RSJP Bali Belum Miliki Ruang Rawat Lansia
Rumah Sakit Jiwa Provinsi (RSJP) Bali di Bangli masih kekurangan sejumlah ruang rawat, meliputi ruang rawat lansia dan ruang rawat remaja serta ruang stabilisasi. Selama ini ruang stabilisasi masih bergabung dengan ruang IGD.
BANGLI, NusaBali
Direncanakan pembangunan sejumlah ruangan tersebut dilaksanakan tahun mendatang, tahun ini masih tahap merancang Detail Engineering Design (DED).
Wadir Pelayanan RSJP Bali di Bangli, I Dewa Gde Basudewa menjelaskan, perawatan untuk pasien lansia membutuhkan penanganan lebih ekstra, ruangannya ditempatkan tersendiri. Saat ini pesien lansia yang menjalani perawatan berada di ruang Sahadewa dengan jumlah kapasitas 40 pasien. Ketika pasien lansia melebihi kapasitas, dicarikan alternatif dengan menempatkan pasien lansia di ruang lainnya. Saat ini pasien lansia yang menjalani rawat inap 25 orang yakni 62,5 persen dari jumlah kapasitas. “Kurang representatif untuk penaganan pasien lansia, sehingga kamiajukan untuk penambahan ruangan,” terang Dewa Basudewa, Senin (26/2).
Dewa Basudewa menyebutkan, penanganan pasien lansia satu banding satu, satu pasien satu perawat. Pasien lansia membutuhkan perhatian yang lebih dibandingkan pasien lainnya. “Apa-apa harus dibantu, beda dengan pasien lain bisa empat banding satu,” ungkapnya. Selain ruang rawat lansia, dibutuhkan pula ruang isolasi. Dewa Basudewa menyampaikan, sebelum pasien ditempatkan atau dirawat di ruang tenang, terlebih dahulu pasien dirawat di ruang rawat isolasi. “Pasien yang kondisinya parah dirawat di ruang intensif, ketika sudah mulai membaik bisa diarahkan ke ruang isolasi sebelum nantinya dirawat di ruang tenang,” jelasn ya.
Bila kondisi pasien tidak stabil kembali, maka pasien tersebut dirawat di ruang isolasi. “Ruang isolasi berada di tengah-tengah antara ruang intensif dan ruang tenang,” jelasnya. Dikatakan, RSJP Bali di Bangli luas 8 hektare, sekitar 1,2 hektare masih belum dikelola dan direncanakan lahan tersebut untuk pembangunan ruang lansia, ruang isolasi serta fasilitas lainnya guna menunjang pelayanan. “Tahun ini kami baru rancang DED anggaran sekitar Rp 300-400 juta, sementara untuk bangunan anggaran sekitar Rp 10 miliar, harapan kami tahun depan bisa terlaksana,” terangnya.
Dewa Basudewa juga menyebutkan bangunan eks Rumah Sakit Umum Bangli luas sekitar 60 are milik provinsi bisa diserahkan ke RSJP Bali, sehingga bisa dilakukan perluasan. Ditambahkan, pasien yang saat ini menjalani rawat inap di RSJP Bali sebanyak 280 pasien, terdiri dari pasien perempuan 92 orang dan pasien laki-laki 188 orang. *e
Wadir Pelayanan RSJP Bali di Bangli, I Dewa Gde Basudewa menjelaskan, perawatan untuk pasien lansia membutuhkan penanganan lebih ekstra, ruangannya ditempatkan tersendiri. Saat ini pesien lansia yang menjalani perawatan berada di ruang Sahadewa dengan jumlah kapasitas 40 pasien. Ketika pasien lansia melebihi kapasitas, dicarikan alternatif dengan menempatkan pasien lansia di ruang lainnya. Saat ini pasien lansia yang menjalani rawat inap 25 orang yakni 62,5 persen dari jumlah kapasitas. “Kurang representatif untuk penaganan pasien lansia, sehingga kamiajukan untuk penambahan ruangan,” terang Dewa Basudewa, Senin (26/2).
Dewa Basudewa menyebutkan, penanganan pasien lansia satu banding satu, satu pasien satu perawat. Pasien lansia membutuhkan perhatian yang lebih dibandingkan pasien lainnya. “Apa-apa harus dibantu, beda dengan pasien lain bisa empat banding satu,” ungkapnya. Selain ruang rawat lansia, dibutuhkan pula ruang isolasi. Dewa Basudewa menyampaikan, sebelum pasien ditempatkan atau dirawat di ruang tenang, terlebih dahulu pasien dirawat di ruang rawat isolasi. “Pasien yang kondisinya parah dirawat di ruang intensif, ketika sudah mulai membaik bisa diarahkan ke ruang isolasi sebelum nantinya dirawat di ruang tenang,” jelasn ya.
Bila kondisi pasien tidak stabil kembali, maka pasien tersebut dirawat di ruang isolasi. “Ruang isolasi berada di tengah-tengah antara ruang intensif dan ruang tenang,” jelasnya. Dikatakan, RSJP Bali di Bangli luas 8 hektare, sekitar 1,2 hektare masih belum dikelola dan direncanakan lahan tersebut untuk pembangunan ruang lansia, ruang isolasi serta fasilitas lainnya guna menunjang pelayanan. “Tahun ini kami baru rancang DED anggaran sekitar Rp 300-400 juta, sementara untuk bangunan anggaran sekitar Rp 10 miliar, harapan kami tahun depan bisa terlaksana,” terangnya.
Dewa Basudewa juga menyebutkan bangunan eks Rumah Sakit Umum Bangli luas sekitar 60 are milik provinsi bisa diserahkan ke RSJP Bali, sehingga bisa dilakukan perluasan. Ditambahkan, pasien yang saat ini menjalani rawat inap di RSJP Bali sebanyak 280 pasien, terdiri dari pasien perempuan 92 orang dan pasien laki-laki 188 orang. *e
1
Komentar