Bupati Melayat ke Rumah Korban Tersambar Petir
Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri, melayat ke rumah korban tewas tersambar petir di Banjar Beluhu Kauh, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Karangasem, Kamis (1/3).
AMLAPURA, NusaBali
Kedatangan Bupati Mas Sumatri disambut putra korban I Wayan Tebeng, I Ketut Mawan dan istri almarhum, Ni Nengah Tebeng. Turut hadir mendampingi Bupati yakni Sekda I Gede Adnya Muliadi, staf ahli Bupati I Wayan Sutapa, dan Kabag Humas dan Protokol I Gede Waskita Suta Dewa.
Bupati Mas Sumatri menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya I Wayan Tebeng bersama putrinya, Ni Wayan Bawak, saat berteduh di gubuk kebun kacang, di Banjar/Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Minggu (25/2). “Kami datang untuk menyampaikan duka cita agar keluarga yang ditinggalkan tetap tabah dan semangat bekerja. Sedangkan yang meninggal, agar mendapatkan tempat yang layak sesuai karma bhaktinya,” jelas Bupati Mas Sumatri.
Bupati Mas Sumatri menambahkan, umat manusia selama ini terus berupaya menghindari bencana, terkadang antara takdir dan nasib, menghendaki lain.
Bupati Mas Sumatri menanyakan kepada istri korban, Ni Nengah Tebeng, saat musibah terjadi di kebun kacang. “Titaing nenten sareng, titiang sakit sirah. (Saya tidak ikut, saya sakit kepala),” ucap Ni Nengah Tebeng. Semetara putra almarhum, I Ketut Mawan menegaskan, selama ini ibu kandungnya tidak pernah ikut berkebun. “Ibu saya selama ini hanya tinggal di rumah, tidak pernah ikut bekerja di kebun,” ujar Ketut Mawan.
Ketut Mawan memaparkan, upacara menguburkan jenazah ayah dan adiknya diundur beberapa hari sejak musibah terjadi. Sebab, ada beberapa kali hari raya, sesuai ketentuan Desa Pakraman Beluhu, hal itu merupakan larangan. Hari raya yang dimaksud yakni Buda Wage Kelawu, Rabu (28/2) dan Purnama Kasanga, Kamis (1/3). “Upacara dilaksanakan tanggal 2 Maret,” jelas Ketut Mawan.
Sementara Bendesa Pakraman Beluhu, I Komang Sartika yang hadir di acara itu membenarkan. “Ada beberapa hari raya untuk menguburkan jenazah mesti melewati hari raya itu,” jelas Sartika. Seperti berita sebelumnya, dua korban meninggal di tempat yakni pemilik kebun kacang, I Wayan Tebeng, 70, bersama anaknya Ni Nyoman Bawak, 35. Sedangkan tujuh korban lainnya semuanya selamat. Mereka itu I Nyoman Jenek alias Para, 35 (anak korban I Wayan Tebeng), Ni Ketut Sari, 30 (anak), I Ketut Tika, 32 (menantu), Kadek Denik, 8 (cucu), Komang Erik, 2 (cucu), Ni Putu Mae Anggraini, 12 (cucu), dan Ketut Purnami, 13 (cucu). *k16
Bupati Mas Sumatri menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya I Wayan Tebeng bersama putrinya, Ni Wayan Bawak, saat berteduh di gubuk kebun kacang, di Banjar/Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Minggu (25/2). “Kami datang untuk menyampaikan duka cita agar keluarga yang ditinggalkan tetap tabah dan semangat bekerja. Sedangkan yang meninggal, agar mendapatkan tempat yang layak sesuai karma bhaktinya,” jelas Bupati Mas Sumatri.
Bupati Mas Sumatri menambahkan, umat manusia selama ini terus berupaya menghindari bencana, terkadang antara takdir dan nasib, menghendaki lain.
Bupati Mas Sumatri menanyakan kepada istri korban, Ni Nengah Tebeng, saat musibah terjadi di kebun kacang. “Titaing nenten sareng, titiang sakit sirah. (Saya tidak ikut, saya sakit kepala),” ucap Ni Nengah Tebeng. Semetara putra almarhum, I Ketut Mawan menegaskan, selama ini ibu kandungnya tidak pernah ikut berkebun. “Ibu saya selama ini hanya tinggal di rumah, tidak pernah ikut bekerja di kebun,” ujar Ketut Mawan.
Ketut Mawan memaparkan, upacara menguburkan jenazah ayah dan adiknya diundur beberapa hari sejak musibah terjadi. Sebab, ada beberapa kali hari raya, sesuai ketentuan Desa Pakraman Beluhu, hal itu merupakan larangan. Hari raya yang dimaksud yakni Buda Wage Kelawu, Rabu (28/2) dan Purnama Kasanga, Kamis (1/3). “Upacara dilaksanakan tanggal 2 Maret,” jelas Ketut Mawan.
Sementara Bendesa Pakraman Beluhu, I Komang Sartika yang hadir di acara itu membenarkan. “Ada beberapa hari raya untuk menguburkan jenazah mesti melewati hari raya itu,” jelas Sartika. Seperti berita sebelumnya, dua korban meninggal di tempat yakni pemilik kebun kacang, I Wayan Tebeng, 70, bersama anaknya Ni Nyoman Bawak, 35. Sedangkan tujuh korban lainnya semuanya selamat. Mereka itu I Nyoman Jenek alias Para, 35 (anak korban I Wayan Tebeng), Ni Ketut Sari, 30 (anak), I Ketut Tika, 32 (menantu), Kadek Denik, 8 (cucu), Komang Erik, 2 (cucu), Ni Putu Mae Anggraini, 12 (cucu), dan Ketut Purnami, 13 (cucu). *k16
1
Komentar