P2KBP3A Janjikan Pendampingan Terhadap Ibu yang Bunuh 3 Anaknya
Kasus pembunuhan tiga orang balita oleh ibu kandungnya tak hanya menjadi perhatian Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Badung.
MANGUPURA, NusaBali
Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Badung juga prihatin. “Sangat tiyang sayangkan kejadian tersebut,” tutur Kepala Dinas P2KBP3A Ni Putu Rianingsih, Selasa (27/2). Untuk itu pihaknya berencana memberikan pendampingan terhadap pelaku yang saat ini masih menjalani perawatan di RSUP Sanglah, Denpasar.
Dalam upaya untuk memberikan pendampingan, lanjut Rianingsih, pihaknya telah melayangkan surat ke RSUP Sanglah. “Kami bersurat dulu agar kami bisa memberikan pendampingan psikolog,” katanya. Namun, untuk saat ini yang bersangkutan masih menjalani perawatan intensif, sehingga tidak bisa sembarang orang bisa menemui.
Mengacu pada kasus tersebut, Rianingsih mengimbau kepada seluruh warga di Badung agar tak segan-segan berkonsultasi ke P2KBP3A bila terjadi pemasalahan dalam keluarga. “Kami terbuka untuk memberikan solusi. Selama ini sudah banyak yang kami tangani. Kami tahun kemarin sudah membentuk pusat pelayan keluarga (Puspaga). Ada tenaga psikolog yang melakukan pelayanan dan membantu mencari jalan keluar. Kalau sudah terjadi kekerasan, ada pusat pelayanan terpadu perlindungan perempuan dan anak (P2TP2A),” ungkap Rianingsih.
Dikatakannya, pihaknya selama ini sudah berusaha menyosialisasikan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Namun kasus kekerasan masih terjadi.
Berdasarkan data yang dihimpun, kasus kekerasan di Kabupaten Badung pada tahun 2014 ada 67 kasus, 2015 menurun menjadi 60 kasus, 2016 naik menjadi 74 kasus, dan 2017 kembali menurun menjadi 44 kasus. Sementara, hingga 27 Februari 2018 tercatat enam kasus. Kasus kekerasan dominan menimpa perempuan dan anak.
Diberitakan sebelumnya, nyawa tiga bocah, Ni Putu Diana Mas Pradnya Dewi, 6, I Made Mas, 4, serta I Nyoman Kresnadana Putra, 2, meninggal di tangan ibu kandungnya, Rabu (21/2). Ketiga bocah ini diracuni oleh ibu kandungnya sendiri Ni Luh Putu Septyani Parmadani, 33.
Tak ayal keluarga Putu Moh Diana, 35, suami pelaku, di Banjar Sandakan, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Badung, shock mendengar kabar duka tersebut. Mereka sangat terpukul, karena selama ini Septyani, yang juga seorang guru PNS di SDN 4 Sulangai tidak terlihat punya masalah baik dengan sang suami atau anggota keluarga lainnya. *asa
Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Badung juga prihatin. “Sangat tiyang sayangkan kejadian tersebut,” tutur Kepala Dinas P2KBP3A Ni Putu Rianingsih, Selasa (27/2). Untuk itu pihaknya berencana memberikan pendampingan terhadap pelaku yang saat ini masih menjalani perawatan di RSUP Sanglah, Denpasar.
Dalam upaya untuk memberikan pendampingan, lanjut Rianingsih, pihaknya telah melayangkan surat ke RSUP Sanglah. “Kami bersurat dulu agar kami bisa memberikan pendampingan psikolog,” katanya. Namun, untuk saat ini yang bersangkutan masih menjalani perawatan intensif, sehingga tidak bisa sembarang orang bisa menemui.
Mengacu pada kasus tersebut, Rianingsih mengimbau kepada seluruh warga di Badung agar tak segan-segan berkonsultasi ke P2KBP3A bila terjadi pemasalahan dalam keluarga. “Kami terbuka untuk memberikan solusi. Selama ini sudah banyak yang kami tangani. Kami tahun kemarin sudah membentuk pusat pelayan keluarga (Puspaga). Ada tenaga psikolog yang melakukan pelayanan dan membantu mencari jalan keluar. Kalau sudah terjadi kekerasan, ada pusat pelayanan terpadu perlindungan perempuan dan anak (P2TP2A),” ungkap Rianingsih.
Dikatakannya, pihaknya selama ini sudah berusaha menyosialisasikan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Namun kasus kekerasan masih terjadi.
Berdasarkan data yang dihimpun, kasus kekerasan di Kabupaten Badung pada tahun 2014 ada 67 kasus, 2015 menurun menjadi 60 kasus, 2016 naik menjadi 74 kasus, dan 2017 kembali menurun menjadi 44 kasus. Sementara, hingga 27 Februari 2018 tercatat enam kasus. Kasus kekerasan dominan menimpa perempuan dan anak.
Diberitakan sebelumnya, nyawa tiga bocah, Ni Putu Diana Mas Pradnya Dewi, 6, I Made Mas, 4, serta I Nyoman Kresnadana Putra, 2, meninggal di tangan ibu kandungnya, Rabu (21/2). Ketiga bocah ini diracuni oleh ibu kandungnya sendiri Ni Luh Putu Septyani Parmadani, 33.
Tak ayal keluarga Putu Moh Diana, 35, suami pelaku, di Banjar Sandakan, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Badung, shock mendengar kabar duka tersebut. Mereka sangat terpukul, karena selama ini Septyani, yang juga seorang guru PNS di SDN 4 Sulangai tidak terlihat punya masalah baik dengan sang suami atau anggota keluarga lainnya. *asa
Komentar