133 Pengungsi Masih di Buleleng
Meski status Gunung Agung telah turun ke level III (Siaga), namun tidak semua pengungsi yang ada di Buleleng, balik ke desanya di Karangasem.
SINGARAJA, NusaBali
Satgas penanganan pengungsi Gunung Agung Kabupaten Buleleng menemukan sebanyak 133 pengungsi masih tinggal di Buleleng. Koordinator Satgas penanganan pengungsi Gunung Agung Kabupaten, Made Arya Sukerta dikonfirmasi Senin (26/2) menyatakan, sebanyak 133 jiwa yang masih tinggal di Buleleng statusnya bukan lagi pengungsi. Mereka adalah warga Karangsem yang tinggal di Buleleng. “Tadinya memang pengungsi, tapi sekarang mereka sudah diajak bekerja di Buleleng. Selama ini mereka tinggal bersama sanak keluarganya yang ada di Buleleng. Memang tidak pulang, karena sudah bekerja di Buleleng,” tarangnya.
Menurut Arya Sukerta, terhadap 133 jiwa tersebut diharapkan dapat mengubah status kependudukanya yang tadinya tercatat di Karangsem, agar dipindah ke Kabupaten Buleleng. “Kami harapkan kependudukannya juga diubah, tadinya warga Karangasem karena tinggal di Buleleng, harus sudah mengubah kependudukan,” ujarnya.
Masih kata Arya Sukerta, sejauh ini masih ada logistik yang tersisa seperti mie dan lainnya. Rencananya sisa logistik itu akan didistribusikan kepada para pengungsi yang sudah balik melalui aparat desanya. “Karena logistik itu milik para pengungsi ya kita kembalikan, kita sedang koordinasikan, biar nanti aparat desanya yang membagikan. Kalau beras memang sudah habis, jadi yang tersisa seperti mei dan perlengkapan lainnya kita bagikan nanti,” ungkapnya.
Setelah menuntaskan pembagian sisa logistik, Arya Sukerta menyebut stgas yang dibentuk sejak Septemebr 2017 lalu diapstikan akan dibubarkan. Hanya saja, karena pertimbangan perkembangan Gunung Agung yang masih ber-pluktiatif, maka satgas baru akan dibubarkan setelah satu bulan ke depan ini. “Kita maish mengacu perkembanan Gunung Agung, dna kalau sampai satu bulan situasinya tetap seperti sekarang satgas akan dibubarkan,” jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan ribu jiwa warga Karangasem mengungsi ke Buleleng sejak Gunung Agung erupsi sejak September 2017 yang lalu. Ribuan pengungsi ini menyebar di beberapa desa dan terbanyak ada di Kecamatan Tejakula, Kubutambahan, Sawan, Buleleng, Sukasada dan sebagian di Kecamatan Gerokgak.
Untuk memudahkan penanganan dan koordinasi, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana membentuk Satgas Penanganan Pengungsi Gunung Agung yang dimotori oleh Dinsos, BPBD, PMI, dan beberapa instanasi terkait termasuk kecamatan dan perangkat desa. *k19
Satgas penanganan pengungsi Gunung Agung Kabupaten Buleleng menemukan sebanyak 133 pengungsi masih tinggal di Buleleng. Koordinator Satgas penanganan pengungsi Gunung Agung Kabupaten, Made Arya Sukerta dikonfirmasi Senin (26/2) menyatakan, sebanyak 133 jiwa yang masih tinggal di Buleleng statusnya bukan lagi pengungsi. Mereka adalah warga Karangsem yang tinggal di Buleleng. “Tadinya memang pengungsi, tapi sekarang mereka sudah diajak bekerja di Buleleng. Selama ini mereka tinggal bersama sanak keluarganya yang ada di Buleleng. Memang tidak pulang, karena sudah bekerja di Buleleng,” tarangnya.
Menurut Arya Sukerta, terhadap 133 jiwa tersebut diharapkan dapat mengubah status kependudukanya yang tadinya tercatat di Karangsem, agar dipindah ke Kabupaten Buleleng. “Kami harapkan kependudukannya juga diubah, tadinya warga Karangasem karena tinggal di Buleleng, harus sudah mengubah kependudukan,” ujarnya.
Masih kata Arya Sukerta, sejauh ini masih ada logistik yang tersisa seperti mie dan lainnya. Rencananya sisa logistik itu akan didistribusikan kepada para pengungsi yang sudah balik melalui aparat desanya. “Karena logistik itu milik para pengungsi ya kita kembalikan, kita sedang koordinasikan, biar nanti aparat desanya yang membagikan. Kalau beras memang sudah habis, jadi yang tersisa seperti mei dan perlengkapan lainnya kita bagikan nanti,” ungkapnya.
Setelah menuntaskan pembagian sisa logistik, Arya Sukerta menyebut stgas yang dibentuk sejak Septemebr 2017 lalu diapstikan akan dibubarkan. Hanya saja, karena pertimbangan perkembangan Gunung Agung yang masih ber-pluktiatif, maka satgas baru akan dibubarkan setelah satu bulan ke depan ini. “Kita maish mengacu perkembanan Gunung Agung, dna kalau sampai satu bulan situasinya tetap seperti sekarang satgas akan dibubarkan,” jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan ribu jiwa warga Karangasem mengungsi ke Buleleng sejak Gunung Agung erupsi sejak September 2017 yang lalu. Ribuan pengungsi ini menyebar di beberapa desa dan terbanyak ada di Kecamatan Tejakula, Kubutambahan, Sawan, Buleleng, Sukasada dan sebagian di Kecamatan Gerokgak.
Untuk memudahkan penanganan dan koordinasi, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana membentuk Satgas Penanganan Pengungsi Gunung Agung yang dimotori oleh Dinsos, BPBD, PMI, dan beberapa instanasi terkait termasuk kecamatan dan perangkat desa. *k19
1
Komentar