Pemasangan Tumpang Bade Jadi Tontonan Ratusan Wisatawan Asing
Proses pemasangan Tumpang Bade di jaba Puri Agung Ubud kemarin pagi dipimpin langsung sang arsitek Cok De, sementara Cok Ibah yang notabene Bendesa Pakraman Ubud mengkomando ratusan krama pengayah dari bawah
Persiapan Palebon Agung untuk Jenazah AA Niang Agung di Puri Agung Ubud, Gianyar
GIANYAR, NusaBali
Puncak Palebon Agung untuk layon (jenazah) AA Niyang Agung, 96, ibu angkat mantan Bupati Gianyar (2008-2013) Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, akan digelar keluarga Puri Agung Ubud, Gianyar pada Sukra Umanis Kelawu, Jumat (2/3) ini. Pada H-1 Palebon Agung, Kamis (1/3), sarana Bade Tumpang Sia (9 tingkat) dengan tinggi 27 meter dan berat sekitar 9 ton sudah rampung. Tumpang Bade setinggi 10 meter pun sudah dipasang. Proses pemasangan Tumpang Bade kemarin menjadi totonan ratusan wisatawan asing.
Selain Bade Tumpang Sia, sarana Lembu Cemeng dengan panjang pondasi 3,5 meter dan berat 2 ton, sudah siap diarak oleh ribuan krama. Pantauan NusaBali, Kamis kemarin, ratusan krama dari beberapa banjar se-Desa Pakraman Ubud terlihat ngayah (kerja gotong royong) memasang tumpang bade. Kegiatan ini berlangsung selama 1,5 jam sejak pagi pukul 08.15 Wita hingga 09.45 Wita. Pemasangan tumpang bade menjadi tontonan menarik bagi ratusan wisatawan mancanegara.
Proses pemasangan Tumpang Bade diawali dengan mengatupkan Ceraken (kotak jenazah) di Bade dengan ujung atas Tragtag (undakan). Bagian Ceraken dihubungkan dengan beberapa batang bambu dan dikuatkan dengan ikatan tali pada kayu-kayu ujung Tragtag. Tujuannya, antara Bade dan Tragtag menyatu, sehingga makin kokoh saat dinaiki.
Tumpang Bade dinaikan melalui Tragtag dari sisi kiri. Sebelum dipasang, Tumpang Bade dipasangi tali memanjang, lanjut ditarik perlahan-lahan ke arah kanan. Tali ini untuk menarik Tumpang Bade saat dinaikkan ke posisi vetikal. Pengangkatan Tumpang Bade ke posisi vertikal pada ujung Ceraken merupakan detik-detik yang menegangkan.
Menurut Arsitek Bade, Tjokorda Gde Raka Sukawati alias Cok De, memposisikan Tumpang Bade dari ngandang (horizontal) ke vertikal di ujung Ceraken merupakan kerja akhir dan utama dalam proses pembuatan Bade seperti ini. “Karena itu, saya bersama ratusan pengayah harus menghitung cermat agar babak akhir pembuatan Bade ini bisa sempurna,” ujar Cok De yang juga adik kandung Cok Ace.
Cok De sendiri yang mengawasi dan memimpin langsung krama pengayah memasang Tumpang Bade dari posisi Tragtag. Sedangkan di bawah, Bendesa Pakraman Ubud Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah politisi senior Golkar yang notabene Calon Bupati Gianyar ke Pilkada 2018 tampak mengkomando ratusan krama dengan alat pengeras suara. Kegiatan yang menegangkan ini juga dipantau langsung Cok Ace dan kakak sulungnya yang kini jadi Panglingsir Puri Agung Ubud, Tjokorda Gde Putra Sukawati alias Cok Putra.
Pada akhirnya, Tumpang Bade setinggi 10 meter berhasil dipasang dengan sempurna. Bade Palebon pun menjilang tinggi dengan ketinggian total 27 meter termasuk 10 meter Tumpang Bade). Saat pondasi Tragtag berkatup sempurna di ujung atas Ceraken, seluruh penyagay, serta warga dan wisatawan yang menyaksikannya langsung bertepuk tangan pertanda haru.
