperti pengrusakan arca di salah satu pura. Padahal arca tersebut memiliki nilai sejarah yang tinggi. Kemudian penyerangan di salah satu gereja yang sampai melukai tokoh agama dan intimidasi yang dilakukan oleh seseorang kepada ulama di salah satu pesantren. “Sebagai langkah antisipasi kita menggelar ikrar kerukunan umat beragama di Bangli,” ujarnya.
Sebelumnya, Kapolres Bangli AKBP Anom Panji gencar melaksanakan simakrama ke desa-desa. Pihaknya berharap masyarakat ikut menjaga keutuhan kerukunan umat beragama di wilayah Bangli. Sementara itu, Bupati Bangli I Made Gianyar menyampaikan, melalui ikrar bersama, pihaknya mengajak masyarakat bisa mendeteksi dini paham radikalisme dan mencegah hal-hal yang bisa memecah belah kerukunan umat. “Intinya kegiatan ini untuk mempertahankan dan meningkatkan kondusifitas keamanan dan ketertiban masyarakat. Apabila sudah aman, sudah nyaman mau ngapain saja pasti bisa. Kalau sudah aman dan nyaman semua pasti bisa dicapai,” jelasnya.
Sementara Ketua FKUB Bangli yang juga ketua PHDI Bangli, Nyoman Sukra menjelaskan, terkait Hari Suci Nyepi yang kebetulan bersamaan dengan Hari Suci Saraswati sudah diputuskan oleh sulinggih. Bahwa perayaan Nyepi berjalan seperti biasa. Sedangkan Saraswati dilaksanakan sebelum pukul 06.00 Wita. “Jadi tanggal 17 Maret jam enam pagi sudah dimulai Catur Brata Penyepian. Sedangkan Saraswati berlangsung sebelum jam enam pagi. Untuk surat edaran segera menyusul,” jelasnya.
Terkait pelaksanaan pilkada, Sukra menegaskan, FKUB sudah bersepakat bahwa tempat suci hanya untuk kegiatan keagamaan. Tidak boleh ada kegiatan kampanye. Sedangkan untuk malam pengrupukan, karena ada simbul ogoh-ogoh, Sukra sudah mengimbau agar ogoh-ogoh tidak ditunggangi atau dipakai sarana kegiatan politik. Imbauan telah disampaikan kepada bendesa adat, saat pengrupukan tidak boleh mempergunakan atribut partai atau calon. *e
1
Komentar