Terhadang Kelangkaan Android
Penerapan Pembelajaran E-Learning di Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Penerapan pembelajaran berbasis elektronik atau e-learning di Kabupaten Buleleng di jenjang pendidikan SMA/SMK masih terkendala sarana prasarana. Salah satunya kepemilikan android oleh seluruh siswa yang menjadi hambatan utama penerapan e-learning. Program yang sudah dilaunching Gubernur Bali, beberapa waktu lalu itu akan dilaksanakan secara bertahap, sesuai dengan kemampuan sekolah dan siswa.
Kepala UPT SMA/SMK Buleleng Made Suarja, ditemui Selasa (27/2) pagi, membenarkan kondisi tersebut. “Tidak semua siswa punya android, ini yang menjadi hambatan. Karena proses e-learning harus punya android untuk mengakses programnya,” katanya. Dari 69 SMA/SMK di Buleleng juga masih ada sekolah yang belum memiliki sarana jaringan internet yang mumpuni untuk penerapan e-learning.
Dari laporan yang diterimanya masih ada sekolah-sekolah yang memiliki jaringan internet lelet. Hal tersebut dikatakannya, banyak dipengaruhi oleh topografis wilayah Buleleng yang berbukit, dengan blank spot area. Pihaknya akan memperbaiki hal mendasar itu sebelum menerapkan e-learning.
Program e-learning ini, kata dia, akan diterapkan secara bertahap, sesuai dengan kemampuan sekolah dan siswa. Begitu pula dengan guru-guru yang ada di sekolah masing-masing, sejauh ini pihaknya mengaku sudah melakukan sosialisasi ke seluruh sekolah sebelum program e-learning ini diterapkan di tahun ini juga. “Akan dilaksanakan bertahap sejauh mana mereka mampu melaksanakan. Ini juga akan disesuaikan dengan pemahaman guru yang mengampu mata pelajaran masing-masing, keterbatasan sarana ini juga tidak seluruh mata pelajar akan menggunakan e-learning,” imbuh dia.
Sebelum e-learning ini dilaunching oleh Dinas Pendidikan Provinsi Bali, SMAN/SMKN Bali Mandara yang merupakan sekolah rintisan pemerintah provinsi sudah lebih dulu melaksanakannya. Sekolah yang menerapkan sistem pendidikan berasrama itu pun memaksimalkan sarana yang ada dimanfaatkan oleh siswa dan gurunya.*k23
Penerapan pembelajaran berbasis elektronik atau e-learning di Kabupaten Buleleng di jenjang pendidikan SMA/SMK masih terkendala sarana prasarana. Salah satunya kepemilikan android oleh seluruh siswa yang menjadi hambatan utama penerapan e-learning. Program yang sudah dilaunching Gubernur Bali, beberapa waktu lalu itu akan dilaksanakan secara bertahap, sesuai dengan kemampuan sekolah dan siswa.
Kepala UPT SMA/SMK Buleleng Made Suarja, ditemui Selasa (27/2) pagi, membenarkan kondisi tersebut. “Tidak semua siswa punya android, ini yang menjadi hambatan. Karena proses e-learning harus punya android untuk mengakses programnya,” katanya. Dari 69 SMA/SMK di Buleleng juga masih ada sekolah yang belum memiliki sarana jaringan internet yang mumpuni untuk penerapan e-learning.
Dari laporan yang diterimanya masih ada sekolah-sekolah yang memiliki jaringan internet lelet. Hal tersebut dikatakannya, banyak dipengaruhi oleh topografis wilayah Buleleng yang berbukit, dengan blank spot area. Pihaknya akan memperbaiki hal mendasar itu sebelum menerapkan e-learning.
Program e-learning ini, kata dia, akan diterapkan secara bertahap, sesuai dengan kemampuan sekolah dan siswa. Begitu pula dengan guru-guru yang ada di sekolah masing-masing, sejauh ini pihaknya mengaku sudah melakukan sosialisasi ke seluruh sekolah sebelum program e-learning ini diterapkan di tahun ini juga. “Akan dilaksanakan bertahap sejauh mana mereka mampu melaksanakan. Ini juga akan disesuaikan dengan pemahaman guru yang mengampu mata pelajaran masing-masing, keterbatasan sarana ini juga tidak seluruh mata pelajar akan menggunakan e-learning,” imbuh dia.
Sebelum e-learning ini dilaunching oleh Dinas Pendidikan Provinsi Bali, SMAN/SMKN Bali Mandara yang merupakan sekolah rintisan pemerintah provinsi sudah lebih dulu melaksanakannya. Sekolah yang menerapkan sistem pendidikan berasrama itu pun memaksimalkan sarana yang ada dimanfaatkan oleh siswa dan gurunya.*k23
Komentar