Usai pemasangan Tumpang Bade, Cok Ace mengakui kesuksesan kegiatan ini tiada lain berkat semangat krama pengayah. Manurut Cok Ace, semangat tak ternilai ini tiada lain karena menyatunya pasubayan (kesetiaan) antara sameton Puri Agung Ubud dengan masyarakat.
“Tentu juga yang utama berkat sih (anugerah) Ida Batarai,” jelas mantan Buypati Gianyar yang kini Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali pendamping Wayan Koster ini. Cok Ace bersama adiknya, Cok De, juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh krama yang telah bersemangat menyukseskan Palebon Agung kali ini.
Sementara itu, tokoh Puri Agung Ubud yang kini Bendesa Pakraman Ubud, Cok Ibah, mengatakan hari H Palebon Agung, Jumat ini, adalah penentu dari segenap rangkaian persiapan palebon sejak sebulan lalu. Cok Ibah memohon kepada para sameton puri dan seluruh krama agar menyiapkan diri.
Selain itu, Cok Ibah juga telah mohon kepada Ida Batara Sesuhunan agar mapaica (menganugerahkan) cuaca terang saat Palebon Agung hari ini. “Kami tentu bukan nerang melawan alam, namun nunas (mohon) kepada Ida Batara agar mengalihkan atau menunda turunnya hujan saat jam-jam palebon,” jelas Cok Ibah, Calon Bupati Gianyar yang juga anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Gianyar dua kali periode.
Prosesi Palebon Agung layon AA Niyang Agung rencananya akan dilaksanakan siang ini mulai pukul 12.00 Wita. Prosesi pengarakan Bade Palebon dan Lembu Cemeng menuju Setra Dalem Puri, Desa Peliatan, Kecanatan Ubud sepanjang 800 meter ke arah timur dari Puri Agung Ubud.
Prosesi pengarakan Bade Palebon seberat 9 ton dan Lembu Cemeng seberat 2 ton akan melibatkan 2.500 krama dari 14 banjar. Jumlah ini terbagi menjadi 8 etafe pengarakan Bade Palebon. Satu etafe membutuhkan sekitar 200-250 orang penyunggi. Sedangkan pengarakan Lembu Cemeng dibagi menjadi 4 etafe, di mana tiap atafe membutuhkan sekitar 100-150 orang. *lsa
GIANYAR, NusaBali
Puncak Palebon Agung untuk layon (jenazah) AA Niyang Agung, 96, ibu angkat mantan Bupati Gianyar (2008-2013) Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, akan digelar keluarga Puri Agung Ubud, Gianyar pada Sukra Umanis Kelawu, Jumat (2/3) ini. Pada H-1 Palebon Agung, Kamis (1/3), sarana Bade Tumpang Sia (9 tingkat) dengan tinggi 27 meter dan berat sekitar 9 ton sudah rampung. Tumpang Bade setinggi 10 meter pun sudah dipasang. Proses pemasangan Tumpang Bade kemarin menjadi totonan ratusan wisatawan asing.
Selain Bade Tumpang Sia, sarana Lembu Cemeng dengan panjang pondasi 3,5 meter dan berat 2 ton, sudah siap diarak oleh ribuan krama. Pantauan NusaBali, Kamis kemarin, ratusan krama dari beberapa banjar se-Desa Pakraman Ubud terlihat ngayah (kerja gotong royong) memasang tumpang bade. Kegiatan ini berlangsung selama 1,5 jam sejak pagi pukul 08.15 Wita hingga 09.45 Wita. Pemasangan tumpang bade menjadi tontonan menarik bagi ratusan wisatawan mancanegara.
Proses pemasangan Tumpang Bade diawali dengan mengatupkan Ceraken (kotak jenazah) di Bade dengan ujung atas Tragtag (undakan). Bagian Ceraken dihubungkan dengan beberapa batang bambu dan dikuatkan dengan ikatan tali pada kayu-kayu ujung Tragtag. Tujuannya, antara Bade dan Tragtag menyatu, sehingga makin kokoh saat dinaiki.
