Pemuteran Langganan Banjir
Warga mengkhawatirkan tidak akan ada lagi wisatawan mau berkunjung ke Pemuteran.
Warga Cuek dan Jadikan Bahan Olokan
SINGARAJA, NusaBali
Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, yang merupakan salah satu kawasan wisata yang dimiliki oleh Buleleng, selalu langganan banjir setiap tahunnya. Meski tidak sampai menelan korban jiwa dan menimbulkan kerusakan yang serius, banjir yang terjadi disetiap musim hujan tersebut sangat mengganggu pemandangan dan arus lalu lintas di jalur utama Singaraja – Gilimanuk. Banjir langganan yang selalu datang dan tanpa penanganan berarti dari pemerintah membuat warga cuek dan sering kali menjadikannya sebagai bahan olokan dan sindiran.
Seperti terjadi pada Jumat (12/2) siang, di Dusun Loka Segara, Desa Pemuteran. “Banjirnya dari jam satu setelah hujan deras dari pagi, kemarin (Kamis, Red). Ini sudah biasa terjadi di sini selama musim hujan,” ujar Kadek Artha, warga setempat , Jumat (12/2).
Karena diguyur hujan deras, air hujan mulai membanjiri jalan raya dan beberapa permukiman warga, hingga setinggi lutut orang dewasa. Banyak kendaraan yang mencoba menerobos banjir tersebut harus menelan kenyataan pahit. Mereka harus turun dan mendorong sepeda motor, karena mesin kendaraan tiba-tiba mati kemasukan air.
Hal serupa juga berlaku bagi kendaraan roda empat yang melintas di daerah tersebut.yang dapat lolos hanya beberapa saja dan dapat dihitung dengan jari. Hanya kendaraan dengan desain tertentu saja yang mampu melewati banjir.
Situasi banjir tersebut juga ramai diunggah di media sosial. Bahkan salah satu postingan foto warga setempat cukup unik, yang menceritakan sedang melakukan snorkling di lokasi tersebut. Postingannya pun syarat sindiran, yang tertulis pada caption foto, ditemukan kawasan snorkling baru di Pemuteran.
Namun yang dikhawatirkan oleh warga setempat adalah pengaruh banjir tersebut terhadap kunjungan wisatawan asing. Jika terus tidak mendapatkan penanganan dikhawatirkan tidak akan ada lagi wisatawan mau berwisata ke Pemuteran. “Sejak musim hujan tahun ini sudah empat kali banjir begini, kami sebagai warga lokal oke-oke saja kalau disuruh menunggu. Tetapi ini bukan kejadian baru sekali dua kali terjadi. Yang kami takutkan ini berdampak pada kunjungan wisata. Sedangkan kami hanya mencari makan dari mereka,” ungkap Wayan Rai, salah satu pemilik Home Stay di Pemuteran.
Sementara itu, Camat Gerokgak Putu Ariadi Pribadi membenarkan banjir di Pemuteran tersebut merupakan agenda tahunan setiap musim hujan. Ia mengatakan, banjir di Desa Pemuteran sejak 2010 hingga kini belum ada pemecahan masalahnya. Banjir terutama karena tidak ada sodetan air, sehingga tidak ada jaringan mengalirkan air hujan kapasitas besar hingga ke laut.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas PU Buleleng dan meneruskannya ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali – Penida, untuk meminta jalan keluar. Kewenangan penanganan jalan nasional tersebut ada pada pemerintah pusat.
Ariadi juga mengatakan, saat ini alat berat berupa loader dari Dinas PU sudah menuju TKP untuk membersihkan dan mengeruk pasir dan tanah yang menutupi jalan. Tim juga didampingi oleh pihak BWS yang mulai memantau lokasi banjir di Pemuteran. 7k23
Komentar