Bali Ditarget Vaksinasi JE 95 Persen
Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek hadiri kampanye imunisasi vaksin Japanese Encephalitis (JE) di SMPN 1 Tabanan, Kamis (1/3) pagi.
TABANAN, NusaBali
Imunisasi yang menyasar anak usia 9 bulan hingga 15 tahun serentak dilakukan di seluruh Indonesia mulai 1 Maret 2018. Dan untuk di Bali, Kabupaten Tabanan yang menjadi lokasi pertama dalam penerapan program tersebut. Kemenkes targetkan vaksinasi JE di Bali mencapai 95 persen.
Kampanye dan imunisasi vaksin JE ini dihadiri Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes dr Agung Sugihantono, World Health Organization (WHO) Representative to Indonesia Dr N Paranietharan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, dan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, serta sejumlah pejabat Pemkab Tabanan.
Menteri Nila Moeloek menuturkan, imunisasi JE dilakukan serentak di seluruh Indonesia pada 1 Maret – April 2018. Kampanye ini merupakan introduksi imunisasi JE untuk mencegah penyakit radang otak (Ensefalitis) dengan meningkatkan kekebalan spesifik individu terhadap virus JE. “Sasarannya adalah anak usia 9 bulan sampai 15 tahun,” ujar Menkes Nila Moeloek.
Dikatakannya, JE merupakan penyebab utama penyakit ensefalitis virus Asia termasuk di Indonesia. Virus tersebut ditularkan oleh nyamuk Culexyang terinfeksi virus JE kepada manusia.
Jenis nyamuk ini banyak ditemukan di areal persawahan, kolam, selokan yang selalu digenangi air. Sedangkan reservoirnya adalah babi, kuda, dan beberapa spesies burung. “JE dapat menimbulkan kematian, bila bertahan bisa terdapat gejala sisa yang berat termasuk kelumpuhan dan keterbelakangan mental,” ujarnya.
Berdasarkan data surveilans sentinel tahun 2016 di Indonesia, sembilan provinsi yang melaporkan adanya kasus JE, yakni Provinsi Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, DKI Jakarta, DI Jogjakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Kepulauan Riau.
“Hasil surveilans sentinel 2016 dari 11 provinsi terdapat 326 kasus, dengan 43 kasus (13 persen) di antaranya positif JE. Sebanyak 85 persen kasus JE di Indonesia terdapat pada kelompok usia kurang dari 15 tahun, dan 15 persen kelompok usia lebih besar dari 15 tahun. Kasus JE terbanyak di Provinsi Bali,” tutur Menteri Nila Moeloek.
Belum ada obat khusus untuk menyembuhkan penyakit ini. Hanya dapat mengurangi gejala (mencegah perburukan kasus). Oleh karena itu pemerintah pusat melalui Kemenkes RI sangat konsen untuk mengkampanyekan imunisasi JE dan menghindari gigitan nyamuk.
Ditambahkannya, Bali dipilih sebagai tempat pencanangan kampanye JE, karena di Bali dalam kurun waktu 3 tahun banyak terjadi kasus JE. “Target kami di Bali untuk diberikan vaksin sebanyak 962.000 orang atau 95 persen, dan untuk Tabanan sebanyak 84.454 yang diberikan imunisasi JE,” tandas Menteri Nila Moeloek. Menurutnya, imunisasi JE akan dilakukan berkelanjutan bisa di Posyandu, Puskesmas, dan menyasar sekolah dari PAUD, SD, dan SMP. *d
Kampanye dan imunisasi vaksin JE ini dihadiri Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes dr Agung Sugihantono, World Health Organization (WHO) Representative to Indonesia Dr N Paranietharan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, dan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, serta sejumlah pejabat Pemkab Tabanan.
Menteri Nila Moeloek menuturkan, imunisasi JE dilakukan serentak di seluruh Indonesia pada 1 Maret – April 2018. Kampanye ini merupakan introduksi imunisasi JE untuk mencegah penyakit radang otak (Ensefalitis) dengan meningkatkan kekebalan spesifik individu terhadap virus JE. “Sasarannya adalah anak usia 9 bulan sampai 15 tahun,” ujar Menkes Nila Moeloek.
Dikatakannya, JE merupakan penyebab utama penyakit ensefalitis virus Asia termasuk di Indonesia. Virus tersebut ditularkan oleh nyamuk Culexyang terinfeksi virus JE kepada manusia.
Jenis nyamuk ini banyak ditemukan di areal persawahan, kolam, selokan yang selalu digenangi air. Sedangkan reservoirnya adalah babi, kuda, dan beberapa spesies burung. “JE dapat menimbulkan kematian, bila bertahan bisa terdapat gejala sisa yang berat termasuk kelumpuhan dan keterbelakangan mental,” ujarnya.
Berdasarkan data surveilans sentinel tahun 2016 di Indonesia, sembilan provinsi yang melaporkan adanya kasus JE, yakni Provinsi Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, DKI Jakarta, DI Jogjakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Kepulauan Riau.
“Hasil surveilans sentinel 2016 dari 11 provinsi terdapat 326 kasus, dengan 43 kasus (13 persen) di antaranya positif JE. Sebanyak 85 persen kasus JE di Indonesia terdapat pada kelompok usia kurang dari 15 tahun, dan 15 persen kelompok usia lebih besar dari 15 tahun. Kasus JE terbanyak di Provinsi Bali,” tutur Menteri Nila Moeloek.
Belum ada obat khusus untuk menyembuhkan penyakit ini. Hanya dapat mengurangi gejala (mencegah perburukan kasus). Oleh karena itu pemerintah pusat melalui Kemenkes RI sangat konsen untuk mengkampanyekan imunisasi JE dan menghindari gigitan nyamuk.
Ditambahkannya, Bali dipilih sebagai tempat pencanangan kampanye JE, karena di Bali dalam kurun waktu 3 tahun banyak terjadi kasus JE. “Target kami di Bali untuk diberikan vaksin sebanyak 962.000 orang atau 95 persen, dan untuk Tabanan sebanyak 84.454 yang diberikan imunisasi JE,” tandas Menteri Nila Moeloek. Menurutnya, imunisasi JE akan dilakukan berkelanjutan bisa di Posyandu, Puskesmas, dan menyasar sekolah dari PAUD, SD, dan SMP. *d
1
Komentar