Tumpang Bade dinaikan melalui Tragtag dari sisi kiri. Sebelum dipasang, Tumpang Bade dipasangi tali memanjang, lanjut ditarik perlahan-lahan ke arah kanan. Tali ini untuk menarik Tumpang Bade saat dinaikkan ke posisi vetikal. Pengangkatan Tumpang Bade ke posisi vertikal pada ujung Ceraken merupakan detik-detik yang menegangkan.
Menurut Arsitek Bade, Tjokorda Gde Raka Sukawati alias Cok De, memposisikan Tumpang Bade dari ngandang (horizontal) ke vertikal di ujung Ceraken merupakan kerja akhir dan utama dalam proses pembuatan Bade seperti ini. “Karena itu, saya bersama ratusan pengayah harus menghitung cermat agar babak akhir pembuatan Bade ini bisa sempurna,” ujar Cok De yang juga adik kandung Cok Ace.
Cok De sendiri yang mengawasi dan memimpin langsung krama pengayah memasang Tumpang Bade dari posisi Tragtag. Sedangkan di bawah, Bendesa Pakraman Ubud Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah politisi senior Golkar yang notabene Calon Bupati Gianyar ke Pilkada 2018 tampak mengkomando ratusan krama dengan alat pengeras suara. Kegiatan yang menegangkan ini juga dipantau langsung Cok Ace dan kakak sulungnya yang kini jadi Panglingsir Puri Agung Ubud, Tjokorda Gde Putra Sukawati alias Cok Putra.
Pada akhirnya, Tumpang Bade setinggi 10 meter berhasil dipasang dengan sempurna. Bade Palebon pun menjilang tinggi dengan ketinggian total 27 meter termasuk 10 meter Tumpang Bade). Saat pondasi Tragtag berkatup sempurna di ujung atas Ceraken, seluruh penyagay, serta warga dan wisatawan yang menyaksikannya langsung bertepuk tangan pertanda haru.
Usai pemasangan Tumpang Bade, Cok Ace mengakui kesuksesan kegiatan ini tiada lain berkat semangat krama pengayah. Manurut Cok Ace, semangat tak ternilai ini tiada lain karena menyatunya pasubayan (kesetiaan) antara sameton Puri Agung Ubud dengan masyarakat.
“Tentu juga yang utama berkat sih (anugerah) Ida Batarai,” jelas mantan Buypati Gianyar yang kini Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali pendamping Wayan Koster ini. Cok Ace bersama adiknya, Cok De, juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh krama yang telah bersemangat menyukseskan Palebon Agung kali ini.
Sementara itu, tokoh Puri Agung Ubud yang kini Bendesa Pakraman Ubud, Cok Ibah, mengatakan hari H Palebon Agung, Jumat ini, adalah penentu dari segenap rangkaian persiapan palebon sejak sebulan lalu. Cok Ibah memohon kepada para sameton puri dan seluruh krama agar menyiapkan diri.
Selain itu, Cok Ibah juga telah mohon kepada Ida Batara Sesuhunan agar mapaica (menganugerahkan) cuaca terang saat Palebon Agung hari ini. “Kami tentu bukan nerang melawan alam, namun nunas (mohon) kepada Ida Batara agar mengalihkan atau menunda turunnya hujan saat jam-jam palebon,” jelas Cok Ibah, Calon Bupati Gianyar yang juga anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Gianyar dua kali periode.
Prosesi Palebon Agung layon AA Niyang Agung rencananya akan dilaksanakan siang ini mulai pukul 12.00 Wita. Prosesi pengarakan Bade Palebon dan Lembu Cemeng menuju Setra Dalem Puri, Desa Peliatan, Kecanatan Ubud sepanjang 800 meter ke arah timur dari Puri Agung Ubud.
Prosesi pengarakan Bade Palebon seberat 9 ton dan Lembu Cemeng seberat 2 ton akan melibatkan 2.500 krama dari 14 banjar. Jumlah ini terbagi menjadi 8 etafe pengarakan Bade Palebon. Satu etafe membutuhkan sekitar 200-250 orang penyunggi. Sedangkan pengarakan Lembu Cemeng dibagi menjadi 4 etafe, di mana tiap atafe membutuhkan sekitar 100-150 orang. *lsa
1
Komentar